Tujuan awal ketika dari museum Ne’ Gandeng
adalah Lokomata. Tapiiiiiiii, ya Allah, selama bawa motor, aku rasanya pengen
nangis karena ga ketemu-ketemu tempatnya, dan tiap kali nanya ke orang, selalu
dibilang “tempatnya di pinggir jalan, tapi masih jauh” dan benar-benar
jauuuuhhhh. Apalah itu buntu Burake, kecilll.
Sampai akhirnya kami ketemu kuburan di pinggiran
jalan, dan fotonya mirip Lokomata. Namanya Lembang Tonga Riu. Udahlah, itu aja.
Ga usah naik lagi, nanti pulangnya bakalan lebih jauh lagi, dan itu posisinya
kami belum makan siang, dan nyari makanan di Rantepao itu harus pinter-pinter,
karena masyarakatnya mayoritas beragama Kristen.
Tonga Riu sendiri benar-benar berada di
pinggiran jalan, ada pekuburan buatan kayak di Lemo. Dari batu gitu dan di lubangin.
Bedanya di Lembang Tonga Riu ini kayaknya jadi tempat pacaran anak-anak
sekitar. Pas kami sampai sini, ada 2 pasangan yang lagi sibuk foto-foto.
Lembang Tonga Riu ini ada di desa Sesean. Dan
beneran jauh. Pantesan waktu pertama kali turun dari bus dan bilang Sesean,
kondektur bus-nya langsung nyaranin untuk nyewa mobil, karena beneran jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar