Jadi, sekian tahun hidupku Cuma melakukan
perjalanan ke Manado atau ke Gorontalo bareng mama, adek, atau papa, atau kami
sekeluarga. Akhirnya kami diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan ke luar
daerah, luar pulau sulawesi utara lebih tepatnya. Kemana? Hmmm, Jawa.
Jawa? Jawa kan luas. Jawa mana? Nah, itu dia
kenapa aku menyebutnya Jawa saja. Karena kami melakukan perjalanan ke beberapa
tempat. Dengan cara apa? Backpacker-lah. Tapi Cuma sama mama dan adek. Papa ga
ikutan.
Kok backpacker sih? Ga punya duit yah? Iya itu
alasan utamannya. Tapi biar kelihatan keren, pura-puranya jawabannya ‘pengen
nyari yang seru aja’. Haha (ketawa jahat)
Nah, mari kita mulai dongeng ini. Eh, salah
ding, maksudnya cerita ini.
Dimulai sejak ketika tiket dibeli. Papa dengan
PD-nya bilang kalau tiketnya udah di beli. Liat aja print-an tiketnya di meja.
Dan, otakku langsung bekerja keras, pas liat tiket itu. Papa ga salah beli
tiket, jumlah orangnya pas, dan sesuai dengan hari yang sudah ku tentukan. Jadi
masalahnya apa? Masalahnya adalah... Tujuan saudara-saudara. Papa beli tiket
dari Manado ke Surabaya. Oke, itu kalau aku atau aku sama adikku doang, itu
bakalan terlihat menyenangkan. Tapi sama Mama? Aku tidak membayangkan bagaimana
mama akan mengeluh sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Jogja yang lumayan
bikin pantat pegel. Protes langsung ku layangkan ke papa, dan jawabannya adalah
‘Lah kan kamu biasanya kalau mesen tiket gitu, ya papa ga ngomong apa lagi sama
orang travelnya, nyebutin hari aja, udah beres’ Jegeerrrrrr.
Dan, kekhawatiranku terwujud juga. Sepanjang jalan
mama ngomel-ngomel nanyain kalo masih jauh apa udah deket, dan berjanji ga
bakalan mau lewat surabaya lagi, mintanya langsung ke Jogja aja. Iya kalau ada
kesempatan lain, wong aku wisudanya sekali doang, makanya bela-belain datang.
Haha. Adikku sih nyantai aja, entah dia berapa kali makan di dalam mobil. Hari
berlalu akhirnya setelah perjuangan super dahsyat hari ini, naik mobil ke Sam
Ratulangi, transit Sepinggan, dan mendarat di Djuanda, kemudian pake travel
sampe ke Jogja. Remuk udah badannya.
Dan kenapa aku bilang kami backpacker? Kami
nginep rumah temenku. Hemat biaya hotel ceritanya, karena setelah acara
wisudaanku, kami mau ke jakarta, mau jalan-jalan. Aman di hari pertama, hari
ke-dua? Mulai kacau karena letak rumahnya temen yang jauuuhhhh banget dari
kotanya. Sebenarnya sih rumahnya deket sama Kampung Domes, Ratu boko dan
prambanan, tapi ya kalau ga bisa pergi-pergi ya kan boong juga kan.
Walhasil aku mesti kesana-kesini ngurus mama sama adekku yang pengen kesana-pengen kesini sementara aku mesti ngurusin urusan wisudaku. Tapi, Allah itu maha baik. Selalu. Meski curi-curi waktu aku berkali-kali ngajak mama sama adekku ke Malioboro, sempet ke Taman Sari, Ngopi Jos di angkringan, Nemenin Adekku nyari Djatie Maika, Nemenin adekku ketemu anak PA Akprin, Ke Prambanan, dan Ke Borobudur.
Semua tempat yang kami datangi punya ceritanya
masing-masing, punya tantangannya sendiri-sendiri, kayak pertama kali ke
Malioboro. Adikku salah jalan dan nyasar ke ring road utara. Tapi yang paling
dahsyat pas ke Borobodur. Jadi dari subuh aku udah siap-siap make up untuk
acara wisudaanku, dan begitu beres acara wisuda langsung ke borobudur. Haha,
asli seharian itu luar biasa banget perjuangan badanku. Tapi ga apa-apa, udah
biasa kalau mencari tersesat sama anak-anak.
Setelah acara wisuda, saatnya melanjutkan
perjalanan. Jakarta sudah menanti. Sayangnya kami Cuma 2 hari disana, dan Cuma
sempat ke Monas. Aku sih sempet nemenin mama ke Pasar Senen dan Tanah abang.
Dianterin siapa? Ya ga siapa-siapalah, aku nyari sendiri. Haha. Padahal sih
tante aku yang diGorontalo dikit-dikit nelpon ngasih tahu mesti naik angkot
yang mana :p
Dan 10 hari perjalana di Jawa kami ditutup dengan banyak banget tas ketika ke Bandara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar