iklan

Kamis, 26 September 2013

tidak perlu pintar, yang penting bisa

Ada Gong super besar yang tiba-tiba dibunyikan tepat di telingaku, sangat dekat, sehingga membuatku merasa tertampar. Kata itu diucapkan oleh salah seorang teman kuliahku ketika sedang menanti kuliahku yang sudah molor 15 menit dari waktu yang ditentukan. Saat itu aku dan beberapa temanku sedang membahas tentang tugas mata kuliah dan bahasa inggris bisnis, dan salah satu temanku sedang menceritakan bagaimana dia ketika mengikuti mata kuliah yang sama di semester yang lalu. Dan tiba-tiba gong itu dibunyikan.

Aku mulai berpikir, kata itu ada benarnya ada tidaknya juga. Pintar itu Cuma sesuatu yang kamu butuhkan di masa sekolah, ketika nilai menjadi suatu acuan, tapi akan berhenti dengan sendirinya ketika kamu mulai menghadapi dunia ini. Contohnya ada banyak sekali, saat si pintar menjadi pengangguran dan si tidak pintar mendapatkan pekerjaan yang layak dengan tunjangan hari tua. Si pintar di bidang ini, mendapat perkerjaan di bidang yang sama sekali dia tidak tahu. Jadi untuk apa menjadi pintar?

Dan sekali lagi ada peribahasa yang akan mematahkan kalau pintar itu penting. Allah bisa karena biasa. Seseorang akan mahir melahakukan sesuatu karena dari waktu ke waktu, yang dia lakukan adalah itu, mengerjakan itu, dan menyelesaikan itu, sehingga dia menjadi bisa dan mahir, jadi tidak perlu pintar dulu kan?

Banyak sekali orang sukses di dunia ini buktinya bukanlah orang pintar. Contoh paling nyata dan yang ku tahu adalah si bapak komputer Bill Gates. Dia bukan si jenius yang selalu dapat nilai A, dan menyelesaikan studinya dengan waktu singkat, dia adalah orang yang putus sekolah, dan akhirnya menjadi jutawan bahkan mungkin milyaran, yang menciptakan hal paling canggih yang kita gunakan. Pernah ku baca di suatu artikel, kalau setiap detiknya ada sejumlah uang yang ditransfer ke rekeningnya karena dia si pemilik dasar komputer.

Jadi untuk apa menjadi pintar?

Kalau minta dijabarkan tentang orang-orang putus yang putus sekolah kemudian menjadi sukses,sepertinya daftar itu akan banyak sekali, dan akan membuat kita berpikir kembali pintar itu penting tidak?

Menurutku sendiri pintar itu penting. Teramat penting. Mungkin kamu tidak perlu pintar untuk semua hal, jelas saja otak manusia itu terbatas. Seorang jeniuspun tidak mungkin menguasai semua hal, pasti ada bagian yang tidak terlalu dikuasainya. Tapi, betapa menyenangkannya menjadi seseorang yang pintar. Kamu bisa ternganga-nganga melihat seseorang berusia 15 tahun yang sudah menyandang status mahasiswa dan jurusannya adalah audio engginer. Ini kenyataan, itu adalah si Mikha Angelo, salah satu kontestan X-Factor Indonesia.

Maaannn.. Diusia segitu, aku baru kelas 1 dan siap-siap naik kelas 2 SMA sementara dia sudah kuliah. Kebayangkan gimana pintarnya dia. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dia makan setiap hari hingga bisa pintar seperti itu. Jawaban seorang temanku yang jenius (mendapat nilai 10 untuk UN Matematika) adalah dia makan seperti aku, nasi dan lain-lain sebagainya.

Selanjutnya orang yang menurutku pintar itu, bapak Presiden kita. Bapak B.J Habibie. Dia manusia yang sangat pintar, sehingga dia bisa membuat pesawat terbang. Terlalu pintar menurutku. Dan kita lihat bagaimana dia sekarang, seoarang sosok bapak idaman, Suami juara, dan tokoh nasional yang dibanggakan.

Jadi pintar itu penting. Karena isi kepala jauh lebih penting daripada tampilan luar.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar