iklan

Rabu, 06 September 2017

Cara ke Chatuchak Weekend Market dari Khaosan Road


Masih ngebahas tentang backpacker-ku ke Thailand. Selamat menikmati

 

HARI KE-3

Rencananya tuh aku mau ke Chatuchak kemudian ke Pattaya, kan sekalian check out karena kamarnya emang Cuma aku booking untuk 2 hari. Jam 9 aku udah siap, nunggu bus menuju Chatuchak Weekend Market, yang katanya pasar paling murah. Bahkan turis-turis tuh sengaja menyempatkan diri di sabtu atau minggu untuk kesini. Pasarnya dibuka mulai jam 9 pagi sampai jam 12 malam. Kamu tahu sunmor ga? Yang di Jogja yang Cuma ada kalau hari minggu pagi, makanya sunmor, singkatan dari Sunday morning, nah...Chatuchack ini 10 kali lipatnya. Guedeeeeeee banget.

Baiklah, mundur ke belakang. Belum mau bahas gimana gedenya pasar itu, tapi caranya kesana dari khaosan road tuh gimana? Aku butuh 1 jam untuk akhirnya naik bus 524. Sebenarnya bisa juga naik bus nomer 3 yang sejak sejam aku nunggu tuh udah lewat berkali-kali, tapi aku memutuskan untuk naik 524, ongkosnya 17 bath. Sebutin aja Chatuchak ke kondekturnya,  dan minta dia untuk ngasih kode kalau udah di Chatuchak. Meski dengan bahasa yang terbatas, yang sepertinya berbeda satu sama lain, tapi kami membahas hal yang sama sampai dia mengangguk dan tersenyum.

Ke Chatuchaknya butuh waktu berapa lama kalau naik bus? 1 jam lebih saudara-saudara. Macet. Bangkok tuh macetnya kayak Surabaya. Walhasil aku nyampe Chatuchak udah jam 10 lewat. Padahal aku harus check out jam 12. Dengan terburu-buru aku mulai masuk dan menyisir pasar chatuchak. Barang yang pertama aku beli adalah scarf silk made in Thailand buat oleh-oleh ibu. Harganya 250 bath. Kalau mau yang lebih haluuuusss lagi ada yang 280 bath, kalau ngambil lebih dari 1 bisa nego kok, pinter-pinternya kita aja.

Abis beli oleh-oleh buat Ibu. Masih banyak list oleh-oleh yang harus ku beli. Sabun, tas, kopi buat adikku, belum buat bapak masih belum nemu mau beli apaan. Dan itu waktunya sempit saudara-saudara. Aku Cuma sempat membeli sabun, dan sebelum pulang membeli ice cream coconut. Jadi ada kelapa yang batoknya keciiiiillll banget, dibeleh jadi 2. Nah satu bagiannya tuh diambilin dagingnya, terus dimasukin es krim di dalam batoknya, terus kita bebas milih topingnya. Aku milih kacang merah, biar seger. Harganya Cuma 50 bath. Tepat jam 11 aku naik bus nomor 3 buat kembali ke Khaosan Road. Dan keajaiban kembali terjadi, aku naik bus yang gratis saudara-saudara, otomatis kondekturnya ga bakalan nanya kalau dimana aku akan turun, dan akhirnya aku di turunkan di Mo Chit. Stasiun MRT. Mampus, kalau aku nekat naik MRT, otomatis aku harus turun di Stasiun Stadium National, ituloh di MBK yang kemarin aku datengin, dari situ kudu naik bus 47 lagi, iya kalau aku ga diturunin di antah barantah, kalau iya? Amannya harus naik tuk-tuk, dan bayar 100bath lagi. Oh tidak. Akhirnya aku memilih nyebrang. Ada tukang ojek disana.

Layaknya tukang ojek umumnya, dia nawarin untuk nganterin, pas aku nyebutin khaosan Road, dia matok harga 200 bath, aku tawar ga mau. Ya udah, aku download aja aplikasi grab, dan tahu berapa ongkosnya? 140 bath naik taksi. Ga pake mikir langsung mesan. Aku lebih milih naik taksi yang adem, ada AC-nya, lebih aman, dengan harga yang jauh lebih murah daripada naik ojek.

Nunggu. Akhirnya taksinya datang, yang lucu adalah, supir taksinya ga terlalu bisa bahasa Inggris, begitupun aku. Hanya atas izin Tuhan yang maha baik di atas sana, sampai dia ngerti kalau aku nunggu di seberangnya Mo Chit, sementara dia nunggu pas di depannya Mo Chit.

Apakah aku nyampe sebelum jam 12 di penginapan? Aku telat 5 menit, dan pengen tiduran. Ya udahlah, aku memilih untuk nginep dua malam lagi di hotel yang sama. Kamu tahu dia minta berapa? 900 bath untuk 2 malam. Astaga. Iya kalau ga pake uang deposit. Wong 500 bath-ku aja udah buat deposit. Maka aku memutuskan untuk ngambil sehari aja. Entar malam aku nyari penginapan yang baru yang lebih murah tapi kamar mandi dalam, pasti ketemu, Khaosan Road berjejeran tempat nginepnya.

Setelah mandi, ngecharger hp, dan cukup istirahat. Aku memutuskan untuk jalan-jalan di sekitaran penginapan. Ada Wat Chana Songkram tepat di depan aku nungguin bus. Ada museum juga, daripada aku bapuk ga tahu ngapain di hotel.




Tempat pertama yang aku datangi Wat Chana Songkram. Gratis masuk sini. Lumayan baguslah dan sedikit sepi, jadi kamu bebas kalau mau foto. Ga lama aku disini, kemudian pindah ke National Museum. Hebatnya aku salah masuk, malah masuk ke Galery Museum, yang kebetulan lagi ada acara, makan-makan gratis. Tapi aku memilih untuk tidak makan, malah beli pepaya seharga 20 bath. Buahnya seger banget. Aku jadi vegetarian nih selama di Thailand. Hemat sih sebenarnya alasannya. Malam entar baru aku nyari makanan yang halalan toyiban sekalian nyari penginapan.


Salah satu patung di depan National Galery

Habis makan pepaya, aku menuju National Museum. Tiketnya 150 bath apa 200 bath gitu, aku lupa. Batas terakhir masuk tuh 15.30 karena museumnya tutup pukul 16.o0. nah aku nyampe sana udah 15.20, kan sayang banget kalau Cuma 40 menit di dalam museum, nanti keburu-buru, belum aku harus nyari spot buat foto. Duh eman-eman duitnya. Akupun memutuskan untuk pulang ke penginapan, buat sholat.




Setelah sholat isya, akupun bersiap untuk nyari makan malam. Aku belum ketemu nasi hari ini, dan sebagai orang indonesia yang baik, disebut makan itu kalau udah ketemu nasi. Otomatis kalau mau makan nasi, aku harus nyari yang halal, Mango Sticky Rice ga akan membantu hari ini.

Setelah googling, ketemu Mataba restoran yang ngejual makanan halal, bersiaplah aku jalan kaki, ngikutin google maps. Lumayan juga jaraknya, sekitar 30 menitan aku jalan dari penginapan. Jadi nama restorannya tuh Karim Mataba ya, ada gambar kakek-kakeknya pake baju putih yang langsung mengingatkanku ke Mahatma Gandhi. Tempatnya 2 lantai, dan selalu rame. Yang makan disitu kayaknya bukan Cuma warga muslim aja.

 


Aku memesan nasi, kari ayam dan cola. Kalau pesan mataba a.k.a martabak telur tuh mana aku kenyang. Mungkin bisa buat nenangin cacing di perut, berapa menit, abis itu berontak lagi, jadi aku milih makan nasi. Harganya 86 bath. Nasi putihnya 17 bath, karinya 50 bath, colanya 19 bath. Kalau aku nyaranin kalau mau makan disini, beli air mineral di sevel dulu deh, Cuma 7 bath, disini harganya 17 bath. Waktu itu aku ga bawa air, daripada beli air mineral 17 bath, mending beli cola yang 19 bath kan?

Abis makan agak gerimis, aku buru-buru balik ke khaosan road. Aku masih mau nyari tempat nginep yang baru. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke Rainbow Guest House. Yang punya orang India kayaknya. Seragamnya merah-merah dan mereka ramah-ramah. Harganya 250 bath/ malam. Single bad, kamar mandi dalam, fan, ga ada tv, aku ga nanya ada wifi-nya atau ga, karena aku kan pake kartu thailand jadi ga gitu masalah, tapi nyaman kok, dan paling penting ada sarapannya.

Beres soal penginapan dan udah kenyang, aku kembali ke penginapanku untuk tidur. Besok harus menyiapkan tenaga untuk jalan-jalan sebelum jam 12 buat pindah penginapan.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar