Hari terakhir di Labuan Bajo..
Seperti sudah diceritakan di part 3 kemarin bahwa hari terakhir di
Labuan Bajo ini hanya akan kami gunakan untuk berburu oleh-oleh dan minum kopi.
Kami memulai hari udah siang banget, hampir makan siang. Tapi ku rasa itu tidak
menjadi masalah, mengingat 2 hari terakhir fisik dipake terus.
Karena sebenarnya tempat oleh-oleh dan kopi dekat dari The Teuz
Hotel, kami memutuskan untuk jalan kaki saja hari ini. Tidak perlu pake motor.
Toh motornya juga udah dibalikin semalam. hemat juga.
Ah, selain nyari oleh-oleh, di hari terakhir ini kami harus rapid
juga. Di bandara ada, tapi jangan kaget sama harga-nya Rp 275.000,- (dua
ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) untuk rapid antigen, dan Rp 150.000,- (seratus
lima puluh ribu rupiah) untuk rapid antibody dong. Sekali lagi, ku harus
membayar lebih mahal karena kami ada transit 3 jam di Bali dan rencananya masih
mau keluar bandara untuk nyari makan dan oleh-oleh tambahan.
Setelah hasil rapid-nya keluar, kami baru beli tiket balik.
Sungguh mendadak sekali ya beli tiketnya, untung aja harganya masih Rp
1.264.000,- (satu juta dua ratus enam puluh empat ribu rupiah). Urusan
tiket beres, waktunya beli oleh-oleh. kalau tiba-tiba harga tiket naik, bisa ga
jadi pulang aku kayaknya.
Tujuan beli oleh-oleh kami ini adalahdi Exotic. Tepat di muka
Bandara banget tempatnya. Nyebrang jalan aja. Dari bangunan dan lokasi,
sudah bisa ditebak ya harganya berapaan, tapi ya mau gimana lagi, ga ada tempat
selain disitu yang bisa dituju untuk beli oleh-oleh. Dan jujur saja, untuk
hamba yang sobat missqueen ini, harganya wow sekali. Meski pada akhirnya aku
tetap beli juga disini.
Aku beli kopi. Ini kayaknya udah jadi kewajiban banget untuk beli
tiap kali travelling. Orang rumah pada doyan ngopi semua. Di tempat ini kamu
bisa nemu banyak hal, mulai dari gantungan kunci, gelang, kain, syal, pakaian
jadi-pun ada. Sejujurnya aku naksir banget sama outer-nya, warnanya masuk
palate warna-ku, tapi begitu lihat harganya, ku Cuma bisa istigfar
banyak-banyak. Harganya lebih mahal daripada tiket yang baru saja aku beli.
Tapi karena emang lagi sepi dan sumpah aku kepengen banget outer
itu, ku cobain juga. Eh sama kakak-nya yang jaga aku malah jadi ditawarin motif
lain yang lebih bagus, padahal mah aku mana ada niatan beli, Cuma foto doang.
Ini beli oleh-oleh yang kecil-kecil aja udah lumayan banget harganya.
motif yang dipilih kakak penjaga-nya |
Selanjutnya kami jalan kaki lagi menuju Kopi Mane Inspiration.
Deket aja kok dari Exotic, searah sama bandara juga. Tempatnya juga di
pinggiran jalan, ada plang namanya, jadi ga susah buat nyari. Tempatnya sendiri
tidak mewah, tapi nyaman banget di tengah terik matahari Labuan Bajo terus mau
ngopi. Yah, agak mikir-mikir juga aku mau ngopi tengah hari terik kayak di
Labuan Bajo. Tapi demi kopi flores, ku jabanin juga.
Ada 4 jenis kopi yang bisa dipilih waktu kami kesini, ada kopi
yang rasanya pekat dipesan Vian, yang agak ada rasa susu-nya dipesan Ririn,
sedangkan pilihanku jatuh ke kopi Juria, yang biji kopinya hanya dipanen 2
tahun sekali, rasanya lebih lembut. Satu jenisnya lagi aku udah ga notice kalau
apa, ku sudah terlalu focus ke biji kopi yang hanya dipanen 2 tahun sekali tuh
rasanya kayak apa. Dan kurasa untuk kopi segitu, dibandrol Rp 25.000 (dua
puluh lima ribu rupiah) itu pantas-pantas saja. Kopi yang lain harga
pergelas-nya Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah). Disini bisa juga beli kopi,
tapi harganya lebih mahal dari yang di Exotic, cuma aku ga gitu merhatiin
berapa isi-nya. Tapi pas itu si kopi Juria tuh ga ada. Dijual per-gelas aja.
Di kopi Mane inspiration ini ga melulu soal kopi, ada
makanan ringan sampai makanan berat. Ada pisang goreng (tanpa sambal), ada
soto, nasi goreng, nasi ayam juga kayaknya ada. Tiba-tiba ngeblank karena si
kopi Juria.
Ku rasa aku memilih kopi yang tepat untuk siang itu, benar saja
rasanya memang tidak sekuat rasa kopi pada umumnya. Kenapa aku bisa tahu?
Karena sore harinya aku menikmati sore di teras kamar hotel sambil ngopi Flores
seharga Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)/ gelasnya.
Sebenarnya sih kalau kau mau minum kopi flores secara gratis,
tinggal bilang aja kalau kau mau sarapan dengan kopi ke Kak Stenly. Tapi
dasarnya dia nyediain teh sebagai pendamping Roti. Dan menurutku itu bukan
masalah, toh aku emang jarang sarapan pake kopi.
Balik lagi ke topic, abis rapid, makan siang, beli oleh-oleh, kami
sudah tidak keluar lagi. Malamnya kami baru ngumpul di teras depan hotel pas
pesan makanan. Kami pesan makanan di grab, nasi se besek. Kebetulan aku lagi
pengen bebek, dan satu-satunya yang jual Bebek ya Cuma disitu. Ririn pesan
lilit urap, dan Vian pesan Bebek juga.
Perut kenyang..waktunya packing...
Tapi tenang saja, part selanjutnya bukan cerita soal balik kok,
masih ada hal-hal tambahan yang harus aku ceritakan, kayak se’i sapi, dan
cerita lainnya yang sempat ku lewatkan.
Sampai ketemu di Labuan Bajo #5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar