Hari ke-4 backpackeranku. Masih dari daerah Mataram.
Aku memulai pagi dengan rutinitas yang hampir sama seperti kemarin.
Pagi-pagi naik ke rooftop, menikmati
pemandangan matahari terbit sebentar. Turun lagi ke kamar, nyeduh kopi sambil
ngelihatin bapak-bapak yang berkegiatan di sawah. Setelah puas dan kopiku
habis, baru aku siap-siap pergi.
Kali ini tujuannya adalah ke daerah Sengigi dan sekitarnya.
Tempat pertama yang aku datangi adalah Pura batu bolong. Tempatnya tidak
begitu jauh sih. Jalanannya juga bagus-bagus aja. Ini jalan menuju Sembalun
juga kalau kamu ada niatan naik Rinjani. Berhubung aku solo, aku tidak akan
naik gunung. Rame-rame pun aku tidak akan naik gunung kalau tidak ada Rio. Aku
tidak percaya orang lain bisa menjagaku di gunung, selain saudara kandungku
sendiri.
Balik lagi ke topik. Pura batu bolong ini sebenarnya tempat ibadah, tapi
dibuka untuk umum. Wajib sewa kain ya kalau masuk kesini, bayar seikhlasnya.
Lombok nih, rata-rata seikhlasnya. Beda sama Banda Neira yang udah ada harga
resminya.
Awalnya disini tuh seru, aku ngambil foto dan video, sampai ada aja
ide-nya manusia satu ini. Aku ke pantainya bukan ke pura-nya. Tidak ada
larangan memang. Tapiiiiii... pantainya tuh ga rata, agak menurun gitu, dan aku
dengan PD-nya naruh tripod di pantai itu.
Kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya? Airnya ternyata lagi pasang.
Demi nyelamatin sepatuku. Iya, aku pake sepatu, padahal udah tahu bakalan ke
pantai, bisa-bisanya pake sepatu. Gara-gara aku mau menyelamatkan sepatuku agar
tidak basah. Hp-ku yang masih dalam mode ngerekam dan terpasang di tripod,
akhirnya jatoh karena kena air laut. Kenapa bisa jatoh? Karena permukaan tempat
aku naroh tripod itu memang miring dan namanya juga pasir pantai ya, tentu
tidak keras, kena air laut keseretlah.
Apakah sepatuku aman setelah mengorbankan hp-ku? Tidak... dia basah. Dan
kamu tahu apalagi gong-nya? Hp-ku Face ID-nya rusak seketika. Hahaha. Masih
pagi loh. Bisa-bisanya manusia ini. Udah nih. Karena hp dan sepatu udah jadi
korban, aku pindah tempat. Duduk sebentar ngeringin sepatu. Face ID-ku jelas
sudah tidak berfungsi. Tapi bukan masalah besar, selebihnya masih berfungsi
dengan baik. Face ID-nya sampai hari ini masih tidak berfungsi.
Pas mau pergi, aku ingat kalau kacamataku ketinggalan di batu-batu di
pantai tadi. Jadi aku balik lagi, ngambil kacamata dulu. Ah manusia satu ini
emang ngeribetin diri sendiri aja.
Ah, aku lupa infoin. Pantai Sengigi itu pasir pantainya cenderung hitam
ya.
Selanjutnya pas sepatuku udah agak keringan dan aku lapar, aku ke pantai selanjutnya Pantai Nipah namanya. Nah pantai nipah ini jauh lebih landai dan friendly. Banyak banget pengunjungnya. Aku memilih pantai ini karena direkomendasikan temanku yang orang Lombok. Kami tidak bisa ketemu karena dia udah masuk HPL. Kasian kalau harus nemuin aku apalagi nemenin aku jalan-jalan.
Nah di pantai ini aku ngeringin sepatuku lagi. Sambil memesan ikan bakar
dan kangkung plecing. Ikan bakarnya milih sendiri ya. Aku milih yang harganya
Rp 50.000,- udah sama nasi. Kangkungnya dijual terpisah, seporsinya Rp 5.000,-
juga tidak disediakan air, jadi aku beli air mineral juga seharga Rp 5.000,-.
Disini aku rada lama, karena nungguin sepatuku kering dulu ye kan.
Aku baru balik pas sore. Tapi di tengah jalan aku kejebak hujan pas di
Makam Batu Layar. Disekitar sini banyak yang jualan. Tapi karena aku baru aja
makan, jadi aku Cuma pesan kopi. Hujannya sumpah aweeeetttt banget. Ada kali 3
jam aku disitu dengan segelas kopi yang ku hemat-hemat minumnya.
Hujannya baru berhenti pas malam, terus aku bingung kan tuh mau ngapain.
Semalam aku udah pulang dengan kesal karena ga jadi ke pantai viral, masa’
malam ini aku di hotel lagi.
Pertama-tama aku nyari laundry dulu, ada yang dekat hotel. Express-nya Cuma
Rp 10.000,- tanpa minimal berat. Keren ga tuh. Tumben aku dapat laundry yang
bersahabat gini pas backpacker.
Setelah nganter laundry, makin bingung aku mau ngapain dan kamu tahu apa
yang aku lakukan begitu balik ke hotel. Aku ke Mall. Tujuannya Cuma 1, nonton
final destination. Abis nonton aku langsung
pulang. Aku sempat bikin story di wa waktu aku nonton, dan sepupuku
berkali-kali memastikan aku beneran ke Mall sendiri apa ketemu orang. Biasanya
kalau aku backpackeran, aku emang cenderung tidak masuk Mall. Kali ini aku
masuk Mall, ya Cuma karena pengen nonton aja.
Makan malamnya, aku nyari dekat hotel (lagi lagi). Di jajanan pinggir
jalan itu. Dan pilihanku jatuh ke nasi goreng seharga Rp 15.000,- dan tak lupa
aku beli roti bakar lagi. Besok aku bakalan pergi agak jauh, jadi sarapannya
kudu yang aku suka banget. Apalagi kalau bukan roti bakar cokelat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar