Pagi ke-2 di Medan. Dan aku serta rombongan kami masih ada di pulau
samosir. Kali ini kami memulai hari lebih cepat, karena mungkin kami semua
tidur lebih awal. Juga udah janjian untuk jangan seperti hari kemarin.
Pemandangan dari hotel |
08.30 kami check out dengan tujuan nyari sarapan sekalian jalan ke Bukit
Holbung-nya. Ketemu tempat makan yang juga sekaligus penginapan. Kami mampir
kesitu karena ada tulisan halal-nya. Sekali lagi nyari yang halal itu wajib.
Kami semua memesan nasi goreng. Juga minuman hangat. Karena emang
cuacanya lumayan sejuk, juga pemandangan yang disajikan tuh ga cocok kalau
dinikmati sama yang es-es gitu. Juga karena penginapan kami tidak dapat
sarapan. Jadi kami semua jalan dengan keadaan perut kosong.
Sekali lagi aku ga tahu harganya berapa. Tapi lumayan murah. Kami
berlima makan nasi goreng, ditambah dua porsi kentang goreng, dan masing-masing
minuman hangat tuh ga nyampe Rp 200.000,-an. Persisnya aku ga tahu berapa.
Doakan saja aku bisa backpackeran lagi ke Medan, dan akan ku rinci
berapa harga-harganya. hehe
Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan. Tapi sempat salah
jalan, terus akhirnya Bang Hendrik (temennya Ririn) dan Nathan memutuskan untuk
nanya di salah satu tempat wisata yang kebetulan banyak orang lagi nongkrong di
depannya. Namanya Sopo Guru Tatea Bulan. Ini kami lewatin sebelum salah jalan.
Kami tahu tuh salah jalan, karena jalannya udah ga aspal lagi. Masih jalanan
tanah gitu. Padahal itu kan jalanan yang kea rah Medan juga, jadi pasti udah
aspal-lah ya.
Sopo Guru Tatea Bulan nih tempat karamat, jadi pakaiannya wajib sopan
ya. Ga mesti celana panjang, tapi setidaknya jangan terbuka aja. Tempat ini isinya
patung-patung silsilah keluarga Si Raja Batak. Asal muasal marga-marga yang ada
di Medan dan bakalan dijelaskan sama pemandu-nya. Kebetulan pemandu kami adalah
keturunan Raja Batak. Kalian wajib kesini sih kalau nanti kalian ke Samosir
juga.
Disini ga ada retribusi, tapi seikhlasnya aja ngasih. Tempatnya enak
banget. adem, dikelilingi pegunungan. Benar-benar bagus. Juga akan nambah banyak
informasi tentang Batak, hubungannya dengan Toraja, dengan Nyi Roro Kidul, dan
hampir semua hal di dunia.
Kalau mau foto, izin dulu ya. Jangan asal main foto aja. Karena tempat
itu keramat.
Selanjutnya kami ke Bukit si Bea-Bea. Ini satu arah sama bukit holbung.
Disini sedang pembangunan Patung Yesus yang jauh lebih tinggi daripada patung
Yesus yang ada di Rio Janeiro. Kalau yang ada di Rio tuh 30mtr, yang ada di
Samosir ini 38 meter. Ini dijelaskan juga pas di Sopo Guru Tatea Bulan. Tapi
pembangunannya belum selesai. Semoga nanti pas selesai, aku punya rezeki datang
lagi. Aamiin.
Nah, setelah keliling, disini tiba-tiba diputuskan untuk ga usah aja ke
bukit holbung. Mau nyari makan aja ke Loken. Ini tempat yang disarankan Nathan
semalam pas makan mie gomak. Disini tuh tempat yang sama persis seperti di uang
seribu jaman dulu. Udah dibuktikan, karena aku punya uangnya, tapi udah lusuh.
Tempat ini tidak ada di list tempat yang wajib didatengin. Tapi kalau
kata Nathan, tempat ini lagi nge-hits.
Loken tuh Cafe gitu dengan pemandangan danau toba, lumayan pricy, dan ga
bisa bawa makanan atau minuman dari luar. Mereka ga jualan aqua juga. Tapi
secara ajaib, Nathan berhasil menyelundupkan 2 botol aqua ukuran 1,5L dan 1
botol aqua 600mL.
Kenapa aku bilang Pricy, karena kami berlima tuh ngabisin hampir
Rp600.000,-an. Disini ga ada tiket masuk ya.
Abis dari Loken nih, berdasarkan Maps, kami ga bakalan sempat ke Taman
Alam Lumbhini, karena tutupnya jam 5, dan itu udah mau jam 4. Sedangkan
jaraknya dari Loken ke Taman alam lumbhini tuh sejam lebih. Tapi menurut Risky
(adik sepupu Ririn) bisa dikejar, akhirnya dia yang bawa mobil.
Sebenarnya bisa kekejar, kalau akses masuk dari jalan raya ke Taman Alam
Lumbhini-nya tuh mulus. Jalannya jelekkkk banget. Asli. Akhirnya kami sampai
disana ketika pagarnya baru aja ditutup. Kekejar memang, sesuai katanya Risky.
Karena udah nyampe, dan bingung mau apa karena udah keburu di tutup.
Tetap aja foto di depannya. Semoga aku beneran bisa balik lagi ke Medan dan
sempat masuk kesini. Dari depan aja bagus banget tempatnya.
Udah nih.. sesuai kesepakatan semua orang. Kami balik ke Medan. Biar
besok enak keliling kotanya.
Kami nginep di tempatnya Bang Hendrik, yang ternyata tetanggaan sama
Nathan. Aku dan Ririn istirahat, yang cowok-cowok masih lanjut nongkrong di
lapangan merdeka.
Nanti aku lanjutin cerita hari terakhir backpackeran aku ke Medan.
Keliling kotanya aja sih, tapi wajib aku ceritain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar