iklan

Rabu, 27 Juli 2016

Pantai Serdang dan Pantai Nyiur Melambai



Dari daerah damar, yang adalah tempat vihara dewi kwan im dan pantai burung mandi. aku segera bertolak ke daerah manggar. Tempat pantai serdang dan pantai nyiur melambai berada. Tempat pertama yang aku datangi adalah pantai nyiur melambai, aku tidak sempat foto di tulisan gede pantai nyiur melambai, karena di sekitar situ banyak anak muda motoran, aku ngeri ngeliatnya, jadi aku langsung masuk aja ke pantainya.

Sama seperti pantai burung mandi, disini juga banyak tempat duduk yang bisa kita pilih untuk menatap pantai. Ada beberapa penjual, tapi disini hanya ada 4 pengunjung pas aku kesitu. 3 orang yang dari percakapan mereka aku tahu mereka dari aceh, pake mobil, karena mobilnya diparkir pas di sebelah mereka, dan seorang bapak yang duduk dekat motornya, yang kayaknya masalahnya lagi banyakkkk banget, natap laut dengan mata kosong gitu, aku sampe ngeri dia bakalan bunuh diri, dan entar aku jadi saksinya. Kan ga lucu, niatnya liburan malah jadi saksi kasus bunuh diri.

Oke itu khayalanku yang sedikit liar.

Kembali ke masalah pantainya. Di pantai ini ada beberapa obyek yang bisa jadi latar belakang buat foto, bukan Cuma pantainya saja. Ada sebuah patung batu, ukuran sedang, yang adalah batu satam, sama kayak di bundaran yang ada dekat dengan hotel tempatku. Mungkin ikon kota tanjung pandan kali ya. Ada sebuah getel air (?) yang berwarna hijau merah yang bertuliskan “manggar beltim” dan ada kapal-kapal juga. aku ga sempat foto di kapal-kapal itu, itu dikuasai 3 orang asal aceh.


Teko air? entah maksudnya apa

Batu satam

Puas berada disitu, aku pindah ke Pantai Serdang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pantai nyiur melambai. Lagi-lagi tidak ada retribusi. Berarti sudah 4 tempat yang aku datengi, dan semuanya gratis. Aku masuk sampai ujung di tempat yang ada semacam panggung gitu. Pantainya masih sama kayak pantai burung mandi dan pantai serdang, pasirnya yang putih, dan tidak ada batu-batu besar. Aku sampe penasaran dimana batu-batu besar yang jadi khas pantai di belitung itu.

Cukup lama aku disini, karena meskipun udaranya lagi panas banget, tapi banyaknya pohon membuatku merasa adem di pantai ini. Membuatku sampai puas foto. Kalau bukan karena lapar, aku masih mau duduk disitu, menatap pantai, dan nunggu pangeran berkuda putih datang. Hehe.





Makan Siang? Hmmm... aku pengen ikan gangan. Yang katanya khas daerah belitung. Pokoknya aku nyari plang nama aja, sampai nemu caffe warna putih ungu yang tempatnya tepat disebelah dealer yamaha, depannya kantor camat atau apa gitu, lupa, caffenya juga lupa namanya apa, aku males keluar dari caffe karena diluar panas banget. Aku singgah disitu, karena tulisannya sedia menu khas belitung, eh pas nanya ada ikan gangan, katanya ga ada. Karena ga ada, aku jadi nyari menu yang aneh-aneh, dan pilihan jatuh kepada nasi ayam robe dan jeruk kunci. Kali ini jeruk kuncinya pake buah (aku lupa namanya, dan struknya entah udah raib kemana) yang rasanya luar biasa enaknya. Aku sampe nambah 2 kali es jeruk kuncinya saking enaknya, toh segelasnya cuma Rp 5.000,- kalau nasi sama ayam robe-nya Rp 27.000,- totalnya aku makan siang Rp 37.000,- dan aku numpang ngechars hp juga disitu, buat GPSan ke 3 tempat terakhir. Oh iya, ayam robe-nya lumayan, tapi ga cocok di lidahku. Sambelnya sih merah, tapi yo ga pedes.


Es jeruk kuncinya bikin haus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar