iklan

Minggu, 03 Maret 2019

OpiniFit#10: Don't Feed you'r ego

Belakangan ini ada fenomena yang sepertinya sudah menjadi kewajaran bagi kita semua. Semua orang ingin terlihat wah, semua orang ingin mendapatkan perhatian, semua orang merasa "bintang". 

Caranya? Banyak jalan menuju Roma..maka lebih banyak cara untuk mencari perhatian publik, dalam hal ini teman-teman media sosial. Ada yang nyari perhatian dengan kerjaannya marah-marah, isi kebun binatang semua dikeluarin, makin banyak yang Kepo, makin jumawa-lah dia. Status marah-marahnya itu bisa berseri. Ada juga yang pamer, semua dipamerin. Ya keluarganya, ya pekerjaannya, ya pakaiannya, ya makanannnya, ya air matanya, ya duitnya, duh...semua-semua dipamerin. Sah-sah saja sih, aku tinggal lihat doang. Aku cuma Kasian, hidupnya kok ga ada privasi banget. Semua jadi konsumsi publik. Ada juga yang agamis banget, yang bangsat banget, Duh...mejikuhibiniu banget lah isi TL. 

Sah sah aja. Sekali lagi aku ga masalah soal itu. Yang jadi masalah buat aku adalah semua kebiasaan itu. Kenapa orang-orang jadi senang sekali memberi makan ego-nya. Demi like? Demi followers? Lalu untuk apa? 

Kalau dulu orang yang cari muka itu nyebelin banget. Bisa dibilang sekarang buka medsos sekarang kayak ketemu 1000 orang cari muka dalam satu waktu yang sama. Melelahkan. Pernah ga sih bertanya dalam hati, pamerin semua ini demi apa? Demi ngasih makan ego kamu pasti jawabannya. 

Ayolah, diluar sana banyaaaaaakkkk sekali hal diatas kamu, banyak juga hal di bawah kamu. Kenapa ga jadi diri sendiri saja? Kenapa Harus memuaskan ego kamu yang terus-terusan minta untuk dikasih makan? Memuaskan ego itu ga pernah ada habisnya loh. We are Human. Butuh perhatian. Tapi jangan jadi hamba-nya perhatian. Kita manusia. Mahluk dengan ego yang ga bisa dipisahin, tapi...ya jangan diturutin terus. Nyiksa tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar