iklan

Senin, 27 Maret 2017

Menikmati Danau Tondano dari Rumah Pohon Puncak Urungo


Seperti judulnya, jadi kali ini aku akan membahas tentang tempat wisata di Tondano, tepatnya di desa Urungo yang menyajikan pemandangan luasnya danau Tondano dari atas. Ga perlu drone yah. Cukup naik ke rumah pohon yang sekarang memang jadi salah satu destinasi wisata di Tondano.

Sebenarnya Danau Tondano bisa kamu nikmati dari pinggir jalan, yang letaknya emang agak sedikit di atas. Tapi siapa yang tidak tergoda untuk melihat danau super luas itu dari atas tanpa dihalangi apa-apa.


Petunjuk kalau kamu udah nyampe di /puncak Urungo

Ada 2 titik yang menjadi rumah pohon, tapi aku hanya datang ke satu titik saja. Singkat cerita, akhirnya sampai di plang tanda sudah sampai di rumah pohon, disambut sama bapak-bapak tukang parkir yang ramahnya luar biasa. Satu yang aku salut banget dari bapaknya, dia tidak menaikkan tarif parkir meski tanpa ada karcis. Dua ribu rupiah saja dengan pelayanan ramah yang memuaskan.

Jangan berharap untuk memarkirkan motor dekat dengan rumah pohonnya kayak di benteng Otanaha, Gorontalo. Atau Danau Kaolin di Belitung. Disini, kamu parkir di bawah, dan selanjutnya naik ke atas dengan jalan kaki.

Tidak ada tiket masuk di tempat wisata ini tapi ada kotak partisipasi yang sebaiknya kamu isi sebelum naik. Tidak ada aturan berapa. Seikhlasnya saja. Selanjutnya, tinggal kuatkan kakimu untuk menaiki satu persatu batu yang disusun menjadi tangga. Kakiku sampe pegal luar biasa gara-gara naik, padahal tidak banyak jumlah batu yang harus dinaiki. Mungkin karena belakangan aku tidak olahraga, dan karena kakiku yang pendek, jadi langkahnya harus lebar-lebar. Entahlah.


Kurang lebih seperti itu tangganya

Singkat cerita dengan sedikit perjuangan, akhirnya aku sampai di puncak. Batunya licin karena habis hujan, tapi tidak usah khawatir, ada bambu yang diletakkan di dekat sususan batu menjadi pembatas sekaligus bisa kamu gunakan sebagai pegangan.

Total rumah pohonnya ada 3. Satu dengan atap tapi agak kecil dengan tangga dari tali dan bambu kecil untuk sampai kesana. Satu tanpa atap yang ada banyak plang-plang kecil penunjang foto dengan jembatan dari bambu agak besar, dan satunya lagi dibuat seperti kapal bajak laut.


Rumah Pohon pertama


Rumah pohon ke-2


Rumah pohon ke-3

Selain 3 rumah pohon itu, ada juga spot foto berupa panggung dengan kawat yang dibuat berbentuk hati, dan ada juga yang tidak perlu naik-naik, cukup lepas alas kaki saja, dan bisa foto dengan sign LOVE. Huruf O-nya dari pohon yang sudah di tebang, kita bisa naik ke atasnya dan foto-foto. Atau kalau mau coba yang rada ekstrim bisa nyoba ayunan yang ngeliatnya aja udah bikin deg-degan. Pas aku disini, ada 2 orang yang mencoba ini, tapi sepertinya dua-duanya adalah penjaga disini. Yang menurutku tidak ramah sama sekali. Mereka cenderung cuek. Mungkin mereka lagi banyak masalah. Atau tidak berminat karena jalanan yang beceknya minta ampun sampe membuat sepatuku isinya becek semua.

Kamu bisa memilih yang mana saja untuk berswafoto. Tidak ada aturan, tidak ada batasan, yah...cukup tahu diri aja kalau yang pengen nyoba tempat itu bukan Cuma kamu saja, ada pengunjug yang lain.

Oh iya, disini ada kotak partisipasi juga. sama kayak kotak partisipasi di bawah, ini juga tidak ada aturan, mau diisi boleh, ga diisi juga gak papa. Tapi kan, setidaknya kamu ngasihlah. Buat perawatan tempatnya. Apa sih artinya uang beberapa ribu rupiah, kalau kamu bisa menikmati danau seluas itu. sore-sore abis ujan. Sayang aja pas itu ga ada kopi. Coba ada, pas mantap. Ah, plus kalau penjaganya mau muterin lagunya Payung Teduh. Duh, aku bisa betah banget disana.




Danau Tondano aja udah bikin aku inget “nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan? Apalagi ditambah dengan nikmatinya dari rumah pohon yang secara notabene-nya Gratis. SURGA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar