Jogja terkenal sebagai kota pelajar, tapi aku
menyebutnya kota 1001 burjo. Burjo banyak bangetttt disana. Gorontalo terkenal
dengan bentornya dan Mari kita sebut sebagai kota 1001 Bentor. Dan, Mari
kunamakan Toraja sebagai negeri 1001 Tongkongan.
Tongkongan sendiri berasal dari kata tongkon
yang artinya duduk bersama-sama. Tongkongan ini rumah adat khas Toraja. Khas
banget karena bagian atapnya itu menyerupai perahu. Dan di Toraja itu
buanyaaakkkk sekali Tongkongan.
Kalau di kota lain Kamu ga bisa pake patokan
Indomaret/Alfamart sebagai petunjuk, di Toraja Kamu bisa pakai petunjuk itu,
dan ga bakalan nyasar ( anw, ga ada Alfamart di Toraja, adanya Alfamidi),
sumpah aku berani jamin. Penginapan Sesean Guest House aja patokannya Indomaret
ke-2 di Rantepao. Tapi jangan sekali-kali Kamu nerima patokan Tongkongan
sebagai petunjuk, yakinlah sumpah, Kamu bakalan nyasar. Hampir serial rumah
punya Tongkongan di halaman depannya. Dan semua modelnya sama. Ada pakemnya
kayaknya. Kecuali jumlah tanduk kerbau yang digantung di depannya pasti
beda-beda, tapi siapa juga yang iseng ngitungin berapa banyak tanduknya buat
jadi petunjuk.
Berhubung aku ga dapat informasi apa-apa karena
2 kali ke museum dan keduanya tutup, aku jadi ga tahu isi dalam Tongkongan apa.
Aku malah mengasumsikan isinya tuh jenazah yang menunggu upacara adat
pemakaman. Tapi entahlah, aku baca di wikipedia isinya kayak rumah, masalahnya
adalah pas ke Kete Kesu, ga Ada Tongkongan yang Ada tangganya buat naik ke atas.
Jadi untuk naik tuh semacam PR banget. Tapi entahlah ya. Mungkin mereka punya
cara sendiri untuk naik ke atas.
Oh iya, kalau cuma untuk foto di Tongkongan, Kamu bisa foto di depan penginapan Sesean Guest House. Depannya udah tongkongan. Ga perlu jauh-jauh nyari. Toh menurutku Tongkongan dimanapun Selama di Toraja, tetap Tongkongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar