iklan

Minggu, 24 September 2017

OpiniFit : Bisnis waralaba supermarket 24 jam

Kamu pasti sudah tahu maksudku gerai yang mana. Yang ada dimana-mana, dan selalu berdekatan. Iyap..itu (akunya ga mau nyebut, takut panjang urusannya). Aku bukan mau komplen atas pelayanannya atau semacam itu, tidak sama sekali. Justru aku adalah pelanggan salah satu gerai tersebut, aku suka berburu Sari Roti disitu.

Saking banyaknya gerai ini, kamu jangan pernah ngambil patokan gerai ini sebagai petunjuk jalan (sepupuku pernah ngasih patokan ini ke sepupuku yang lainnya, dan walhasil dia nyasar jauhhhh bangetttt), dan kamu bakalan heran pasti kalau ada satu daerah yang sama sekali tidak ada gerai ini. Sama sekali! 1pun tidak ada.

Emang ada? Ada... 2 yang aku tahu. Minahasa Tenggaran dan Tahuna. Temanku kebetulan tinggal di Tahuna dan bilang kalau tidak ada gerai ini sama sekai di Tahuna, sedangkan Minahasa Tenggara. Itu tempatku sekarang, jadi aku tahu dengan pasti, Tidak ada gerai satupun selama masih berada di Minahasa Tenggara. Lewati perbatasan Minahasa tenggara, dan kamu akan menemui gerai ini tiap berapa meter.

Kenapa? Aku tidak begitu tahu alasannya. Tapi apapun alasannya. Ada tidaknya gerai ini, punya sisi positif dan negatifnya. Waktu aku masih kuliah di Jogja, dekat kampus ada gerai yang mau di bangun, dan sepanjang pendiriannya, spanduk menolak tetap ada di depan tempat gerai ini akan di bangun.

Kenapa di tolak? Toh gerai ini akan buka 24jam, yang akan mempermudah kita jika membutuhkan sesuatu ketika tengah malam atau subuh? Mengingat jam buka warung yang biasanya Cuma dari pagi saat si empu warung bangun, sampai dia mau tidur saja. Dan ada lapangan kerja baru?

Kenapa tidak di terima? Jujur saja, aku lebih suka belanja di gerai-gerai ini dibanding di warung. Alasannya? Entahlah. Mungkin kita bakalan lebih tertarik masuk ke tempat yang banyak lampunya, terang benderang, ber-ac, disapa kasirnya, ditawari beli pulsa tiap bertransaksi, entahlah. Aku hanya secara naluriah memilih masuk ke gerai ini dibanding warung. Mungkin orang-orang seperti aku ini yang membuat gerai-gerai ini tidak diterima untuk dibangun. Karena nantinya akan mematikan usaha kecil orang-orang yang punya warung, yang bermodal kecil, dan biasanya yang jaga juga sudah berumur.

Alasan ini juga yang kuderngar berlaku di Minahasa Tenggara, kenapa sampai tidak ada gerai ini satupun disini. Tapi aku tidak tahu kebenarannya, yang aku tahu pasti tidak ada gerai itu didaerahku. Bagus, menurutku aku masih bisa beli keperluanku di warung-warung kecil. Yang jadi masalah adalah, kadang ada aktivitas yang lebih mudah ketika ada gerai ini di dekat tempat tinggal kita. Gerai-gerai ini bekerjasama dengan beberapa pihak yang membuat urusan bayar-membayar menjadi lebih gampang.

Jadi kalau aku boleh beropini, penting tidaknya gerai-gerai ini di dalam hidupku, aku bisa bilang 50:50. Tergantung kebutuhan. Ga ada, ga masalah. Ada juga, bukan masalah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar