iklan

Senin, 19 November 2012

cewek dan petualangan


Menjadi petualang cewek itu ada susah dan ada senangnya. Pastinya, apa sih hal di dunia ini yang tidak memiliki dua sisi.

Tapi kadang hal ini selalu menjadi ganjalan untukku.

Untukku yang suka sekali jalan-jalan, tapi sadar diri kalau Cuma punya duit pas-pasan. Tapi punya duit pas-pasan tentu bukan halangan untuk bisa pergi kemana saja bukan?

Sama seperti kejadian tadi ketika aku menelpon mama

Aku     : Ma, aku liburan ini mau jalan-jalan ya

Mama  : Kemana? (masih dengan nada biasa saja)

Aku     : Jakarta mungkin

Mama  : Naik apa? (masih nyantai ngasih pertanyaannya)

Aku     : Travel? (dengan nada tidak yakin, jangankan mama, aku saja sebenarnya belum memutuskan akan naik apa ke jakarta sana)

Mama  : Sama siapa (dan disini pertanyaan paling pamungkas dari setiap pembicaraan ini)

Aku     : sendiri

Kemudian mama akan mulai mengingatkan tentang jenis kelaminku yang sejak kecil adalah perempuan, dan bla bla bla. Sepertinya menjadi perempuan membatasi ruang gerakku untuk pergi kesana-kemari sendiri. Tapi kemudian aku berpikir, mama manapun mana ada yang dengan senang hati dan riang gembira melepaskan anak gadisnya pergi sendiri ke tempat yang bahkan belum pernah dia datangi sebelumnya.

Jakarta..

Di dalam pikiran mama pasti adalah ‘copet, pemerkosaan, dan hal-hal keras lainnya yang sering sekali dilihatnya di TV’. Aku juga tidak tahu apakah jakarta seperti yang digambarkan itu. Tapi bukannya kita harus membuktikannya sendiri. Sekeras itukah jakarta?

Lagipula tingkat keingintahuanku begitu besar. Sangat besar malah ketika aku sedang bosan di suatu tempat, sedang libur, dan sedang punya uang untuk jalan-jalan. Selain itu, aku juga tidak akan tinggal lama disana, aku hanya sekedar liburan. Mengisi waktu liburanku setelah exam.

Diakhir pembicaraanku dengan mama via telpon itu, akhirnya dia mengizinkanku pergi, dengan syarat, aku setidaknya punya teman kesana, atau paling tidak, aku punya sesuatu yang dapat meyakinkan dia kalau aku akan tiba dengan baik-baik saja di Jakarta sana. Lagipula, mama tidak akan pernah menang kalau mengenai kebiasaan ‘bepergian sendiri’ku itu. Bukankah aku sudah ke beberapa tempat sendiri. Benar-benar sendiri, dan tanpa teman. Dan alhamdulillah sepanjang perjalananku itu, aku masih baik-baik saja. Alhamdulillah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar