Nah, sesuai judulnya, jadi aku akan menuju ke
Melaka dari Kuala Lumpur. Masih satu negara sama Malaysia jadi ga usah
ngurus-ngurus visa, passport juga Cuma diminta pas kamu beli tiket aja.
Caranya ke Melaka dari KL gimana ceritanya.
Berhubung aku penginapannya dari deket-deket KL Sentral, maka aku berangkat
dari KL Sentral. Masih naik LRT putra jaya menuju Bandar Tasik Selatan.
Berhubung aku sudah ahli beli tiket sendiri, jadi ga perlu bantuan lagi.
Ongkosnya 2,40. Yang bikin bingung itu platfomnya mesti naik platfom berapa
coba. Maka aku nanya akak cantik di tengah-tengah KL Sentral yang jadi bagian
informasi, dan dia bilang aku cukup ke platfom 1. Kan ga lucu udah lucu udah beli
tiket dituker sama koin plastik itu, eh situ salah masuk platfom terus keluar
lagi koinnya kan udah harus dimasukin, jadi beli tiket lagi deh. AKU OGAH
RUGI!!!
Aku nunggu lumayan lama. Ada kali setengah
jam-an. Bareng bule-bule juga yang masih meraba-raba tujuan mereka harus
kemana. Mungkin ke Melaka juga, atau ke Penang, atau mungkin juga ke Colmar.
Yah... Bandar Tasik Selatan itu hampir mirip-mirip KL Sentral lah, Cuma
kayaknya ngehubungin sama yang diluar-luar daerah Malaysia gitu. Kereta-nya
tepat waktu, dan aku langsung berburu masuk. Bawa ransel, oleh-oleh yang sudah
kubeli di Central Market kemarin, dan ada anak kecil cewek yang kayaknya
kasihan lihat aku berdiri sambil bawa ransel yang menurutnya besar, dan dia
kemudian bergabung sama bapak dan kakaknya yang berdiri, aku sampe
berulang-ulang minta maaf ke bapaknya karena sempat ngelihat bapaknya
mengamankan tempat duduk itu buat anak gadisnya.
Nah, sampai di Bandar Tasik Selatan kita harus
keluar dan jalan, naik tangga juga, dan akhirnya sampai di Terminal Bandar
Selatan. Nah kalau kamu bingung mau beli tiket dimana (ini yang aku alamin
soalnya, kiri dan kanan ada yang jualan tiket soalnya, jadi bingung sendiri mau
beli dimana) kamu dari pintu masuk, belok kiri aja. Lihat deh tuh deretan
kounter tiket, ada kali belasan kounter tiket, dan semuanya rame. Itu
ngelayanin ke semua tujuan kok, jadi aman. Nah, pas lagi antri. Ada petugasnya
yang ngedekatin aku, bilang kalau di kounter 1 yang ngantri Cuma 1 orang.
Alhamdulillah aku langsung kesana, lumayan berat ranselku soalnya.
Setelah tiba giliranku, aku nyebutin tujuanku yaitu Melaka Sentral dan berapa jumlah tiket yang harus dibeli. Sebenarnya kita bisa pilih sendiri mau di bangku yang mana, tapi sama akak-nya aku dikasih kursi sendiri aja. Dan emang itu yang aku inginkan. Dimintai passport buat cetak tiketnya, ongkosnya RM 11.00. Murah ya, Cuma Rp 32.500,- kalau di rupiahin. Dan aku segera menuju ruang tunggu.
tiket bus dari TBS ke Melaka Sentral |
Ini aku berasa nunggu pesawat. Ada
jadwal-jadwalnya gitu, padahal nunggu bus. Kita harus masuk lewat gate apa
gitu, jam keberangkatan. Dan untungnya mereka tepat waktu, ga ngetem dulu. Jam
12 teng, aku udah di dalam bus yang nyaman dan siap menuju Melaka. Lama
perjalanannya 2 jam. Mau tiduran boleh, mau menikmati pemandangannya juga
boleh. Ada tuh bukit yang kulihat bagusss banget, eh ga tahunya kuburan. Ckck,
saking kampungannya aku.
2 jam perjalanan, akhirnya sampai di Melaka
Sentral. Dan berhubung udah siang banget, hampir sore dan aku Cuma sarapan roti
selai sama teh di hotel, maka cacing-cacing di perutku sudah protes. Pas lihat
ada tulisan “Bakso”. Bodo amat ke Melaka-nya. Aku mau makan dulu. Dan aku
pengen nangis,pas denger yang punya tempat makannya ngomong jawa.
Astaga...setidaknya aku bisa makan dengan benar siang ini. Maka aku langsung mengambil
nasi (putih pastinya), telur balado sambalnya aku banyakin, dan terong goreng
dengan ekstra sambal juga. Plus es teh. Alhamdulillah, itu makan siang terbaik
yang kumakan sejak sampai di Malaysia, dan kamu bisa tebak, untuk makanan
menyenangkan lidah itu aku cukup bayar RM 5,00. JUARA!!!!!
Perut kenyang, Hati senang, dan mari kita
melanjutkan perjalanan kita ke Melaka. Di Melaka Sentral ini ada bus dan taksi
juga, kereta ga ada. Mungkin di tempat berbeda, mungkin ga ada, aku kurang
begitu tahu. Nah, kamu harus memperhatikan dengan baik ya kalau mau naik
bus-nya. Kalau kamu mau naik bus ke Melaka-nya naik yang bus antar negeri,
jangan bus antar bangsa, keluar daerah berarti kamu. Nomornya juga sama
soalnya. Tapi kalau kamu biar lebih yakin, tanya aja supirnya,
tenang...supirnya baik-baik, ga bakalan ngasih petunjuk yang salah sama kamu.
Akupun langsung cari tempat bus nomer 17. Bus warna merah bertuliskan Panorama Melaka. Pas naik bus, kan ada supirnya tuh. Kamu beli tiket di supirnya langsung, kasih tahu tujuanmu dan dia bakalan ngasih karcisnya. Aku kan mau ke Dutch Square yang katanya lebih dikenal dengan bangunan merah karena bangunannya di cat merah semua. Sebutin aja Bangunan Merah, mau supirnya orang Malaysia kek, mau orang cina kek, mau orang India kek, ngerti dia kalau bangunan Merah tuh dimana. Ongkosnya RM 1.50. Tinggal cari tempat duduk, kalau ga kebagian tinggal pegangan aja.
Tak begitu lama aku mulai melihat deretan
bangunan merah, dan bus berhenti. Akupun turun, dan kamu bakalan di sambut sama
jalanan rame dengan bangunan merah yang langsung memenuhi pandanganmu, serta
becak-becak yang memutar lagu-lagu, ini kadang ga heran kamu dengar lagunya Ayu
Ting-ting, apa lagunya Cita Citata, doyan dangdut juga orang-orang sini
ternyata.
Hal pertama yang harus aku lakukan adalah cari
penginapan. Tujuanku adalah Discovery Cafe and Guest House. Malam sebelumnya
aku udah cek Traveloka dan Discovery ini paling murah. Berhubung aku ga tahu
arahnya, gps-ku masih tidak berfungsi, maka aku mulai jalan ngelewatin
jembatan. Dan aha, aku ngelihat banguan hijau itu. Akupun berbalik arah menuju
tempat istirahatku malam ini.
Mulai tanya-tanya kamar, dan berhubung aku sendirian, ga butuh-butuh banget ac, aku memilih kamar single non AC. Harganya RM 30,00 dengan fasilitas kipas, tapi kamar mandinya diluar. It’s OK. Yang penting murah. Oh iya, disini bayar deposit juga, harusnya sih RM 30.00,- entah kenapa aku Cuma dikenakan deposit RM 20.00,- apa karena wajahku wajah-wajah ga berduit kali ya, dan kelihatannya terlalu menyedihkan. Maka aku dianterin si penjaga, cowok India rada arab-arab gitu yang lumayan cakep. Ngomongnya cepat banget, mana dia ngomongnya pake bahasa inggris logat india, yang astaga aku ga ngerti ngomongnya apa, pokoknya iya-iyain ajalah. Di akhir tour-nya dia sempat menawarkan untuk aku menggunakan kamar single dengan AC tapi ku tolak dengan halus, aku Cuma mau tidur selamam, ga usah yang nyaman-nyaman banget, toh besok udah mau ke Penang, dan ini udah sore, aku buru-buru mau jalan, setelah dua pengalaman keluar malam dan digodain, aku ga mau mengulanginya lagi, dan kakiku udah lecet parah, aku malah harus menyeret kaki kiriku karena sakitnya minta ampun kalau jalan normal.
Setelah membereskan urusan. Aku menaruh tas, dan
jalan. Aku sempatkan beli mineral water disini, lumayan harganya yang kecil
Cuma RM 0,80 padahal beberapa hari ini aku belinya selala RM 1.00, dan yang
gede Cuma RM 1,50 padahal di KL sana aku belinya RM 3.00. Haha, aku anak
akuntansi kali, pengeluaran kecil itu mempengaruhi.
Nah aku balik lagi ke deretan bangunan merah itu dan mulai foto-foto. Foto sendiri ya, karena ga berani minta tolong orang buat fotoin karena ngeri hp-nya di bawa kabur. AKU PARNOAN PARAH!!!!. Nah mulai pake timer dan hasilnya adalah 2 kali aku diisengin, sama tukang potret yang sekitaran gereja itu dan ada bule juga. Astaga...mereka ga bisa lihat cewek sendiri aja.
Untuk
jalan-jalan keliling Melaka, kamu bisa pake becak, RM 25.00 kalau ga salah
ongkosnya. Tapi demi tuhan itu yang naik itu kebanyakan bapak-bapak, ibu-ibu,
oma-oma,opa-opa peserta tour yang kelihatan bahagia banget naik becak penuh
dekorasi itu, ga ada anak muda yang aku lihat, dan kamu mesti lihat wujud
becak-nya untuk tahu kenapa itu bisa terjadi. Lagian yah, Melaka di waktu sore
itu, adem banget, pas banget buat jalan kaki, dan aku memutuskan untuk jalan
kaki saja menyusuri sungai.
Soal sungainya sih airnya ga gimana bersih. Tapi
pinggirannya itu berasa di itali gimana gitu, yang ada gondola-gondolanya itu.
kerenlah. Sore aja udah begitu menentramkan hati gimana malam. Banyak tempat
keren dekat-dekat sini, tapi kebanyakan sih ya Museum. Iyalah, Melaka kan kota
museum. Jadi ga heran disini buanyaaaaakkkkkkk sekali museumnya, ada yang
gratis, dan banyakan yang bayar. Tapi aku tidak kepengen masuk museum hari ini.
Kakiku makin susah diajak jalan, aku hanya ke Jongker Walk, memperhatikan
Jongker Walk yang mulai mempersiapakan diri menunggu malam. Ini tempat yang
emang ruameee banget kalau malam. Aku Cuma sedikit melupakan kakiku ketika
ketemu action figure Robin yang Cuma seharga RM 10.00,- Beli!!! Ga pake mikir.
minuman anti mainstream |
Sebelum
pulang aku menyempatkan diri membeli semangka. 1 buah semangka yang langsung
dinikmati dari buahnya. Kayak minum air kelapa muda dari kepala langsung gitu.
Kali ini semangka. Biar anti mainstream, sekalian buat pamer di medsos. Haha.
Harganya lumayanlah. RM 5.00, dan aku siap pulang. tidak akan keluar sampe
besok pagi, tidak peduli di dekat penginapan, kan ada taman, lagi ada perayaan
deepavali yang suaranya kedengeran sampe penginapan, ataupun sungai melaka yang
kelihatan cantik dan memanggil-manggil. Aku mau istrirahat. Simpan tenaga buat
besok, dan mengistirahakan kakiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar