Kamu pasti sudah tahu maksudku gerai yang mana.
Yang ada dimana-mana, dan selalu berdekatan. Iyap..itu (akunya ga mau nyebut,
takut panjang urusannya). Aku bukan mau komplen atas pelayanannya atau semacam
itu, tidak sama sekali. Justru aku adalah pelanggan salah satu gerai tersebut,
aku suka berburu Sari Roti disitu.
Saking banyaknya gerai ini, kamu jangan pernah
ngambil patokan gerai ini sebagai petunjuk jalan (sepupuku pernah ngasih
patokan ini ke sepupuku yang lainnya, dan walhasil dia nyasar jauhhhh
bangetttt), dan kamu bakalan heran pasti kalau ada satu daerah yang sama sekali
tidak ada gerai ini. Sama sekali! 1pun tidak ada.
Emang ada? Ada... 2 yang aku tahu. Minahasa
Tenggaran dan Tahuna. Temanku kebetulan tinggal di Tahuna dan bilang kalau
tidak ada gerai ini sama sekai di Tahuna, sedangkan Minahasa Tenggara. Itu
tempatku sekarang, jadi aku tahu dengan pasti, Tidak ada gerai satupun selama
masih berada di Minahasa Tenggara. Lewati perbatasan Minahasa tenggara, dan
kamu akan menemui gerai ini tiap berapa meter.
Kenapa? Aku tidak begitu tahu alasannya. Tapi
apapun alasannya. Ada tidaknya gerai ini, punya sisi positif dan negatifnya.
Waktu aku masih kuliah di Jogja, dekat kampus ada gerai yang mau di bangun, dan
sepanjang pendiriannya, spanduk menolak tetap ada di depan tempat gerai ini
akan di bangun.
Kenapa di tolak? Toh gerai ini akan buka 24jam,
yang akan mempermudah kita jika membutuhkan sesuatu ketika tengah malam atau
subuh? Mengingat jam buka warung yang biasanya Cuma dari pagi saat si empu
warung bangun, sampai dia mau tidur saja. Dan ada lapangan kerja baru?
Kenapa tidak di terima? Jujur saja, aku lebih
suka belanja di gerai-gerai ini dibanding di warung. Alasannya? Entahlah.
Mungkin kita bakalan lebih tertarik masuk ke tempat yang banyak lampunya,
terang benderang, ber-ac, disapa kasirnya, ditawari beli pulsa tiap
bertransaksi, entahlah. Aku hanya secara naluriah memilih masuk ke gerai ini
dibanding warung. Mungkin orang-orang seperti aku ini yang membuat gerai-gerai
ini tidak diterima untuk dibangun. Karena nantinya akan mematikan usaha kecil
orang-orang yang punya warung, yang bermodal kecil, dan biasanya yang jaga juga
sudah berumur.
Alasan ini juga yang kuderngar berlaku di Minahasa Tenggara, kenapa sampai tidak ada gerai ini satupun disini. Tapi aku tidak tahu kebenarannya, yang aku tahu pasti tidak ada gerai itu didaerahku. Bagus, menurutku aku masih bisa beli keperluanku di warung-warung kecil. Yang jadi masalah adalah, kadang ada aktivitas yang lebih mudah ketika ada gerai ini di dekat tempat tinggal kita. Gerai-gerai ini bekerjasama dengan beberapa pihak yang membuat urusan bayar-membayar menjadi lebih gampang.
Jadi kalau aku boleh beropini, penting tidaknya
gerai-gerai ini di dalam hidupku, aku bisa bilang 50:50. Tergantung kebutuhan.
Ga ada, ga masalah. Ada juga, bukan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar