Menjadi petualang cewek itu ada susah dan ada senangnya. Pastinya, apa sih hal
di dunia ini yang tidak memiliki dua sisi.
Tapi kadang hal ini selalu menjadi ganjalan
untukku.
Untukku yang suka sekali jalan-jalan, tapi sadar
diri kalau Cuma punya duit pas-pasan. Tapi punya duit pas-pasan tentu bukan
halangan untuk bisa pergi kemana saja bukan?
Sama seperti kejadian tadi ketika aku menelpon
mama
Aku : Ma, aku
liburan ini mau jalan-jalan ya
Mama : Kemana? (masih dengan nada
biasa saja)
Aku : Jakarta
mungkin
Mama : Naik apa? (masih nyantai
ngasih pertanyaannya)
Aku : Travel?
(dengan nada tidak yakin, jangankan mama, aku saja sebenarnya belum memutuskan
akan naik apa ke jakarta sana)
Mama : Sama siapa (dan disini
pertanyaan paling pamungkas dari setiap pembicaraan ini)
Aku : sendiri
Kemudian mama akan mulai mengingatkan tentang
jenis kelaminku yang sejak kecil adalah perempuan, dan bla bla bla. Sepertinya
menjadi perempuan membatasi ruang gerakku untuk pergi kesana-kemari sendiri.
Tapi kemudian aku berpikir, mama manapun mana ada yang dengan senang hati dan
riang gembira melepaskan anak gadisnya pergi sendiri ke tempat yang bahkan
belum pernah dia datangi sebelumnya.
Jakarta..
Di dalam pikiran mama pasti adalah ‘copet,
pemerkosaan, dan hal-hal keras lainnya yang sering sekali dilihatnya di TV’.
Aku juga tidak tahu apakah jakarta seperti yang digambarkan itu. Tapi bukannya
kita harus membuktikannya sendiri. Sekeras itukah jakarta?
Lagipula tingkat keingintahuanku begitu besar.
Sangat besar malah ketika aku sedang bosan di suatu tempat, sedang libur, dan
sedang punya uang untuk jalan-jalan. Selain itu, aku juga tidak akan tinggal
lama disana, aku hanya sekedar liburan. Mengisi waktu liburanku setelah exam.
Diakhir pembicaraanku dengan mama via telpon
itu, akhirnya dia mengizinkanku pergi, dengan syarat, aku setidaknya punya
teman kesana, atau paling tidak, aku punya sesuatu yang dapat meyakinkan dia
kalau aku akan tiba dengan baik-baik saja di Jakarta sana. Lagipula, mama tidak
akan pernah menang kalau mengenai kebiasaan ‘bepergian sendiri’ku itu. Bukankah
aku sudah ke beberapa tempat sendiri. Benar-benar sendiri, dan tanpa teman. Dan
alhamdulillah sepanjang perjalananku itu, aku masih baik-baik saja.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar