Hallo lagi...
Tahun ini aku agak sedikit slow down dibanding tahun kemarin, karena
emang niatnya gitu sih dari terakhir backpackeranku ke Brunai. Aku baru akan pergi
keluar lagi di pertengahan tahun, tujuannya Bali. Titik.
Kenapa Bali?
Seperti sering aku ceritakan, tempat pertama yang pengen banget aku
datangin tuh ya bukan lain adalah Bali, eh ternyata rezekinya malah ke Belitung
pertama kali. Tahun berganti, sudah banyak tempat kudatangi, ke Bali-nya Cuma
kalau dapat jatah transit aja. Aku lumayan beruntung sih, karena pernah dapat
jatah transit sehari di Bali, jadi bisa keliling-keliling sampe ke Pantai
Pandawa sana. Nah, dengan alasan itulah kenapa kali ini aku memilih backpacker
ke Bali, meski pada akhirnya aku tetap ke pulau lain sih selain Bali. Sekali
beli tiket pesawat, dua tiga pulau harus kudatangi. Begitulah prinsipnya.
Jadi... pada suatu pagi, diantarkanlah aku ke Bandara oleh sepupuku.
Langsung naik ke gate karena aku udah check
in online. Aku dapat tiket pesawat di harga Rp 1.570.370,- (satu juta lima ratus tujuh puluh ribu tiga
ratus tujuh puluh rupiah). Lion air tentu saja, apalagi kalau bukan karena itu
yang termurah.
Jam 11.30 aku nyampe bandara Ngurah Rai, langsung nyari cara keluar bandara
dengan pake bus. Tapiiiii... karena aku akhirnya muter-muter ga jelas di dalam bandara
nyari kemana itu tempat bus-nya, akhirnya aku naik blue bird ke hotel yang udah
ku booking buat semalam jauh jauh hari sebelumnya.
Iya semalam aja. Karena besok-nya aku berencana ke Lombok. Sekali lagi,
ini karena aku tidak mau rugi beli tiket pesawat mahal-mahal tapi Cuma datang
ke satu tempat aja. Itu doang alasannya. Padahal di awal bilang mau focus ke
Bali aja. Hehe.
Aku ga gitu tahu ya layanan blue bird di bandara itu ada yang biasa atau
ga, tapi aku dapat yang mobil listrik, lumayanlah ya. Lucu banget, pintunya
dibukain, dah kayak orang kaya banget aku.
Hotelku sendiri ada di daerah Kuta. Seingatku terakhir kali aku datang
pas mau ke Labuan Bajo itu, pantai kuta tuh deket banget itu dari bandara, tapi
ternyata sekarang jalannya muter, jadi lumayan banget jaraknya. Pada akhirnya
aku membayar Rp 65.000,- (Enam puluh lima
ribu rupiah) sesuai argo.
Kalau kau tanya aku worth it
atau tidak. Worth it sih, tapi kalau
aku nemu bus-nya aku yakin aku bisa lebih hemat, karena biaya-nya kan Cuma Rp
4.400,- (empat ribu empat ratus rupiah).
Tapi ya sudahlah ya. Nanti pulangnya aja baru aku nyobain naik bus itu.
Ah aku lupa info, hotel yang aku booking dari jauh-jauh hari itu namanya
The Kubu Hotel, dia tuh masuk gang. Tadi taksinya agak kesusahan, tapi
dianterin sampe depan hotelnya sih Alhamdulillah. Aku dapat di harga Rp
114.348,- (Seratus empat belas ribu tiga
ratus empat puluh delapan rupiah). Ga ada AC-nya (ya harga segitu, wajarlah
ya kalau dapat kipas angin doang), tapi yang aku suka, kamarnya tuh ada balkon.
Aturannya balkon tuh ngadep ke kolam renang. Tapi pas aku kesana, kolam
renangnya lagi dalam masa renovasi, maka yang aku lihat hanyalah tiang-tiang
bambu buat konstruksi.
Tapi tidak masalah, aku bukan mau berenang di kolam juga, aku mau
sunsetan di kuta. Hehe. Tapi sebelum itu, aku mau ke tempat bus menuju Padang
Bai dulu. Namanya Permana Bus tour and travel, aku jalan kaki aja dari hotel,
karena ya deket emang. Dari Kuta ke Padang Bai tuh Rp 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) per
orangnya, dengan waktu keberangkatan jam 7 pagi.
Tiket ke Padang Bai udah aman, waktunya keliling Bali.
Aku sebenarnya Cuma punya 3 hal yang akan ku lakukan di Bali hari ini,
sisanya aku lakukan nanti. 3 hal itu adalah makan nasi tempong indra, ke museum
Bali (karena tiap kali ke Bali, aku selalu gagal masuk), dan yang ketiga sunsetan
di pantai Kuta. Itu aja. Jadi untuk 3 hal itu, aku tidak perlu sewa motor yah,
kalau jauh, baru aku sewa motor. Naik ojek online aja bisa.
Jadi dari Permana Bus itu, aku naik grab ke nasi tempong indra. Kamu
tahu berapa tarifnya? Rp 4.000,- rupiah aja. Terbaik memang. Sampai di nasi
tempong indra langsung disambut sama satu orang karyawannya dan diarahkanlah
aku duduknya dimana, setelah ditanyain kalau berapa orang.
Kenapa aku kesini, karena aku bosen makan ayam betutu atau sate lilit
tiap kali ke Bali, jadi aku nyobain yang lain yang lagi rame juga. Dan ini
tempatnya. Emang rame sih, sesuai beritanya. Aku makan nasi ayam tempong dan es
teh, dibandrol seharga Rp 77.000,- (tujuh
puluh tujuh ribu rupiah) masih okelah ya harganya.
Ah, ini soal rasa ya.. jadi tergantung selera, dan menurutku sambelnya
kurang mantap. Ga nendang. Mungkin karena aku emang hobi makan sambel kali ya.
Karena sepenglihatanku pengunjung yang lain tuh sampe ketingetan makannya, aku
malah kek rasanya kok agak kurang ya.
Perut sudah terisi, waktunya ke Museum Bali. Naik ojek online lagi, tapi
tarifnya ga Rp 4.000,- lagi, menjadi Rp 16.000,- (Enam belas ribu rupiah), jaraknya lumayan jauh sih, mana beberapa
kali ngelewatin lampu merah ya kan, jadi makin lama.
Kali ini aku berhasil masuk museum? Sekali lagi aku gagal. Haha. Padahal
udah di depan pintunya, tapi ga bisa masuk karena museumnya udah tutup, disuruh
balik besok aja. Aku malah berakhir di pura sebelah museum bali. Pura
Jagatnatha namanya. Persis sebelah museum Bali. Baiklah, aku jadi punya alasan
lain lagi untuk balik ke Bali.
Karena udah sore dan lumayan mendung, aku buru-buru pindah lagi ke Kuta.
Tarif ojeknya kembali naik, jadi Rp 23.000,- (dua puluh tiga ribu rupiah).
Jaraknya tentu saja lebih jauh, aku sampe bosen duduk di motor, padahal abang
ojeknya lumayan ngebut bawanya karena takut kehujanan.
Akhirnya aku menyusuri pantai kuta, nyari tempat duduk yang enak,
menikmati soreku yang damai. Sunsetnya agak sedikit terhalang awan, ga yang
merah kayak postingan orang-orang tuh. Mungkin karena aku udah lihat langit
sunset super bagus di Brunei kali ya, jadi standartku makin tinggi. Padahal ku
lihat orang-orang amat menikmati suasana sunsetnya. Kebanyakan bule sih emang.
Cewek-cewek sibuk berfoto dengan baju pantai atau bikini-nya, sementara
cowoknya jadi fotografer.
Setelah puas melihat sunset dan melihat perilaku orang tentu saja, aku
kembali berjalan kaki menikmati suasana Kuta di malam hari, dan mampir makan
malam sebelum balik ke hotel. Aku sempat lewatin toko buku bekas, sempat masuk
juga. Tapi karena aku emang bawa buku, dan aku mikir juga, nanti tasku tambah
berat, padahal baru hari pertama, masa’ udah nambah aja bebannya. Jadi aku
membatalkan niatku untuk beli buku. Kapan-kapan, insyaallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar