Seperti judulnya, jadi kali ini aku akan
membahas tentang tempat wisata di Tondano, tepatnya di desa Urungo yang
menyajikan pemandangan luasnya danau Tondano dari atas. Ga perlu drone yah.
Cukup naik ke rumah pohon yang sekarang memang jadi salah satu destinasi wisata
di Tondano.
Sebenarnya Danau Tondano bisa kamu nikmati dari
pinggir jalan, yang letaknya emang agak sedikit di atas. Tapi siapa yang tidak
tergoda untuk melihat danau super luas itu dari atas tanpa dihalangi apa-apa.
Petunjuk kalau kamu udah nyampe di /puncak Urungo |
Ada 2 titik yang menjadi rumah pohon, tapi aku
hanya datang ke satu titik saja. Singkat cerita, akhirnya sampai di plang tanda
sudah sampai di rumah pohon, disambut sama bapak-bapak tukang parkir yang
ramahnya luar biasa. Satu yang aku salut banget dari bapaknya, dia tidak
menaikkan tarif parkir meski tanpa ada karcis. Dua ribu rupiah saja dengan
pelayanan ramah yang memuaskan.
Jangan berharap untuk memarkirkan motor dekat
dengan rumah pohonnya kayak di benteng Otanaha, Gorontalo. Atau Danau Kaolin di
Belitung. Disini, kamu parkir di bawah, dan selanjutnya naik ke atas dengan
jalan kaki.
Tidak ada tiket masuk di tempat wisata ini tapi
ada kotak partisipasi yang sebaiknya kamu isi sebelum naik. Tidak ada aturan
berapa. Seikhlasnya saja. Selanjutnya, tinggal kuatkan kakimu untuk menaiki
satu persatu batu yang disusun menjadi tangga. Kakiku sampe pegal luar biasa
gara-gara naik, padahal tidak banyak jumlah batu yang harus dinaiki. Mungkin
karena belakangan aku tidak olahraga, dan karena kakiku yang pendek, jadi
langkahnya harus lebar-lebar. Entahlah.
Kurang lebih seperti itu tangganya |
Singkat cerita dengan sedikit perjuangan,
akhirnya aku sampai di puncak. Batunya licin karena habis hujan, tapi tidak
usah khawatir, ada bambu yang diletakkan di dekat sususan batu menjadi pembatas
sekaligus bisa kamu gunakan sebagai pegangan.
Total rumah pohonnya ada 3. Satu dengan atap
tapi agak kecil dengan tangga dari tali dan bambu kecil untuk sampai kesana.
Satu tanpa atap yang ada banyak plang-plang kecil penunjang foto dengan
jembatan dari bambu agak besar, dan satunya lagi dibuat seperti kapal bajak
laut.
Rumah Pohon pertama |
Rumah pohon ke-2 |
Rumah pohon ke-3 |
Selain 3 rumah pohon itu, ada juga spot foto
berupa panggung dengan kawat yang dibuat berbentuk hati, dan ada juga yang
tidak perlu naik-naik, cukup lepas alas kaki saja, dan bisa foto dengan sign
LOVE. Huruf O-nya dari pohon yang sudah di tebang, kita bisa naik ke atasnya
dan foto-foto. Atau kalau mau coba yang rada ekstrim bisa nyoba ayunan yang
ngeliatnya aja udah bikin deg-degan. Pas aku disini, ada 2 orang yang mencoba
ini, tapi sepertinya dua-duanya adalah penjaga disini. Yang menurutku tidak
ramah sama sekali. Mereka cenderung cuek. Mungkin mereka lagi banyak masalah.
Atau tidak berminat karena jalanan yang beceknya minta ampun sampe membuat
sepatuku isinya becek semua.
Kamu bisa memilih yang mana saja untuk
berswafoto. Tidak ada aturan, tidak ada batasan, yah...cukup tahu diri aja
kalau yang pengen nyoba tempat itu bukan Cuma kamu saja, ada pengunjug yang
lain.
Oh iya, disini ada kotak partisipasi juga. sama kayak kotak partisipasi di bawah, ini juga tidak ada aturan, mau diisi boleh, ga diisi juga gak papa. Tapi kan, setidaknya kamu ngasihlah. Buat perawatan tempatnya. Apa sih artinya uang beberapa ribu rupiah, kalau kamu bisa menikmati danau seluas itu. sore-sore abis ujan. Sayang aja pas itu ga ada kopi. Coba ada, pas mantap. Ah, plus kalau penjaganya mau muterin lagunya Payung Teduh. Duh, aku bisa betah banget disana.
Danau
Tondano aja udah bikin aku inget “nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau
dustakan? Apalagi ditambah dengan nikmatinya dari rumah pohon yang secara
notabene-nya Gratis. SURGA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar