iklan

Kamis, 11 Juni 2015

(Bukan) Liburan

Udah lama ga nulis, dan sekalinya nulis bukan karena mau review tempat wisata baru yang mau dikunjungi, atau mau pamer habis liburan kemana. Ayolah, isi blog-ku tidak melulu tentang itu.

Hmm.. soal si Mr. If?

Tidak juga. dia masa lalu. Meski dia masih suka negur kalau ketemu, dan dia masih terlihat cakep.Tidak tidak, bukan karena itu.

Aku menulis karena temanku. Iyap, kamu tidak salah membaca, ini tentang temanku. Temanku yang sedang liburan. Dan hubungannya sama aku apa? atau sinkron-nya sama judul tulisan kali ini apa? Sabar.... mari kita mulai dongengnnya

Jeng Jeng

Jadi, sekitar seminggu yang lalu, temanku.. sebut saja mawar (hehe ._.v) bakalan liburan ke Jogja, dan entah kenapa Jogja itu semacam ada hubungannya denganku. Setiap teman yang akan ke Jogja, atau ada saudaranya teman yang kesana, ada apa-apa nanyanya ke aku. Mungkin yang bisa ditanya-tanya Cuma aku, karena aku satu-satunya yang tidak punya kesibukan ketika dibutuhkan info secara cepat. You know lah, pengangguran.

Mari kita hentikan soal pengangguran itu sebelum ceritanya bakalan kemana-mana. LANJUTTTTTT...

Singkat cerita dia pergilah ke Jogja, liburan. Apa sih yang ada di pikiran kamu ketika mendengar kata liburan? Seneng-seneng dong pasti. Tapi percaya atau tidak, ada jenis liburan yang setiap harinya terasa begitu berat dan begitu menyiksa, dan setiap pergi tidur kamu hanya berharap bahwa besok kamu akan pulang ke kotamu, kembali ke rumahmu yang asri, kembali ke kasurmu yang nyaman dan tidak melakukan apa-apa.

Ya... ada jenis liburan seperti itu. Jenis liburan yang bukannya kamu senang-senang menjelajah kota yang pertama kali kalian datangi, yang bukan sedikit rupiah yang kalian keluarkan untuk membeli tiket, tapi kamu malah diam di rumah/penginapan karena tidak tahu harus apa, melakukan apa, dan alasan utamanya pergi dengan siapa.

Kamu tidak akan pernah menyangka akan mengalami liburan seperti ini ketika naik ke pesawat, menginjakkan pertama kali ke kota yang jaraknya jauh dari rumah, menghirup udara yang berbeda, mengupload foto atau sekedar check in, untuk memberi tahu teman-teman atau sanak family bahwa kamu sudah sampai di kota tujuan dengan selamat sentosa dan bahagia.

Dan, tiba-tiba..realita tidak sesuai dengan ekspektasi. Hari pertama mungkin masih ada alasan lelah, di hari kedua ketika kamu hanya duduk manis di depan tv, atau sesekali bermain game online di hp, check in di medsos, dan kamu mulai bertanya-tanya besok akan melakukan apa, dan hari ketiga, semua kebahagian pertama kali menginjak kota tersebut menguap tak bersisa, karena kamu akhirnya sadar, kamu tidak akan kemana-mana, dan tidak akan melakukan hal-hal seru, atau sekedar dapat foto bagus untuk dijadikan foto profil di medsos, dan sebagai pembuktian kalau kamu tidak hoax. Jaman sekarang, cerita tanpa foto itu Hoax. Hehe

Pasti bakalan mikir, wuah...sayang banget udah jauh-jauh ke suatu kota, dan tidak jalan-jalan. Tapi, hei..kalian tidak akan mengerti rasanya kalau tidak mengalaminya.

Temanku yang akhirnya ke jogja itu, tidak kemana-mana, atau mungkin lebih tepatnya tidak melakukan hal-hal seru seperti dalam bayangannya ketika pertama kali naik pesawat dari kotanya, karena dia tidak punya teman untuk jalan, dan takut kesasar. GPS? Believe it or not, ketika kamu akhirnya jalan ke suatu kota, untuk pertama kalinya, kamu tidak akan mencoba menggunakan GPS karena takut kesasar dan ga bisa pulang.

Lagipula sebagai cewek, pasti ada kekhawatiran lebih soal pergi sendiri, menjelajah kota yang belum pernah didatangi sendirian, lebih baik mencegah kan dari pada mengobati. Kalian ngertilah maksudku apa. Kalau ga ngerti, coba deh sekali aja, terserah mau milih yang di channel apa, yang suka tayang siang-siang tiap harinya di tv nasional atau tv swasta di Indonesia soal kejahatan. Nyawa sama sekali udah ga berharga bro.

Balik ke topik...

Kalau takut jalan sendiri. Ajak temen dong yang ada di kota itu. Ini jawaban yang tepat kalau kamu memang punya teman yang di kenal di kota tersebut. Itu suatu nilai plus plus kalau sampai beneran ada, kamu bisa dapat giude gratis dan ga bakalan tersesat. Tapi, harus benar-benar dipastiin, kamu liburan ketika dia sedang tidak sibuk. Karena kalau dia sibuk, liburanmu kelar. Ingat loh, dia bakalan lebih memprioritaskan kesibukannya dibandingkan ngajakin kamu main, bukan karena ga mau nemenin jalan, tapi karena dia mungkin memang tidak bisa.

Dan pengalamanku dengan ini adalah masih di kalimantan, kebetulan aku punya keluarga disana, dan sayangnya keluargaku disana semuanya sibuk. Mereka Cuma punya waktu bebas di hari minggu, dan sayangnya pasti digunakan untuk istirahat. Berbeda dengan temanku yang ga berani jalan sendiri, aku masih punya keberanian untuk jalan sendiri dengan modal nekat, tapi keluargaku tidak mengizinkanku. Mereka khawatir aku bakalan hilang, dan mereka dimarahin papa. Jadilah liburanku kelar, dan buru-buru minta mama untuk ngirimin tiket pulang.

Tapi percaya atau tidak, setelah kalian mengalami jenis liburan tidak menyenangkan seperti ini, dengan alasan apapun, liburan kedua kalian lebih pecah. Pengalaman adalah guru terbaik kan. Liburan tidak menyenangkanmu akan berganti dengan liburan menyenangkan, karena kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan, dan harus bagaimana, serta kamu akhirnya punya keberanian lebih untuk menjelajah kota itu meski sendiri. Trust me, it work.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar