Hallo.. Hallo..
Apa kabarnya kalian? Sudah lama tidak bersua.
Berhubung ini masih bulan Syawal, dengan setulus hati dan sepenuh jiwa saya
mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin kepada kalian semua yang sempat membaca
tulisan saya ini.
Jadi, mari kita mulai ceritanya...
Awal cerita dimulai ketika tiga anak manusia
berjenis kelamin wanita, yang di siang bolong sedang guling-guling ga jelas di
dalam kamar karena diluar panas banget dan kami sedang puasa. Biasalah, kalau
cewek-cewek ngumpul tuh udah pasti ngobrol kan, dan berhubung saat itu bulan
puasa dan tidak mungkin kami bergosip, lagi pula kami bukan tukang gosip, jadi
kami bercerita tentang asmara kami masing-masing. Curhat lah, sampai akhirnya
ada yang nyeletuk “Ayo dong liburan kita, sepupu-sepupu semua” dan gayung
bersambut. Udah dipastiin kalau kami bakalan pergi setelah hari raya ketupat,
karena biasanya hari raya ketupat, kami keluarga ngumpul.
Singkat cerita, bertemulah kami di hari raya
ketupat. Rencana tiga anak manusia berjenis kelamin wanita itu disambut baik
anak-anak manusia berjenis kelamin pria yang notabene adalah sepupu semua.
Cucunya Oma Ipa dan Opa harun. Jadi kesimpulannya kami bakalan pergi keesokan
harinya, hari sabtu jam setengah 3 sore, setelah sepupu kami yang lainnya
pulang kantor. Kalau sepupu-sepupu yang dari manado udah jelas jam berapa aja
bisa. Cottage bakalan di tanggung cucu pertama, uang bensin motor (karena kami
bakalan naik motor semua), kapal dan makan ditanggung masing-masing, setelah
dihitung-hitung, masing-masing disuruh nyiapin Rp 50.000,- an lah per orangnya.
Siapa yang bakalan nolak kalau bisa liburan ke pulau yang udah tersohor banget
karena cantiknya itu dan kita Cuma nyiapin Rp 50.000,- dan ngebayangin pasti
bakalan seru liburan sama sepupu-sepupu tersayang yang dari jaman ingusan dulu
udah sama-sama.
Hari H tiba. Jam 1, semua orang ngumpul di
rumah, para peserta yang bakalan pergi. 8 orang jadinya. 4 cewek dan 4 cowok.
Jadi anak cowok bawa motor, dan cewek yang boncengan. Aman. Semua pulang ke rumah
masing-masing dan berkumpul jam setengah 3 lagi.
14.30 waktu Gorontalo, semua peserta sudah
berkumpul. Dan masalah mulai muncul satu persatu. Iki katanya ga jadi pergi
karena ga ada uang, dan setelah acara bujuk-bujukan yang panjang, ana yang
akhirnya rela ngeluarin duitnya biar Iki bisa ikut. Satu masalah terselesaikan,
dan ternyata masih ada yang lain, Opan, sepupuku yang masih kelas 2 SMA, yang
kalau liat posturnya bakalan dikira anak kuliahan itu, jelas banget pengen
ikut, tapi masalahnya dia galau, karena mobil yang bakalan ke manado bakal
pulang minggu pagi sementara rencananya kami bakalan di pulau sampai minggu
sore. Setelah perjuangan yang lumayan lama, akhirnya opan mau ikut, dengan
ketentuan ketika mama dan papaku mau berangkat dari rumah, dia akan kami
antarkan ke pelabuhan, dan dia melanjutkan perjalanan ke manado, sedang kami
ber-8 di pulau sampai sore. Jadi 9 orang pergi dengan 5 motor. Siap? Ternyata
tidak juga, Ferel tiba-tiba ngomong dia mau mandi dulu. Ferel selesai mandi,
pergi jadinya? Dugaan anda salah, Ta noan (Cucu pertama Oma Ipa dan Opa Harun)
tiba-tiba bilang mau makan. Hhh, bahkan pergipun butuh perjuangan. Akhirnya
kami benar-benar pergi semua jam 4.
Mulailah perjalanan kami. Dari rumah ke
pelabuhan kwandang butuh waktu 1 jam dengan motor, itu juga pake acara tunggu
sana tunggu sini, karena kami tidak benar-benar berjalan bersama, ada yang suka
ketinggalan, ada yang suka kecepatan. 5 motor, 4 matic dan 1 vixion. Aku
bersama ferel, ana dan iki, ruth dan ira, adikku dan opan, dan ta noan
sendirian. Dan ternyata ada untungnya juga pergi jam segitu, kami dapat sunset
dari atas kapal sebelum sampai pulau. Dan satu kata untuk pulau saronde.
Amazing!!!
Dan apakah liburan keluarga kami sudah berjalan dengan lancar? Sama sekali tidak saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Masalah masih setia bersama senk-senk cucu oma ipa dan opa harun. Cottage penuh, ada yang tersisa 1 tapi dengan harga Rp 900.000,-. Gleeekkkk... Ta noan langsung angkat tangan untuk ngebayarin cottage, dan kami? Kami tidak akan mengumpulkan uang Rp 100.000,-/ org, Cuma untuk tidur 1 malam. Dan untungnya adiiku bawa tenda, sayangnya tendanya ukuran kecil, Cuma untuk 2 orang. Dan tanpa perlu debat panjang, sudah ditentukan cewek-cewek tidur di tenda dengan kaki dikeluarin dari tenda, dan cowok-cowok tidur di luar. Apa itu gratis? Tidak pemirsa, kami harus bayar Rp 250.000,- untuk mendirikan tenda (itu udah sama tiket masuk dan charge listrik dan air, ulasan lengkapnya di tulisan PULAU SARONDE).
entah ini liburan atau pengungsi (haha) |
Ternyata setelah penentuan tempat tidur yang
lumayan adil itu, masih ada masalah mengintai kami. Makanan!. Kami satupun
tidak ada yang membawa bekal makanan. Dan makanan disana muahaaaallll dan tidak
ada pula, adanya Cuma pop mie. Asli, ini benar-benar disaster. Ta noan sama
sekali tidak bisa tidak makan nasi, dan langsung mengultimatum, kami semua
pulang besok pagi.
Udah jauh-jauh, harus dinikmati kan? Maka kami
main kartu menunggu pagi sambil makan pop mie. 1 pop mie untuk semua, saling
berbagi, kan kami semua kakak beradik yang saling sayang. Kami semua tertidur
jam 12 malam karena udara yang dingin dan karena capek.
Besok paginya, kami masih menikmati sunrise, sejenak melupakan masalah cottage dan makanan karena jatuh cinta sama pulaunya yang cantik banget, banyak banget foto sana-sini dan memutuskan untuk mandi, padahal airnya asli dingin banget. Eh, jam 9-an, ketika lapar mulai menyerang, ta noan memutuskan untuk menelpon kapal untuk menjemput kami pulang, dan kamipun pulang dengan janji, kami akan datang lagi, dengan persiapan lebih matang dan cottage berapapun akan dibayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar