iklan

Sabtu, 26 Juli 2014

Ngungsi ke Bandung #4

Akhirnya kita nyampe juga di bagian terakhir dari part ngungsi ke Bandung. Tumpengan, salaman satu persatu. Makasih. Makasih.

Hari terakhir. 16 Februari 2014. Hari minggu. Tiket kereta Mutu jam 12. 45 dan Aku, Tri, Githa yang balik ke Jogja jam 8 malam. Masih ada waktu untuk main dulu. Dan ini hari minggu, ada pasar di depan Dago, semacam sunmor kalau di Jogja. Pasar kagetlah kalau bisa dibillang seperti itu.Tujuan kami kesini? Belanja lah teman-teman. Tawar menawar, nyari oleh-oleh dan cuci mata, kami tidak naik angkot, tapi masih naik motor carteran kemarin. Kalau kamu baru baca post ini, dan belum baca post sebelumnya, kamu wajib banget baca setelah ini, atau sekarang juga, terserah kamu, yang penting dibaca yah. Seru kok. Yakin.

Setelah belanja, kamipun packing. Kami pergi sama-sama ke stasiun kiara condong dengan konsekuesni harus ngegembel berjam-jam disana sebelum kereta kami karena tidak mungkin kami masih di kontrakan Beni dan Nio kalau Mutu yang adalah saudara mereka udah pergi. Ga enaklah. Sementara saudaraku menelpon, mau menjemputku dan ngajakin jalan-jalan. Ini tawaran menggoda banget, tapi dengan alasan persahabatan dan tahu diri, aku memilih bertahan distasiun kiara condong menggembel bersama dengan Tri dan Githa.

Pilihan yang salah kadang membawamu ke hal yang bener. Iya, itu emang iklan rokok, tapi itu bener banget. Keputusan ngegembel di stasiun setelah Mutu pergi, bener-bener keputusan yang tepat, karena stasiun Kiara condong punya akses wifi yang kenceng tanpa password. Terpujilah Bapak Ridwan Kamil yang sudah melakukan itu. Tri dan Githa memutuskan untuk ke Alun-alun sekali lagi, membeli makanan dan oleh-oleh makanan. Aku memilih tinggal di stasiun, ngejagain barang dan internetan gratis.

Ditinggal sendiri sih sama sekali ga masalah, selonjoran di lantai, diliatin orang, sambil wifi bener-bener ga masalah buat aku. Toh aku ga ngelakuin salah, jadi ya it’s oke. Sampai ada mbak-mbak di sebelahku yang sibuk sama laptopnya sejak kami sampai di stasiun sudah ada disitu, dari style-nya dia backpack juga, karena sempat kulihat dia mengeluarkan bantal leher dan backpack miliknya.

 


Dia mengajakku kenalan, namanya Jeni, dan tertarik dengan omonganku, Tri dan Githa sebelum mereka pergi. Kami memang merencanakan liburan ke bandung lagi, karena penasaran dengan kawah putih yang belum kami datangi padahal sudah di Bandung. Juga cerita liburan-liburan kami, dan dia memutuskan kalau kami ini Backpacker. Dia mengajakku masuk ke NDI. NDI itu Nol Derajat Indonesia, satu komunitas backpacker yang seminggu lagi bakalan ke Sukabumi. Dia kemudian mulai memperlihatkanku foto-foto komunitasnya dan jalan-jalannya. Dia baru saja balik dari Malang. Liburan disana.

Kami asyik mengobrol tentang kemana saja kami pergi, sampai dia pergi mencari tempat untuk mandi. Gerah karena seharian belum mandi, sedang jemputannya belum datang. Tak berapa lama, tri dan Githa kembali, dan aku memutuskan untuk keluar, mau ngopi di sekitaran stasiun. Saat aku kembali, lantai stasiun tempat aku dan teman-temanku mengusai sejak siang tadi, kini sudah dipenuhi banyak orang, yang akan naik kereta juga. Kami menunggu sampai kereta kami datang.

Selamat Tinggal Bandung. Kami pasti kembali lagi untuk kawah putih.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar