iklan

Minggu, 18 Januari 2015

Sambil menyelam, minum air, nangkap ikan sekalian

Biasanya sih lebih suka pake istilah, sambil menyelam tenggelam, tapi berhubung aku sedang sangat-sangat beruntung, aku menggunakan peribahasa itu saja, meski terdengar maksa yah. Biarin sih, kan orang lagi seneng emang suka-suka gitu :p

Jadi, ceritanya nih aku baru abis liburan selama seminggu di Jogja. Yap, ke kota yang langitnya selalu sukses membuatku jatuh cinta. Langit yang kucintai. Ceritanya sih ga ujug-ujug pergi, ya emang sebelum-sebelumnya ada rencana. Rencana yang becanda, diangkat pas becanda sama adik sepupuku, namanya Amay yang pengen liburan.

Awalnya sih dia pengen ikut pas aku wisudaan, yang pergi sama mama sama brother itu, tapi berhubung dia masih sekolah, jadilah dia batal ikut, nunggu liburan dulu. Bagus nak, utamakan sekolah daripada jalan-jalan, jangan seperti kakak sepupumu ini yang kuliah dipikirannya Cuma travelling kemana-mana.

Singkat cerita, liburannya datang di Desember dan Januari. Desember tuh aku ga bisa kemana-mana, karena harus bantuin papa jualan di toko. Januari berarti. Tapi tidak pernah diputuskan tanggal berapa, ketika tiba-tiba tiket dibeli untuk tanggal 8. Liburan telah tiba.

Dan proses inilah yang aku sebut menyelam. Liburan selama seminggu di Yogyakarta. Syurga banget! Awalnya aku memang berencana untuk liburan bulan ini, tapi siapa yang menyangka kalau ternyata liburanku bisa di Jogja lagi. Ya, ke kota yang langitnya kucintai itu.

Nah kalau itu bagian menyelamnya, maka bagian minum airnya adalah bisa ketemu teman-temanku di Yogyakarta. Aku rasanya baru meninggalkan Yogya, bener-bener udah bawa semua barangku dan bukan Cuma untuk liburan di kampung halaman itu pas Oktober kemarin, wisudaan dan liburan 10 hari bareng mama dan adekku. Tapiiiiiiii, kangennya sama mereka berasa udah seabad.

Berhubung taraf kangen aku udah pake banget-bangetan sama mereka, jadilah aku mencoba nyuri-nyuri waktu buat ketemu mereka. Setelah seharian jalan, atau sebelum jalan, yang penting bisa ketemu. Meski ga semua bisa ketemu sih, ada yang mesti dibatalin karena ‘kejadian tidak terduga’.

Dan, akhirnya kita sampai ke bagian menangkap ikannya. Asli aku bener-bener perbaikan gizi selama liburan satu minggu bareng adek sepupuku. Hampir tiap 3 jam dia ngajakin makan, dan part yang paling aku suka adalah bagian makan malamnya. Aku selalu makan malam dengan menu yang pas jaman kuliah dulu Cuma bisa aku lakukan sebulan sekali atau dua kali, dan gara-gara adekku aku jadi bisa melakukan itu setiap malam. Yap, setiap malam. Bebek,steak, sate udah jadi menu andalan banget kalo malam. All day pokoknya perut kenyang deh, ga diragukan lagi. Mungkin dia kasihan ngeliat aku yang kurus kerontang dan harus nemenin dia jalan-jalan kesana sini tiap hari, makanya aku dicecoki makan enak tiap malam. Meski kenyataannya aku yang milih tempat makannya. Hehe.

Tapi, aku masih punya satu kejadian yang seandainya bisa kumasukkan ke dalam peri bahasa diatas, akan kucantumkan. Mungkin aku sedang sangat sangat sangat beruntung di liburan kali ini, sampai sampai kekacauan yang emang bikin kacau, malah jadi hal yang menyenangkan buatku.

Tadi kalau tidak salah aku sempat menyebutkan tentang ‘kejadian tidak terduga’ sampai aku tidak bisa bertemu dengan teman-temanku. Jadi gini ceritanya. Di selasa pagi yang mendung, pas lagi makan padangan di salah satu jalanan Bandung, ada telpon dari orang travel, bilang kalau ada perubahan jadwal pesawat yang udah ku beli. Yang awalnya jam 6.25 dari Jogja ke Jakarta, diubah jadi jam 6.50. dan yang dari Jakarta ke Manado yang awalnya jam 14.30 dimajuin jam 9.40. Dan mba-mba travelnya mau bantuin check in biar akunya ga ribet karena waktunya yang mepet. Urusan selesai.

Besok paginya, pas lagi makan juga di tempat makan depan hotel di Jogja, mba mba travelnya nelpon lagi. Ngejelasin sesuatu tentang tiket, bla bla bla, yang ga terlalu aku perhatiin, dan Cuma ku jawab aku bakalan kesana sebelum pergi nyari oleh-oleh, besok kami pulang Manado soalnya.

Singkat cerita, nyampe di travelnya. Mba-mba travelnya mulai ngejelasin situasinya. Jadi, kemarin dia udah dengan baik hati check in pesawat air asia dari Jogja ke Jakarta yang dimajuin jam 6.50 itu. Tapiiiiiiii.... ternyata tulisan di tiketnya tuh boarding jam 11.30. Boardingnya jam segitu, ya kira-kira jam 12 yah berangkatnya. Lah apa kabar pesawat yang di Jakarta. Apa aku sudah menjelaskan kalau aku mengambil penerbangan yang berbeda? Oh sepertinya belum. Maaf. Salahku. Jadi aku membeli tiket maskapai berbeda di hari itu, dari Jogja pake air asia, dan dari Jakarta pake Batik air, berkat informasi dari Traveloka.

Aku mulai kacau yah, mampus. Kalau liburan di tambah, duitnya udah menipis banget nih. Belum beli oleh-oleh, dan lain lain sebagainya. Sama mba mba travelnya dibilang kalau air asia-nya bisa dibatalin dan dapat pengembalian penuh. Alhamdulillah. Baru aja mau bernapas lega. Eh, dia bilang kalau ternyata yang batik kalau dibatalin, pengembaliannya Cuma 20% dari harga tiket.

APAAAAHHHHHHHH????????? 80%nya hangus percuma gitu. Dih Ogah banget. Lagian siapa yang mau beliin tiket lagi buat kita berdua. Dan dengan penuh pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk membatalkan tiket air asia-nya, dan tetap melanjutkan tiket batik-nya. Masalahnya sekarang, ga ada penerbangan yang bisa ngejar jadwal batik besok pagi. Satu-satunya cara yaitu naik kereta api. YA...KERETA API. Badanku langsung freeze begitu dengar kereta api. Aku baru saja tiba dari bandung pake kereta api tadi pagi jam 5, dan harus naik kereta api lagi malamnya jam setengah 8. Oh tubuhku sayang.

Terus beruntungnya dimana? Ini udah sial banget kayaknya. Tenang, cerita belum selesai. Tiket ke jakarta malam ini semuanya habis, kecuali kereta eksekutif, yang kalau dihitung-hitung totalnya sama dengan tiket air asia kami berdua. Deal lah. Kami beli tiket kereta untuk ngejar pesawat di Jakarta. Ya namanya juga kereta eksekutif yah, jadi ya lebih bagus daripada kereta ekonomi yang sudah sukses membuat badanku pegel-pegel di pagi harinya. Asli nyaman banget keretanya. Aku bener-bener bisa tidur dengan nyenyak.

Tuh kan, aku masih beruntung, meski lagi kacau sama tiket pesawat, aku bisa naik kereta eksekutif, yang isi segerbongnya bisa dihitung pake tangan, yang chargerannya sendiri-sendiri, yang kakinya ada tempat sendiri, yang dikasih bantal, yang dapat selimut, yang bahkan restorasinya nyaman banget. Kapan lagi aku bisa naik kereta eksekutif kalau bukan hari itu. Aku kan backpacker, sesuatu yang mewah seperti itu, Cuma bakalan kejadian karena aku jalan sama adek sepupuku. Gaya liburanku sama sekali bukan seperti ini. Tapi merasakan liburan mewah seperti ini sungguh menyenangkan, aku tidak akan menolak jika diajak liburan seperti ini lagi, bahkan kalau boleh aku yang mendaftarkan diri duluan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar