Hallo..Hallo
Masih ingat aku kan?
Semoga saja masih. Maaf karena beberapa waktu
belakangan saya sepertinya tidak lagi memperdulikan blog ini,jangankan
memperdulikan blog ini, peduli dengan hati saja tidak. Eaa gitu aku curhat.
Oke FOKUS.
Sama seperti postingan-postingan sebelumnya, ini
masih soal saya liburan. Masih soal review saya tentang tempat yang saya
kunjungi.
Kali ini memanfaatkan waktu setelah pemilihan
serentak, berangkatlah saya dan adik sepupu saya ke Tomohon. Dengan satu
tujuan. Vihara. Berkali-kali saya melewati petunjuk jalan menuju ke Vihara
ketika saya menuju manado atau pulang ke rumah. Ya, rumah saya jika menuju
manado melewati Tomohon dulu. Waktu itu kan udah ke Danau Linow, jadi ngeliat
petunjuk jalannya, ya aku biasa aja yah, beda sama liat petunjuk jalan ke
Vihara. Penasaran banget pengen lihat langsung. Kalau Cuma foto sih, temen-temenku
udah sering kesini, bolak-balik mungkin.
Singkat cerita, perjalanan dari rumah butuh
waktu 1 jam 30 menit sampai ke Viharanya. Dan I’m made it. Saya berhasil, ke
tempat itu akhirnya.
Tempatnya
kecil, tapi juara banget. Apalagi pas sore. Di bawah pengawasan gunung lokon
yang indah, tempat yang damai ini jadi luar biasa bagusnya. Kalian ga perlu
bayar parkir, ga perlu bayar tiket masuk, cukup nulis nama di buku tamu. Pas
waktu itu aku iseng nanya kenapa harus nulis nomer telpon? Terus kata bapak bermata
sipit yang jaga di situ, katanya kalau ada barang yang kebetulan tercecer
ditemuin sama petugasnya kan bisa dihubungi. Kalau ga mau nulis juga ga apa-apa
kok. Bebas.
Hal pertama yang bakal
nyerbu mata pas masuk ke vihara ini adalah patung keemasan yang banyak dan
berukuran keemasan yang diletakkan berjajar sepanjang jalan. Tapi matamu pasti
akan langsung tertuju ke pagoda 9 lantai berwarna merah yang langsung menyita
perhatian. Di depan vihara ada semacam kolam dengan ornamen naga melingkari
kolam. Di bagian belakang ada tempat ibadah yang sepanjang saya disana ada
semacam orang berdoa di dalamnya, tapi karena saya tidak melihat ada orang di
dalamnya, saya menyimpulkan kalau itu suara kaset yang terdengar menenangkan.
Saya sempat foto di depannya, tidak berani masuk
karena tidak pengunjung lain yang masuk. Tapi sepertinya bisa saja masuk,
karena di depannya ditulisi lepas alas kaki, berarti kalau masuk kan harus
lepas alas kaki, itu berarti tidak ada aturan siapa saja yang bisa masuk. Saya
hanya berfoto disitu.
Agak kebelakang ada tempat berdoa dengan sebuah kolam dengan banyak penyu sebagai hiasannya. Ada 2 patung penyu yang menyemburkan air tepat di sebelah kiri dan kanan kolam. Menyemprotkan air ke tengah kolam yang ada semacam koin bolong tengah yang berputar terus menerus karena kena semprotan air dari mulut si penyu, atau kura-kura, entah apalah itu namanya, dan ada bunyi semacam gemericik koin yang konstran yang ditimbulkan ketika koin besar itu berputar-putar. Dari pinggir kolam ada tulisan-tulisan, yang berupa permintaan, seperti jodoh, kedudukan,kesehatan, yang saya duga adalah tempat kita berdiri dan melemparkan koin. Alih-alih banyak koin di dalam kolam, yang saya lihat adalah entah itu kura-kura atau penyu berenang bebas seorang diri di dalam kolam yang besar untuk ukuran tubuhnya.
Kemudian
ada patung kura-kura berukuran besar berwarna merah, yang kuku-nya saja sudah
membuatku tidak ingin macam-macam dengannya kalau ini kura-kura beneran.
Kura-kura ini duduk dengan garang seperti menjaga kolam di hadapannya, dan ada
kura-kura kecil juga disana. Aku tidak tahu apa maksudnya ada banyak sekali
kura-kura disana. Tapi sepertinya itu punya arti.
Saya
tidak berlama-lama disana, setelah merasa cukup melihat dan foto tentunya saya
segera pulang karena kebetulan saya sampainya disana sudah lumayan sore dan
tempatnya ditutup jam 6 sore. Sudah dibuka sejak jam 8 pagi, dan tidak ada
keterangan kalau ditutup jika libur dan tanggal merah. Tempatnya bagus dan saya
rekomendasikan kalau ingin cari tempat yang bisa kamu kunjungi ketika datang ke
manado dan kebetulan bisa ke Tomohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar