iklan

Kamis, 30 Oktober 2014

Family Trip #1

Jadi, sekian tahun hidupku Cuma melakukan perjalanan ke Manado atau ke Gorontalo bareng mama, adek, atau papa, atau kami sekeluarga. Akhirnya kami diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan ke luar daerah, luar pulau sulawesi utara lebih tepatnya. Kemana? Hmmm, Jawa.

Jawa? Jawa kan luas. Jawa mana? Nah, itu dia kenapa aku menyebutnya Jawa saja. Karena kami melakukan perjalanan ke beberapa tempat. Dengan cara apa? Backpacker-lah. Tapi Cuma sama mama dan adek. Papa ga ikutan.

Kok backpacker sih? Ga punya duit yah? Iya itu alasan utamannya. Tapi biar kelihatan keren, pura-puranya jawabannya ‘pengen nyari yang seru aja’. Haha (ketawa jahat)

Nah, mari kita mulai dongeng ini. Eh, salah ding, maksudnya cerita ini.

Dimulai sejak ketika tiket dibeli. Papa dengan PD-nya bilang kalau tiketnya udah di beli. Liat aja print-an tiketnya di meja. Dan, otakku langsung bekerja keras, pas liat tiket itu. Papa ga salah beli tiket, jumlah orangnya pas, dan sesuai dengan hari yang sudah ku tentukan. Jadi masalahnya apa? Masalahnya adalah... Tujuan saudara-saudara. Papa beli tiket dari Manado ke Surabaya. Oke, itu kalau aku atau aku sama adikku doang, itu bakalan terlihat menyenangkan. Tapi sama Mama? Aku tidak membayangkan bagaimana mama akan mengeluh sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Jogja yang lumayan bikin pantat pegel. Protes langsung ku layangkan ke papa, dan jawabannya adalah ‘Lah kan kamu biasanya kalau mesen tiket gitu, ya papa ga ngomong apa lagi sama orang travelnya, nyebutin hari aja, udah beres’ Jegeerrrrrr.

Dan, kekhawatiranku terwujud juga. Sepanjang jalan mama ngomel-ngomel nanyain kalo masih jauh apa udah deket, dan berjanji ga bakalan mau lewat surabaya lagi, mintanya langsung ke Jogja aja. Iya kalau ada kesempatan lain, wong aku wisudanya sekali doang, makanya bela-belain datang. Haha. Adikku sih nyantai aja, entah dia berapa kali makan di dalam mobil. Hari berlalu akhirnya setelah perjuangan super dahsyat hari ini, naik mobil ke Sam Ratulangi, transit Sepinggan, dan mendarat di Djuanda, kemudian pake travel sampe ke Jogja. Remuk udah badannya.

Dan kenapa aku bilang kami backpacker? Kami nginep rumah temenku. Hemat biaya hotel ceritanya, karena setelah acara wisudaanku, kami mau ke jakarta, mau jalan-jalan. Aman di hari pertama, hari ke-dua? Mulai kacau karena letak rumahnya temen yang jauuuhhhh banget dari kotanya. Sebenarnya sih rumahnya deket sama Kampung Domes, Ratu boko dan prambanan, tapi ya kalau ga bisa pergi-pergi ya kan boong juga kan.

Walhasil aku mesti kesana-kesini ngurus mama sama adekku yang pengen kesana-pengen kesini sementara aku mesti ngurusin urusan wisudaku. Tapi, Allah itu maha baik. Selalu. Meski curi-curi waktu aku berkali-kali ngajak mama sama adekku ke Malioboro, sempet ke Taman Sari, Ngopi Jos di angkringan, Nemenin Adekku nyari Djatie Maika, Nemenin adekku ketemu anak PA Akprin, Ke Prambanan, dan Ke Borobudur.



Semua tempat yang kami datangi punya ceritanya masing-masing, punya tantangannya sendiri-sendiri, kayak pertama kali ke Malioboro. Adikku salah jalan dan nyasar ke ring road utara. Tapi yang paling dahsyat pas ke Borobodur. Jadi dari subuh aku udah siap-siap make up untuk acara wisudaanku, dan begitu beres acara wisuda langsung ke borobudur. Haha, asli seharian itu luar biasa banget perjuangan badanku. Tapi ga apa-apa, udah biasa kalau mencari tersesat sama anak-anak.

Setelah acara wisuda, saatnya melanjutkan perjalanan. Jakarta sudah menanti. Sayangnya kami Cuma 2 hari disana, dan Cuma sempat ke Monas. Aku sih sempet nemenin mama ke Pasar Senen dan Tanah abang. Dianterin siapa? Ya ga siapa-siapalah, aku nyari sendiri. Haha. Padahal sih tante aku yang diGorontalo dikit-dikit nelpon ngasih tahu mesti naik angkot yang mana :p

Dan 10 hari perjalana di Jawa kami ditutup dengan banyak banget tas ketika ke Bandara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar