Baiklah kali ini aku akan bercerita tentang
bandung. Liburan sih sebenarnya, karena sedang libur semester, dan kebetulan
kami masih punya beberapa hari sebelum yudisium, bahkan ada yang baru sehari
selesai sidang pendadaran. Gita dan Tri.
Rencana main ke bandungnya sih emang udah agak
lama jadi pembicaraan, tapi sampai hari H keberangkatanpun masih jadi polemik.
Bahasaku mantep banget kan, kayak politikus gimana gitu, ngomongnya polemik.
Jadi mari ku jelaskan polemik itu. Pertama kami adalah anak kos, yang semuanya
kere. Duit terbatas,dan kami tidak bareng jadwal kiriman duitnya. Kedua, masih
ada yang ujian itu, takut ga lulus padahal harus beli tiket duluan pergi pulang
karena takut kehabisan. Ketiga, kami berempat cewek semua.
Nekat nih jadi modalnya. Berpatokan sama
temen-temen yang beberapa bulan lalu ke Bandung, kita udah prepare kalo harga
tiket itu pergi pulang Rp 105.000,- ntar masuk trans studio Rp
150.000,- nginep 4 harinya masing-masing Rp 112.000. Sisanya buat makan dan
main. Jadi sekitar Rp 500.000,-an kan? Murah,masih bisa diakalin duitnya.
Dan pas hari beli tiket semuanya buyarrrr...
Kami kelimpungan karena ngecek di online tiketnya Rp 85.000,- yang berarti
pulang perginya jadi Rp 170.000. Mampuslah kami, mana kami punya rencana untuk
pinjem motor di bandung. Gak percaya nih sama internet, takut ditipu padahal
yang kami lihat itu situs resmi, datanglah kami ke indomart, sekedar nanya
harga tiket doang, dan hasilnya masih sama. Masih ga percaya nih, salah kali
tuh, indomartnya ngambil untung kali. Jadilah aku dan temenku ke stasiun, beli
tiket langsung. Hasilnya? Tetap Rp 85.000,- saudara-saudara sebangsa dan
setanah air. Terpaksa beli karena kami semua butuh hiburan. Tiket 4 orang
pulang pergi aman 5 hari sebelum hari H.
Dua hari sebelum hari H. Saudaranya Mutu yang
ada di Bandung menawarkan agar kami nginep di tempatnya. Dengan penuh suka cita
langsung kami aminkan. Lumayan bisa hemat buat beli oleh-oleh.
Hari H nih. Tanggal 12 jam 5 sorean gitu. Semua
udah siap-siap di kos masing-masing. Kami mutusin buat pake taksi sampe stasiun
dari jalan Gejayan nih. Karena ber-empat kami kan bisa patungan. Argo dari
jembatan merah, jemputin temen dua kali sampe ke Lempuyangan Rp 35.000,- dibagi
berempat tuh. Dan perjalanan di mulai pukul 18.30 dari lempuyangan (yogyakarta)
menuju kiaracondong (Bandung).
Dan kami teramat sangat beruntung ada di kereta
6 malam itu. Sepi banget sampai kami bisa dapat satu tempat tidur untuk tiap
orang. Pindah pindah malahan. Tapi kami tidak bisa tidur dengan nyenyak karena
ada bapak-bapak yang mondar-mandir di depan kami dan terus-terus mengomentari
kami. Yang tidur dikomentarilah, yang kami berisik dikomentarilah, akhirnya aku
memutuskan untuk tidak tidur saja. Bawaan kami banyak. Mutu dengan 1 tas
punggung dan tas pakaian karena setelah dari bandung dia mau liburan ke
jakarta, dan kami bertiga dengan masing-masing 1 tas punggung. Biasa aja sih
sebenarnya, tapi jangan salah isinya lumayan. Mutu dan Gita bawa laptop, dan
saudara-saudara berhubung kami orang-orang kere, kalau sampai tas kami diambil
pas kami semua tidur nyenyak, mau ngapain di bandung sana. Gembel!
Tidak tidur itu menjadi tidak masalah, karena
pada dasarnya kami orang-orang yang selalu tidur hampir pagi, terkecuali Gita,
yang ga kuat melek. Dan entah kenapa Tri juga tidur di kereta, jadilah aku dan
mutu yang begadang sambil nonton Percy Jackson yang file-nya ada di flashdiskku
(sempat-sempatnya liburan bawa flashdisk). Kerjaan kami, makan dan ketawa.
Ngomentarin semua hal. Bahkan terkadang kami ditegur karena terlalu berisik,
ketawanya berasa di rumah sendiri. Hal yang paling lucu menurutku pas di kereta
itu, ketika udah deket kiara condong, aku lupa nama stasiunnya ketika tukang
jualan kopi masuk ke gerbong, dari depan sampe belakang dia teriak ‘Kopi, kopi,
Pop mie, Kopi” dan di ujung gerbong dia ngomong ke temennya ‘Dari tadi aku
teriak kopi pop mie, eh segerbong tidur semua’ dan alhasil aku dan mutu ga bisa
berhenti ketawa sampai keretanya jalan lagi.
Ini bagian seneng-senengnya. Sampai sekitar
setengah jam mendekati kiara condong. Gita dengan penuh semangat ngebangunin
Tri yang tidur di depannya. Mungkin karena dibangunin dengan kasar, atau karena
masuk angin, sejak itu Tri ga enak banget perutnya, bawaannya pengen muntah dan
berkali-kali bertanya ‘masih dekat’ dan selalu kami jawab dengan ‘iya’. Setelah
perjuangan menenangkan tri untuk ga muntah di dalam kereta, akhirnya kami tiba
di stasiun kiara condong bandung, jam 5 pagi.
Yah kami sadar kalau naik gerbong terakhir dan
ekonomi, sampai harus turun dari kereta dengan cara melompat. Untung ga terlalu
jauh, coba jauh. Menderitalah kami. Dan ternyata sepupunya Mutu, namanya Beni
sudah ada di stasiun menunggu kami, sementara Tri masih sakit dan ga mungkin
dipaksa untuk naik angkot. Jackpot bisa-bisa anak itu. Ya sudah, sholat subuh
dan istirahat sebentar, sampai entah bagaimana caranya sepupunya Mutu masuk ke
dalam stasiun pas kami siap keluar.
Sepupu Mutu namanya Beni. Dan kami mengikutinya
keluar dari stasiun menuju angkot jurusan cicaheum untuk mandi dan istirahat.
Kami keluar dari tempatnya beni jam 1 siang. Hanya berempat, dengan modal
nekat, menuju Trans studio. Asli kami berempat ga ada yang tahu sama sekali
Bandung kayak apa, dengan PD-nya naik angkot yang ada tulisannya BSM, dan
alhasil nanya-nanya ke penumpang lain. Untung benar, dan kami diturunin di
depan trans studio. BSM itu mungkin Bandung Super Mall kali ya. Entahlah
Udah di depan Trans studio kami ngapain? Makan
pemirsa. Kami nyari makan dulu sebelum masuk ke trans studio. Dan wahana yang
pertama kali kami coba adalah Giant Swing. Dan itu benar-benar bencana. Tri
makin parah. Tapi show must go on, kalau kalian liat foto pas di trans studio
mana mungkin ketahuan kalau tri waktu itu benar-benar sakit dan ga pengen
ngapa-ngapain, malah minta pulang.
namanya aja udah jelas kan yah? Giant swing! |
Berhubung
pemanasannya udah Giant Swing dan berakhir dengan parah. Kami memutuskan untuk
ga nyoba yang ekstrim-ekstrim lagi. Yang selow aja, kayak flying ship, dunia
lain, pokoknya ga ada yang bikin isi perut diaduk-aduk. Aku Cuma ga nyoba 3
wahana aja kok, roller coaster, vertigo dan histeria, yang lain di cobain
semua. Nyesel? GA LAH! Aku malah ngerasa biasa aja sama wahananya, yang bikin
aku seneng dan ga ngerasa rugi bayar Rp 150.000,- adalah pertunjukan teater
tentang mermaid gitu. Asli keren!! Dan diakhir pertunjukan kami sempat foto
dengan para pemeran utamanya.
Selain
itu kami ketemu sama orang-orang baik di Trans studio, aa’ yang jaga depan
dragon dragonan itu baik banget jadi juru foto kami berempat. Dia malah yang
dengan semangat bilang, disini, sekali lagi, ganti gaya. Sama ada aa’ yang
kepedean, entah gimana dia bisa memutuskan untuk foto bareng bersama kami tanpa
kami minta, maunya ditengah kami lagi. Endingnya kami foto dengan menatap dia
dengan wajah bengong. Asli pede gila aa’nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar