iklan

Rabu, 27 Juli 2016

Jalan-jalan sambil cari ilmu


Jam sepuluh pagi, sudah sarapan ikan gangan di pasar dan segelas kopi pak atet, sudah mandi, dan aku bingung mau ngapain. Aku ke pantai-nya siang ditemenin ade. Masih 2 jam lagi, dan tidak lucu kalau aku hanya diam di hotel saja. Aduh, itu hal yang paling ku benci ketika liburan. Ngapain jauh-jauh datang terus diam di hotel aja. Banyak tempat yang harus di explorasi.

Tiba-tiba hp-ku bunyi, sms dari pak Hasmin. Ya, Bapak Ojek yang terkenal berkat blog-nya arum. Bertanya aku sudah pulang ke hotel atau masih nyari ikan gangan. Aha, tiba-tiba ide datang. Kegiatan besok yang kurencanakan, ku kerjakan hari ini saja. Toh besok aku sudah meninggalkan Belitung. Jadi, aku segera menelpon Pak Hasmin, minta diaterin ke museum dan rumah adat.

HARUS ADA ILMU YANG DI DAPAT.

Prinsipku kalau jalan-jalan. Pak Hasmin sampai heran, katanya setelah dia terkenal, biasanya dia nganterin wisatawan cewek tuh kalau bukan dianterin ke belitung timur, ya ke pantai tanjung kelayang atau pantai laskar pelangi/ tanjung tinggi, baru kali ini ada yang minta diaterin ke museum dan rumah adat.

Tiket masuk ke Museum itu tidak tahu berapa, tidak ada karcisnya, tapi aku bayar Rp 5.000,- untukku dan Pak Hasmin yang ngejelasin isi museum. Tidak seperti museum timah di bangka, kali ini museumnya bukan hanya tentang perkembangan timah, tapi juga tentang batu-batuan, tentang sejarah orang-orang cina di belitung, bahkan sampai ada baju pengantin gitu, yang masih bagus, tapi bikin aku inget film-film zombie jepang gitu, entahlah otakku nih aneh, hubungannya apa coba.






Puas keliling di dalam museum, kami pindah ke bagian belakang yang ternyata adalah kebun binatang. Isinya tidak terlalu banyak, dan terkesan tidak terawat. Isinya Cuma kebanyakan burung, ikan, buaya, dan kebanyakan kandang yang kosong, bahkan ada yang kaca-nya pecah, yang diluarnya ditulisin ular, aku sama pak Hasmin sampe ngeri kalau kepatok ular.

Tapi dari semua binatang yang ada, perhatianku tersita oleh 2 buaya guuuueeeedeeeeeee banget yang ga gerak-gerak sama sekali karena badannya tuh sampe berasa penuh sesak di dalam kandang yang ditutupin semua. Pas lihat namanya, buaya laskar pelangi. Astaga, itu buaya paling gede yang pernah aku lihat itu, yang ada di buku laskar pelangi, yang jadi penghalang lintang kalau ke sekolah. Sumpah gede banget, ini kalau aku yang kalau mau sekolah, ngadepinnya buaya yang kayak gini, sendirian di tengah hutan, berhenti sekolah aku. Tapi lintang emang luar biasa, apalah arti buaya super gede ini kalau dia bisa datang ke sekolah, bahkan sekedar nyanyi lagu indonesia raya pas pulang sekolah. Ah, inget ini aku langsung brambang, untung Pak Hasmin lagi terpukau sama besarnya buaya ini.

 

Buaya ini yang bikin Lintang terlambat datang ke sekolah

Selesai melihat museum dan kebun binatang, kami pindah ke Rumah Adat Belitung. Tidak ada tarif masuk disini, gratis. Ada beberapa pengunjung disini yang asyik foto, aku memilih menikmati bagian rumah sebelah yang kosong, isinya semacam aula. Biasanya digunakan buat pernikahan. Mulai dari pakaian, hantaran, makanan untuk pengantin, lengkap semua, coba pakaian pengantinnya bisa dicoba, aku pengen. (ini bukan kode ya..bukan sama sekali)







Setelah selesai melihat-lihat rumah adat, aku minta diantarkan mencari kopi buat oleh-oleh. Pak Hasmin terheran-heran lagi. Udah minta dianterin ke tempat yang ga biasa para wisatawan datengin, ini minta diaterin nyari kopi buat oleh-oleh, biasnya oleh-oleh khas belitung tuh kan terasi, kaos atau apa.

Sekalian jalan, aku dianterin muter-muter kota tanjung pandan, sampe tahu dimana rumah bupati, hotel yang dia miliki, dan aku sadar, kota tanjung pandan itu kecil, gampang banget di hapalin jalannya. Aku beli kopi yang sama dengan kopi yang disajikan di tempatnya pak atet, sekilo, pak Hasmin sampe berkali-kali bilang “kok sekilo, kebanyakan”. Menurutku sekilo itu sedikit buat keluargaku. Semuanya pecinta banget kopi.Lagian harga kopinya Cuma Rp 30.000 /kg. Dan sebegai bonus, pak Hasmin juga mengajakku beli kopi di kopi kong djie, aku maunya beli sekilo juga, tapi harganya rada mahal disini, yang per-sachet aja, yang isinya ga nyampe setengah kilo, harganya Rp 35.000,- aku beli satu sachet saja. Kalau kata pak Hasmin, kopi kong djie itu ga di produksi dimana-mana kecuali disitu, katanya kopinya lebih enak kalau kopi susu, kalau kopi hitam ga terlalu enak, dan aku berjanji harus nyoba kopi disitu sebelum pulang.

Setelah selesai jalan-jalan dan beli oleh-oleh, pak Hasmin mengantarkanku pulang. Aku harus siap-siap ke pantai dengan Ade dan keluarganya. Oh iya, untuk informasi, pak Hasmin ga pernah mau menentukan tarif, seikhlas kita atau kalau ada perjanjian sebelumnya, dan aku memilih membayar Rp 50.000,- untuk biayanya. Menurutku itu pantas.

Kalau kira-kira ada yang butuh ojek pas di belitung, bisa ngehubungin pak Hasmin. Nomornya 085924945008. Ga usah takut ga diangkat, pasti diangkat kok sama pak Hasmin. Kalau yang jalan sendiri bisa naik ojek, kalau yang rame-rame tetap bisa ngehubungin pak Hasmin juga kok, anaknya punya mobil yang bisa disewa. Tarifnya bisa dikondisikan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar