iklan

Minggu, 21 April 2019

Kuburan Alami dan Kuburan Buatan di Toraja

bagian dalam Londa

Wisata di Toraja itu identik sama wisata kuburannya. Bukan kuburan kayak yang umum sudah tentu, kalau umum.. ya' masa' orang mau jauh-jauh datang kesana kalau kuburannya yang mau di lihat itu ya ada di sekitarnya.

Setelah lihat langsung ke Toraja, aku tahu sih kenapa kuburan mereka bisa jadi begitu menarik. Selain upacara pemakaman mereka yang mewah, cara nguburinnya juga ga biasa. Apalagi untuk orang yang ga biasa kayak ketua adat gitu, minimalnya kudu nyembelih 24 kerbau. Dan kamu tahu berapa harga 1 ekor kerbau di Toraja? Rata-rata Rp 50.000.000,-/ekor. Buset, 20 aja udah 1Milyar. Subhanaallah

Nah..udah acara pemakamannya unik. Nguburinnya ya unik juga dong. Disini,ada 2 jenis kuburan, yang dua-duanya sama-sama unik. Aku mengklasifikasikannya ke dalam 2 jenis kuburan, yaitu kuburan Alami dan kuburan buatan. Kuburan alami tuh adanya di Londa/Kete Kesu dan kuburan Buatan ada di banyak tempat kayak di Lemo/Lokomata/Tonga Rio/Bori Parinding.

Jadi, sebenarnya apa sih bedanya kuburan alami dan kuburan buatan di Toraja? Kuburan alami seperti yang ada di Londa tuh ada Gua yang emang udah ada secara alami, mayat-mayatnya tinggal dimasukkan ke dalam tempat-tempat yang memungkinkan untuk dimasukkan peti, sistemnya ditumpuk-tumpuk kalau ada peti mayat baru. Jadi, kamu bisa lihat yang udah jadi tengkorak, benar-benar tengkorak bukan tengkorak buatan kayak di Lap Biologi. Plus peri yang masih 'baru' yang udah kemakan rayap, ada semua di dalam.





Di Londa sendiri tak ada penghalangnya, kamu bisa lihat dengan terang benderang, bahkan ada 2 kepala tengkorak yang diletakkan di tanah. Ceritanya 2 tengkorak ini remeo Julietnya Toraja, mereka pengen nikah tapi ga bisa karena sepupuan, akhirnya memilih bunuh diri deh berdua.

Juga tak ada pantangan apa-apa disini, ya sopan-sopan ajalah kalau menurut aku. Jangan iseng mau pegangin tengkoraknya, mau ngecek itu beneran atau ga,karena itu sama sekali ga lucu. Dibilang menakutkan sih menurut aku ga juga, Karena udah sering lihat tengkorak karena pas SMA sering banget masuk Lab Biologi, ya jadi udah biasa aja. Padahal itu bukan tengkorak mainan loh, itu beneran punya daging dan hidup dulu, ada sesajennya, tapi asli biasa aja lihatnya. Karena siang kali, kalau udah magrib disuruh masuk kesitu ya aku bakalan nolak lah.

Udah nih soal kuburan alaminya. Kuburan buatan? Artinya kuburannya dibuat secara manual. Ga ada gua kayak Londa. Kuburan buatan itu benar-benar dibuat pake tangan, jadi gunung batu tuh dilubangin pelan-pelan pake alat sederhana, dan untuk 1 lubang aja butuh waktu sekira 4 bulan. 4 bulan saudara-saudara hanya untuk bikin kuburannya. Selama 4 bulan itu nunggu dimana mayatnya? Aku ga tahu, pas disana ga ada upacara pemakaman, dan ga ada yang ditawarin juga. Kalau ditawarin mau ga? Hmm..50:50 lah. Mungkin pengen, mungkin juga ga. Tergantung mood aku lagi gimana pas ditawarin liat.

Kuburannya menakutkan ga? SUMPAH!!! Ga sama sekali. Apalagi pas di Lemo. Ya Allah, itu depan kuburannya hamparan sawah nan hijau jadi pemandangan. Asli,bagus banget. Tapi,lagi-lagi aku bilang, aku perginya siang masih ada matahari di atas kepala, entah kalau perginya udah bulan yang di atas kepala, aku ga bakalan bilang gini pasti.


Lemo

Tapi, apapun itu, dikubur secara alami atau dikuburkan buatan. Cara mereka menyimpan jenazah itu benar-benar sesuatu yang unik. Sempat kepikiran, gimana kalau generasi yang selanjutnya udah ga mau lagi nyimpen jenazah dengan cara itu? Dan lebih memilih dikuburkan secara konvensional? 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar