iklan

Selasa, 17 Desember 2024

Solo backpacker ke Brunei Darussalam #3

 


Hari ke-6 backpackeranku kali ini, dan masih di Brunei.

Seperti biasa, aku bangun pagi. Bukan demi menghindari para penghuni lainnya kayak kamarin ya, tapi karena aku harus nyampai sebelum jam 8 di Pasar Gadong, bus-nya berangkat jam 8 soalnya. Aku sarapan pakai roti dan kopi sachetan yang ku bawa dari indo.



Sebelum jam 8 aku udah nyampe di Pasar Gadong, menyerahkan passportku kepada salah satu supir bus, yang pakai seragam, buat ngisi daftar penumpang, biar nanti pas di periksa di imigrasi berdasarkan daftar itu.

Boleh duduk di mana saja, karena penumpangnya Cuma 4 orang. Aku memilih bangku ke 2 setelah sopir.

Nah, di listku yang tidak sempat kudatangin, dilewatin bus ini ternyata. Yaitu Jembatan anak Istri dan Istana Brunei. Ini bisa ku mengerti karena rata-rata jalan di Brunei nih jalan searah.

Oh iya, supirnya ada 3 orang. Buat perjalanan kurang lebih 9 jam mereka punya 3 orang supir, berarti sekitar 3 jam per orang. Luar biasa sekali ya. Di indo, udah deh jangan indo, di tempatku aja deh, Manado-Gorontalo, kadang supirnya sendirian aja dengan jarak tempuh kurang lebih 8 jam. Kadang sama kenek sih, tapi jarang tuh ku lihat kenek-nya gantiin sopirnya nyetir. Jadi soal pelayanan, emang sudah beda jauh ya.

Tidak ada air putih atau apapun yang disediakan untuk perjalanan 9 jam ini ya, jadi make sure kamu bawa cemilan sendiri karena perjalannya cukup jauh, dan jarang mampir. Mampir tuh ya paling di Imigrasi (karena wajib ya) sama di terminal lawas buat makan siang dan penumpang dari lawas naik itupun Cuma sejam waktunya. Aku sendiri karena sejak awal backpackeran ini punya buku yang belum selesai di baca, jadi aku punya kesibukan lain.

Ah, dan satu yang harus ku katakan, semua supir di negara manapun itu sama. mereka akan memutar musik sebagai hiburan sepanjang perjalanan.

Sebelum itu, mari kita bahas soal imigrasi dulu. Kalau tidak ngambil perjalanan darat ini, aku tidak tahu kalau aku harus keluar masuk daerah Brunei dan Malaysia. Pertama-tama tuh kan keluar brunei, masuk Malaysia, ku pikir udah, ternyata ga gitu. Keluar Brunei, masuk Malaysia, keluar Malaysia, masuk Brunei, keluar Brunei, masuk Malaysia. . Gitu, totalnya dalam sekali perjalanan itu ada 8 cap passport baru yang aku dapat.



Nah kalau kamu sekiranya pengen banyak-banyakin cap di passport, bolehlah nyoba jalur darat ini. Juga jauh lebih murah kan daripada jalur sebelah.

Oke Next.. kemudian bus singgah di Lawas. Kita dikasih waktu sejam buat  istirahat. Jadi aku sempat nyari makan yang agak diluar Terminal meski ga jauh-jauh amat sama lihat-lihat bentar. Aku sumpah tertarik sama tulisan I Love Lawas-nya, benderanya Brunei, tapi tadi kayaknya passportku di cap masuk Negara Malaysia deh. Unik sekali.


Kalau nyari info di Google sih, emang masuk Negara Malaysia. Tapi kenapa bendera-nya Brunei ya. Aku kayaknya harus nyari temen orang Malaysia biar bisa ku konfirmasi soal ini deh. Semoga aku ketemu ya. Aku rada males juga soalnya kenal orang baru. Hehe..

Oke lanjut... Sejam berlalu. Bus melaju lagi ke Kinabalu. Sempat ada trouble dikit bus-nya tapi Alhamdulillah nyampe dengan selamat di Terminal Kinabalu. HUJAN lagi saudara-saudara. Aku ingatnya setelah Lawas deh itu mulai hujan, sampai kami nyampe di Kinabalu juga masih hujan.


Kali ini, aku nginep hostel lagi. Tapi bukan seafront ya. Aku nyari yang lain, dengan harga jauh lebih murah. Harganya Rp 80.000,-/malam. Karena ku pake poinku, sisa bayarku Rp 13.744,-

Nah ini nih, ini harga termurah yang pernah ku bayarkan, terakhir sih paling murah Rp 19.000,- di Mira Hotel Banjarmasin, yang dikasih di lantai 4 itu. Tapi itu kan covid, ini normal, dan harganya ga nyampe Rp 15.000,- gimana aku yang kemarin sempat nge-hangusin nginep semalam di Brunei itu tidak tergiur.

Singkat cerita, begitu nyampe Terminal Kinabalu aku langsung menuju point centre Sabah dan nyari makan sebelum pulang ke penginapan murah meriahku itu, karena ya emang tujuannya Cuma tidur aja ye kan.

Satu yang tidak ku perhatikan dengan seksama soal penginapan murah meriah itu adalah itu mix room. Alias cewek cowok nyampur. Pas aku check in, yang mastiin aku kalau beneran pesan yang mix ya si yang jaga hostelnya. Tapi ya sudahlah ya Cuma mau tidur ini. Aman kok Alhamdulillah.

Sepengalamanku sih, karena biasanya yang ke hostel gini rata-rata backpacker kan, jadi lebih open minded dan rata-rata bule. Jadi pada mikir, mind your bussines kali ya. Tapi jauh lebih aman kalau female room ya. Ada kok yang female room. Aku aja yang ga teliti pas booking. Cuma ya, aku emang Cuma mau tidur semalam aja kan, ga ada keperluan apa-apa. Makanya aku makan yang kenyang dulu, baru nyari hostelnya biar bisa tidur aja langsung.

Nah plusnya di penginapan ini adalah, kamar mandinya dipisah cowok cewek. Jadi lebih merasa aman aja.

Pokoknya pada intinya juga, aku emang Cuma mau istirahat aja di penginapan itu karena abis pejalanan jauh. Besok aku mau pindah penginapan ke JPOD lagi, karena aku mau nyuci baju.

Sebenarnya di belakang penginapan murah meriahku itu, ada laundry koin juga, dan disemua wilayah Kinabalu ini bertebaran Laundry koin. Tapi kemarin aku sempat kelebihan nukar koin buat mesin cucinya, jadi daripada rugi dan entah buat apa kalau ku simpan, jadi aku harus ke JPOD lagi biar koinnya tidak mubazir. Mohon maaf aku backpacker yang menghitung setiap sen yang aku keluarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar