Jam sepuluh pagi, sudah sarapan ikan gangan di
pasar dan segelas kopi pak atet, sudah mandi, dan aku bingung mau ngapain. Aku
ke pantai-nya siang ditemenin ade. Masih 2 jam lagi, dan tidak lucu kalau aku
hanya diam di hotel saja. Aduh, itu hal yang paling ku benci ketika liburan.
Ngapain jauh-jauh datang terus diam di hotel aja. Banyak tempat yang harus di
explorasi.
Tiba-tiba hp-ku bunyi, sms dari pak Hasmin. Ya,
Bapak Ojek yang terkenal berkat blog-nya arum. Bertanya aku sudah pulang ke
hotel atau masih nyari ikan gangan. Aha, tiba-tiba ide datang. Kegiatan besok
yang kurencanakan, ku kerjakan hari ini saja. Toh besok aku sudah meninggalkan
Belitung. Jadi, aku segera menelpon Pak Hasmin, minta diaterin ke museum dan
rumah adat.
HARUS ADA ILMU YANG DI DAPAT.
Prinsipku kalau jalan-jalan. Pak Hasmin sampai
heran, katanya setelah dia terkenal, biasanya dia nganterin wisatawan cewek tuh
kalau bukan dianterin ke belitung timur, ya ke pantai tanjung kelayang atau
pantai laskar pelangi/ tanjung tinggi, baru kali ini ada yang minta diaterin ke
museum dan rumah adat.
Tiket masuk ke Museum itu tidak tahu berapa, tidak ada karcisnya, tapi aku bayar Rp 5.000,- untukku dan Pak Hasmin yang ngejelasin isi museum. Tidak seperti museum timah di bangka, kali ini museumnya bukan hanya tentang perkembangan timah, tapi juga tentang batu-batuan, tentang sejarah orang-orang cina di belitung, bahkan sampai ada baju pengantin gitu, yang masih bagus, tapi bikin aku inget film-film zombie jepang gitu, entahlah otakku nih aneh, hubungannya apa coba.
Puas keliling di dalam museum, kami pindah ke
bagian belakang yang ternyata adalah kebun binatang. Isinya tidak terlalu
banyak, dan terkesan tidak terawat. Isinya Cuma kebanyakan burung, ikan, buaya,
dan kebanyakan kandang yang kosong, bahkan ada yang kaca-nya pecah, yang
diluarnya ditulisin ular, aku sama pak Hasmin sampe ngeri kalau kepatok ular.
Tapi dari semua binatang yang ada, perhatianku
tersita oleh 2 buaya guuuueeeedeeeeeee banget yang ga gerak-gerak sama sekali
karena badannya tuh sampe berasa penuh sesak di dalam kandang yang ditutupin
semua. Pas lihat namanya, buaya laskar pelangi. Astaga, itu buaya paling gede
yang pernah aku lihat itu, yang ada di buku laskar pelangi, yang jadi
penghalang lintang kalau ke sekolah. Sumpah gede banget, ini kalau aku yang kalau
mau sekolah, ngadepinnya buaya yang kayak gini, sendirian di tengah hutan,
berhenti sekolah aku. Tapi lintang emang luar biasa, apalah arti buaya super
gede ini kalau dia bisa datang ke sekolah, bahkan sekedar nyanyi lagu indonesia
raya pas pulang sekolah. Ah, inget ini aku langsung brambang, untung Pak Hasmin
lagi terpukau sama besarnya buaya ini.
Buaya ini yang bikin Lintang terlambat datang ke sekolah |
Selesai
melihat museum dan kebun binatang, kami pindah ke Rumah Adat Belitung. Tidak
ada tarif masuk disini, gratis. Ada beberapa pengunjung disini yang asyik foto,
aku memilih menikmati bagian rumah sebelah yang kosong, isinya semacam aula.
Biasanya digunakan buat pernikahan. Mulai dari pakaian, hantaran, makanan untuk
pengantin, lengkap semua, coba pakaian pengantinnya bisa dicoba, aku pengen.
(ini bukan kode ya..bukan sama sekali)
Setelah selesai melihat-lihat rumah adat, aku
minta diantarkan mencari kopi buat oleh-oleh. Pak Hasmin terheran-heran lagi.
Udah minta dianterin ke tempat yang ga biasa para wisatawan datengin, ini minta
diaterin nyari kopi buat oleh-oleh, biasnya oleh-oleh khas belitung tuh kan
terasi, kaos atau apa.
Sekalian jalan, aku dianterin muter-muter kota
tanjung pandan, sampe tahu dimana rumah bupati, hotel yang dia miliki, dan aku
sadar, kota tanjung pandan itu kecil, gampang banget di hapalin jalannya. Aku
beli kopi yang sama dengan kopi yang disajikan di tempatnya pak atet, sekilo,
pak Hasmin sampe berkali-kali bilang “kok sekilo, kebanyakan”. Menurutku sekilo
itu sedikit buat keluargaku. Semuanya pecinta banget kopi.Lagian harga kopinya
Cuma Rp 30.000 /kg. Dan sebegai bonus, pak Hasmin juga mengajakku beli kopi di
kopi kong djie, aku maunya beli sekilo juga, tapi harganya rada mahal disini,
yang per-sachet aja, yang isinya ga nyampe setengah kilo, harganya Rp 35.000,-
aku beli satu sachet saja. Kalau kata pak Hasmin, kopi kong djie itu ga di
produksi dimana-mana kecuali disitu, katanya kopinya lebih enak kalau kopi
susu, kalau kopi hitam ga terlalu enak, dan aku berjanji harus nyoba kopi
disitu sebelum pulang.
Setelah selesai jalan-jalan dan beli oleh-oleh, pak Hasmin mengantarkanku pulang. Aku harus siap-siap ke pantai dengan Ade dan keluarganya. Oh iya, untuk informasi, pak Hasmin ga pernah mau menentukan tarif, seikhlas kita atau kalau ada perjanjian sebelumnya, dan aku memilih membayar Rp 50.000,- untuk biayanya. Menurutku itu pantas.
Kalau kira-kira ada yang butuh ojek pas di belitung, bisa ngehubungin pak Hasmin. Nomornya 085924945008. Ga usah takut ga diangkat, pasti diangkat kok sama pak Hasmin. Kalau yang jalan sendiri bisa naik ojek, kalau yang rame-rame tetap bisa ngehubungin pak Hasmin juga kok, anaknya punya mobil yang bisa disewa. Tarifnya bisa dikondisikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar