iklan

Rabu, 03 April 2019

Backpacker ke tanah toraja


Wohoooooo...

Alhamdulillah aku di kasih satu kesempatan Lagi untuk mengunjungi satu tempat super unik di Indonesia.



Sedikit cerita, Toraja ini samaaaa sekali ga ada di list tempat yang Harus aku kunjungi,tapi karena harga tiket naiknya parah banget, otomatis aku Harus nyari yang dekat-dekat biar jiwa kismin aku ini tidak semakin terinjak-injak. Okeee..manado dan gorontalo jelas ga masuk hitungan, palu..hmm, nantilah aku masih trauma sama berita tsunami tahun kemarin, dan mengingat pikiran aku masih di lorong tsunami,jadi aku akan melewatkan juga itu. Nah,makassar nih satu-satunya alternativ yang tersisa. Itupun harganya udah sejuta lebih, naik 100%. 

 

Jadi udah nih, makassar. Tapi terlalu mainstream kalau ke makassar. Tiba-tiba banget nih, ah toraja aja. Udah deh jadinya toraja tujuannya. 

 

Toraja itu terkenal sama kuburannya. Yes, kuburan. Pernah ga sih kepikiran kalau budaya mereka menyimpan Jena ah itu bisa begitu menarik sampai banyak wisatawan asing datang kesana. Nah itu juga alasanku. Sekali Lagi, makassar itu terlalu mainstream. Ga begitu cocok sama jiwa ku yang out of the box ini.

 

Di hari yang ditentukan, tibalah aku dan Ririn. Oh iya, aku ga solo kali ini. Ririn ini salah satu pembaca blog ini. Kenal karena dia baca blog yang backpacker ke Aceh dan sabang. Kami tiba sudah sore, hampir margib tapi langit masih terang, kayak di Aceh. Keluar dari kedatangan, Kami udah disambut sama Irfan dan Ica, junior-nya Ririn yang juga baru ketemu saat itu. Jelas ini bukan aku banget, ketemu dan bahkan traveling sama orang baru. Yah..semua orang berubah kan?

 

Oke. Balik Lagi ke topik.

Karena tujuannya emang toraja, jadi Kami memang langsung memesan tiket bus via website yang jadwalnya akan berangkat jam 9 malam. Banyak banget pilihan bus malam yang ke toraja dari makassar, Ada sleeper bus. Tapi Kami ambil yang paling murah Rp 150.000,- itu aja udah nyaamaaan banget buat tidur.

 

Kira-Kira masih ada 3 jam lah ya sebelum busnya. Jadi Mari Kita keliling makassar dulu. Tujuan pertama, benteng rotterdam.

 

Tapi, wait a minute..masalah pertama muncul ketika Ica dan irfan ga bisa menemukan kartu tol. Terpaksa irfan Harus turun dan beli dulu. Pas nyampe Rotterdam, sebelum parkir nih ya, kesan pertama aku "buset ini tempat pacaran deh kayaknya. Banyak banget yang pacaran disini, mungkin karena tempatnya adem kali ya. Kita masuk nih, ga bayar TIKET karena udah mau tutup, jadi disuruh masuk aja. Jadi aku ga gitu tahu berapa harga tiketnya, ga explore banyak juga karena apanya yang mau di explore Wong tempatnya udah tutup semua. Yang ga ditutup ya cuma gerbang depannya itu doang. Padahal aku penasaran banget sama penjaranya. Tapi ya sudahlah, belum rezeki.

 

Tak berapa lama berselang sejak Kami masuk, 10 menitan mungkin, Ada pengumuman kalau bentengnya mau ditutup, kamipun bergegas ke pantai losari. Buat yang memilih jalan kaki, kalau kesini aku saranin untuk jalan aja, jangan naik kendaraan, selain tempatnya dekat, kalau naik kendaraan masuknya juga Harus di ujungggg banget. Kami berempat kesusahan nyari tempat masuk diantara hujan guedeeeeeee dan macetnya jalanan sepanjang pantai losari.

 

Akhirnya sudah masuk ke Kawasan pantai losarinya, Ica markirin mobil pas di depan tulisan pantai losari. Kita langsung turun ga? Ya ga lah..ujan guedeeee. Siapa juga yang mau basah-basahan. Film india kali ah.

Karena hujan kayaknya makin parah dan ga tahu mau ngapain dalam mobil. Ica pun markirin mobil dekaaatttt banget sama jalan keluar mobil, yang juga dekat dengan tempat jajanan Pisang epe dan milu bakar, biar Kami berempat ga gitu basah basah banget kalau nerjang hujan.

Udah nih, udah dapat tempat. Pesan kan, bervariasi. Aku pesan yang pisang epe cokelat. Tapi akhirnya aku makan yang pisang epe cokelat susu. Ini aslinya pesanan irfan, tapi sama mbaknya yang nganterin tuh sama sekali ga dijelaskan ini tuh rasanya apa gitu. Sama irfan, pas pisang epe cokelat datang, langsung di makan sama dia. Lagi asyik makan, terus Ririn bilang "ini kayaknya kalau pisang epe-nya pake gula merah sama kelapa lebih enak deh" dan dengan polosnya Ica dan Irfan bilang kalau emang iya, itu pisang epe original yang kayak gitu. Yasalam...

Pas ujan mulai reda, kami foto-foto sebentar di Tulisan pantai Losari yang legendaris itu. Pengennya sih di mesjid terapung yang banyak kubah-nya itu, tapi kata mereka belum beres pengerjaannya.

Udah beres kan. Udah jam 7 lewat. Menurut ica, jarak ke terminal tuh sejam lebih. Ya udah deh ya, daripada ketinggalan bus, jadi mari menuju terminal. Ga tahunya diperjalanan, mereka menawarkan untuk makan dulu. Makan di Pallubasa Serigala. Dan luar biasanya, mereka berdua ga tahu dengan pasti Pallubasa serigala itu sebelah mana tempatnya, padahal itu Pallubasa paling terkenal se Makassar raya. Mereka berdua pake Google maps dong kesananya. Walhasil kita nyampe tempat itu udah mau jam 8. Sejam lagi sebelum bus Toraja berangkat.

Kami kemudian makan dalam santai. Berasa ga punya beban apa-apa. Aku malah sempat cuci muka dulu. Disini makannya satu set ya, Pallubasa, nasi, sama teh botol (yang disajikan dalam gelas gede) harganya Rp 30.000,-. Enaaaakkkkkk kalau kata aku mah.

Urusan makan itu benar-benar membuat lupa soal si bus. Sampai selesai makan, kemudian supir busnya mulai nelponin terus, nanyain dimana. Asliiiii aku ga mudeng bapaknya ngomong apa, tiap kali bapaknya nelpon, aku kasih Irfan. 

Entah Ica di bawah tekanan karena udah mau jam 9, Ditelpon In melulu, dan dia ga gitu hapal jalanan, dia mulai malu mobil sampai 100km/jam. Jangankan lubang kecil, genangan aja di bablas sama dia dong, dan diantara ngebut-ngebutnya itu dia salah jalan pemirsa. Kepanikan memuncak.

Sementara itu. Bapaknya nelponin mulu. Irfan mengambil peran ngejawab asal-asalan waktu perkiraan nyampe. Mulai dari 15 menit, 10 menit, 5 menit, 3 menit sampai di akhir dia nyebutin " mampir Indomaret dulu Pak" sumpahhhhh...kalau situasinya beda, aku ngakak sejadi-jadinya pasti.

Akhirnya, setelah kerjasama luar biasa antara ica dan Irfan, nyampe juga kami berdua di terminal Daya. Tinggal aku dan Ririn yang belum ada. Setelah ngucapin banyak terima kasih karena sudah direpotkan, kamipun berpisah dengan Ica dan Irfan dan segera naik ke bus primadona. Siap menuju Toraja

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar