Jadi, berdasarkan judul di atas, di hari ke-4
solo backpackerku di belitung, tujuannya adalah semua tempat wisata yang ada di
Belitung Timur. Jadi jauh hari sebelum pergi ke bangka dan belitung tuh, aku
udah punya itternity duluan. Hari pertama bakal kemana aja, bakalan ngapain
aja, list makanan yang wajib dicoba. Jangan tanya isi buku catatanku, isinya
cara liburan hemat kemana, hotel-hotel murah di tempat tujuan itu, bahkan nomer
telpon yang kira-kira perlu, kayak no. Taksi, nomor ojek, dll, ada semua di
catatanku. Dan untuk liburanku kali ini, belitung yang catatannya paling
lengkap, tapi karena ada kekacauan gara-gara jadwal jetfoil dari bangka ke
belitung, agak kacau emang. Jadi aku harus putar otak biar semua itternity-ku
tercapai.
Nah, di hari ke-2 di belitung, aku udah bangun
pagi, sholat, terus..duduk di teras hotel, dan aku langsung jatuh cinta dengan
langit belitung pagi hari, suasananya yang tidak terlalu ramai, pekerja-pekerja
kfc depan penginapan yang lagi bersih-bersih untuk keperluan buka kfc-nya,
suara burung walet, dan teh hangat sebagai sarapanku. Ga ada kuenya kayak di
penginapan melati, kalau mau nambah sarapan, biayanya diluar, kan aku pas itu
ngambil yang tanpa sarapan. Ya udahlah, toh aku mau nyari soto ini.
Cukup lama aku disitu, sampai jam 7, dan aku
bersiap mencari sarapan. Tujuannya adalah suto mak jannah yang terkenal itu,
berdasarkan blog yang aku baca, katanya soto-nya ada di dekat lapangan tenis.
Udah jalanlah aku kesana. Banyak yang olahraga, karena waktu itu hari jum’at.
Nyari-nyari, muter-muter, ga nemu, karena udah lapar makanlah aku di tempat
makan paling dekat dengan lapangan tenis, mesan soto dan segelas kopi, harganya
Rp 25.000,- lumayanlah ya.
Setelah itu, segera pulang ke hotel. Bersiap
menuju Belitung timur. Ngerti jalannya? Gak! Biasalah aku mengandalkan GPS.
Naik motor sewaan dari hotel Rp60.000,-/hari, dan belitung timur...aku datang.
Tujuan pertama adalah pantai burung mandi yang
katanya berdekatan dengan vihara dewi kwan im. Entahlah aku ga ngerti jalannya,
ngikutin kata gps aja. Pokoknya aku ngelewatin jalanan yang jarang banget
dilewatin kendaraan, kiri kanan hutan, kadang perkebunan sawit, hutan lagi,
sedikit perkampungan, sempat gerimis tapi diterobos terus, sempat ngelihat
monyet nyebrang, dan akhirnya ngelihat sebuah gapura yang tulisannya “Vihara
Dewi Kwan Im”
Udah ketemu ini, nantilah gps lagi ke pantai
burung mandi-nya. Aku udah capek bawa motor jauh.
Pas parkir motor. Supir-supir bus gede yang bawa
rombongan wisatawan, ngeliatin aku dengan heran.
“Sendiri?”
“Iya”
“Naik motor sendiri?” tanya salah satu dari
mereka tidak yakin.
“Iya” jawabku sambil melepas helm.
“Dari mana emang?”
“Dari tanjung pandan” jawabku. Lah aku emang
dari daerah tanjung pandan tadi sebelum kesini.
“Asalnya?”
“Gorontalo”
“Wuihhh, hebat Gorontalo bisa tembus sini”
Aku Cuma bisa mesem-mesem sendiri dibilangin
gitu. Kata bapak-bapaknya di Belitung tuh aman, ga ada yang bakalan begal meski
naik motor sendiri, adanya yang begal hati. Eaaaaa. Setelah berbasa-basi
sedikit, naiklah aku ke atas ke tempat vihara-nya.
Sama seperti vihara yang sudah aku datangi,
warna merah dan emas masih menjadi dominasi. Aku Cuma sekedar foto disini.
Lagian pas itu lagi ada renovasi, patung dewi kwan im-nya ditutup matanya gitu.
Sama pengunjung yang lain, yang ada di dekatku, dewi kwan im-nya lagi di kasih
surprice, kan di bawahnya lagi di pugar gitu, pas di buka... tadaaaa, udah
berubah.
Selesai foto-foto aku turun, dan bertanya kepada salah satu supir bus gede, arahnya ke pantai burung mandi tuh kemana. Jalannya kalau dari vihara ini gampang kok, kalau viharanya agak naik ke atas gitu, kita tinggal keluar dari gapura, belok kanan, ngikutin jalan yang di bawah itu aja, lurusss aja ga ada jalan lain, mentoknya udah pantai burung mandi.
Patung 2 ekor burung langsung menyambut pas masuk ke area pantai ini. Tidak ada retribusi sama seperti di vihara tadi. Aku langsung nyari tempat untuk parkir motor dan foto-foto. Disini lumayan banyak juga wisatawannya, banyak yang foto-foto padahal mataharinya udah luar biasa banget, padahal jam 12 juga belum. Aku memilih ngadem di salah satu tempat duduk yang ada, memperhatikan turis-turis lokal yang mengikuti arahan guide yang selalu siap mengabadikan foto mereka dengan senyum lebar.
Sama seperti pantai di bangka. Pantai di Belitung juga pasirnya putih, banyak kapal berbentuk lucu. Lucu karena di gorontalo atau di manado, bentuk kapalnya tidak seperti itu. Kalau menurutku, pantai burung mandi ini hampir sama dengan pantai pasir padi di Bangka. Pantai aja, ga ada batu-batu gede yang jadi ciri khas pantai di daerah babel. Oh iya, di pantai burung mandi banyak yang jualan, jadi jangan takut kelaparan. Tapi aku tidak ingin makan disitu, toh udah sarapan soto tadi, lagipula masih ada 2 pantai lagi yang harus ku datangi sebelum makan siang. Pantai serdang dan pantai Nyiur melambai.
maksih atas infonya, sangat bermanfaat
BalasHapuswww.saudagarmebel.com
Terima kasih. Selamat menjelajah belitung
Hapus