Udah lama ga nulis, dan sekalinya nulis bukan
karena mau review tempat wisata baru yang mau dikunjungi, atau mau pamer habis
liburan kemana. Ayolah, isi blog-ku tidak melulu tentang itu.
Hmm.. soal si Mr. If?
Tidak juga. dia masa lalu. Meski dia masih suka
negur kalau ketemu, dan dia masih terlihat cakep.Tidak tidak, bukan karena itu.
Aku menulis karena temanku. Iyap, kamu tidak
salah membaca, ini tentang temanku. Temanku yang sedang liburan. Dan
hubungannya sama aku apa? atau sinkron-nya sama judul tulisan kali ini apa?
Sabar.... mari kita mulai dongengnnya
Jeng Jeng
Jadi, sekitar seminggu yang lalu, temanku..
sebut saja mawar (hehe ._.v) bakalan liburan ke Jogja, dan entah kenapa Jogja
itu semacam ada hubungannya denganku. Setiap teman yang akan ke Jogja, atau ada
saudaranya teman yang kesana, ada apa-apa nanyanya ke aku. Mungkin yang bisa
ditanya-tanya Cuma aku, karena aku satu-satunya yang tidak punya kesibukan
ketika dibutuhkan info secara cepat. You know lah, pengangguran.
Mari kita hentikan soal pengangguran itu sebelum
ceritanya bakalan kemana-mana. LANJUTTTTTT...
Singkat cerita dia pergilah ke Jogja, liburan.
Apa sih yang ada di pikiran kamu ketika mendengar kata liburan? Seneng-seneng
dong pasti. Tapi percaya atau tidak, ada jenis liburan yang setiap harinya
terasa begitu berat dan begitu menyiksa, dan setiap pergi tidur kamu hanya
berharap bahwa besok kamu akan pulang ke kotamu, kembali ke rumahmu yang asri,
kembali ke kasurmu yang nyaman dan tidak melakukan apa-apa.
Ya... ada jenis liburan seperti itu. Jenis
liburan yang bukannya kamu senang-senang menjelajah kota yang pertama kali
kalian datangi, yang bukan sedikit rupiah yang kalian keluarkan untuk membeli
tiket, tapi kamu malah diam di rumah/penginapan karena tidak tahu harus apa,
melakukan apa, dan alasan utamanya pergi dengan siapa.
Kamu tidak akan pernah menyangka akan mengalami
liburan seperti ini ketika naik ke pesawat, menginjakkan pertama kali ke kota
yang jaraknya jauh dari rumah, menghirup udara yang berbeda, mengupload foto
atau sekedar check in, untuk memberi tahu teman-teman atau sanak family bahwa
kamu sudah sampai di kota tujuan dengan selamat sentosa dan bahagia.
Dan, tiba-tiba..realita tidak sesuai dengan
ekspektasi. Hari pertama mungkin masih ada alasan lelah, di hari kedua ketika
kamu hanya duduk manis di depan tv, atau sesekali bermain game online di hp,
check in di medsos, dan kamu mulai bertanya-tanya besok akan melakukan apa, dan
hari ketiga, semua kebahagian pertama kali menginjak kota tersebut menguap tak
bersisa, karena kamu akhirnya sadar, kamu tidak akan kemana-mana, dan tidak
akan melakukan hal-hal seru, atau sekedar dapat foto bagus untuk dijadikan foto
profil di medsos, dan sebagai pembuktian kalau kamu tidak hoax. Jaman sekarang,
cerita tanpa foto itu Hoax. Hehe
Pasti bakalan mikir, wuah...sayang banget udah
jauh-jauh ke suatu kota, dan tidak jalan-jalan. Tapi, hei..kalian tidak akan
mengerti rasanya kalau tidak mengalaminya.
Temanku yang akhirnya ke jogja itu, tidak
kemana-mana, atau mungkin lebih tepatnya tidak melakukan hal-hal seru seperti
dalam bayangannya ketika pertama kali naik pesawat dari kotanya, karena dia
tidak punya teman untuk jalan, dan takut kesasar. GPS? Believe it or not,
ketika kamu akhirnya jalan ke suatu kota, untuk pertama kalinya, kamu tidak
akan mencoba menggunakan GPS karena takut kesasar dan ga bisa pulang.
Lagipula sebagai cewek, pasti ada kekhawatiran
lebih soal pergi sendiri, menjelajah kota yang belum pernah didatangi
sendirian, lebih baik mencegah kan dari pada mengobati. Kalian ngertilah
maksudku apa. Kalau ga ngerti, coba deh sekali aja, terserah mau milih yang di
channel apa, yang suka tayang siang-siang tiap harinya di tv nasional atau tv
swasta di Indonesia soal kejahatan. Nyawa sama sekali udah ga berharga bro.
Balik ke topik...
Kalau takut jalan sendiri. Ajak temen dong yang
ada di kota itu. Ini jawaban yang tepat kalau kamu memang punya teman yang di
kenal di kota tersebut. Itu suatu nilai plus plus kalau sampai beneran ada,
kamu bisa dapat giude gratis dan ga bakalan tersesat. Tapi, harus benar-benar
dipastiin, kamu liburan ketika dia sedang tidak sibuk. Karena kalau dia sibuk,
liburanmu kelar. Ingat loh, dia bakalan lebih memprioritaskan kesibukannya
dibandingkan ngajakin kamu main, bukan karena ga mau nemenin jalan, tapi karena
dia mungkin memang tidak bisa.
Dan pengalamanku dengan ini adalah masih di
kalimantan, kebetulan aku punya keluarga disana, dan sayangnya keluargaku
disana semuanya sibuk. Mereka Cuma punya waktu bebas di hari minggu, dan
sayangnya pasti digunakan untuk istirahat. Berbeda dengan temanku yang ga
berani jalan sendiri, aku masih punya keberanian untuk jalan sendiri dengan
modal nekat, tapi keluargaku tidak mengizinkanku. Mereka khawatir aku bakalan
hilang, dan mereka dimarahin papa. Jadilah liburanku kelar, dan buru-buru minta
mama untuk ngirimin tiket pulang.
Tapi percaya atau tidak, setelah kalian
mengalami jenis liburan tidak menyenangkan seperti ini, dengan alasan apapun,
liburan kedua kalian lebih pecah. Pengalaman adalah guru terbaik kan. Liburan
tidak menyenangkanmu akan berganti dengan liburan menyenangkan, karena kamu
sudah tahu apa yang harus dilakukan, dan harus bagaimana, serta kamu akhirnya
punya keberanian lebih untuk menjelajah kota itu meski sendiri. Trust me, it
work.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar