iklan

Jumat, 04 Desember 2020

Monumen Trikora Bitung

 

Hallo kalian yang suka baca blog-ku..

Kali ini aku mau ngebahas tentang..masih dari perjalanan backpacker singkatku ke Bitung. Kalau kau sudah baca tulisan itu, kamu pasti tahu kalau tempat pertama yang kami datangi adalah monument trikora bitung. Jika kau tanya aku kemarin sebelum aku memutuskan mengangkat topic ini di blog-ku, aku ga akan pernah tahu kalau Trikora itu artinya Tri Komando Rakyat. Duh, aku beneran Cuma datang..foto, foto, foto, foto, terus pergi. Beda hal-nya kalau ku ke museum.

 



Add caption







Berawal dari baru tahunya aku kalau Trikora itu ternyata singkatan, mulailah aku nyari informasi lebih banyak tentang Monumen Trikora itu. Monumen Trikora bitung sendiri konon kabarnya dibangun sekitar tahun 80-an, sebagai suatu bangunan sejarah yang mengenang bahwa TNI pernah mendarat di bitung dalam misi penbebasan Irian barat di tahun 1961.

Disini makin lebih menarik kan? Ya... aku ga pernah benar-benar tahu kalau sejarah jadi mengasyikan gini setelah kita lihat tempatnya dulu.

Balik ke topic. Kalau kalian bertanya-tanya emangnya kenapa dengan Irian barat sampai harus di bebaskan? Ngumpul yuk, kita satu frekuensi.

Dari hasil penelusuran yang aku dapat nih, di 19 Desember 1948, Republik Indonesia itu pernah di serang pasukan Belanda pimpinan Simon Hendrik Spoor. Serangan ini diberi nama Operasi Gagak dan mengincar Yogyakarta, Ibukota Republik kala itu.

Kalau kamu sama tidak mengertinya sejarah kayak aku, kamu pasti bertanya-tanya “Loh Indonesia bukannya udah merdeka di 17 agustus 1945? Kok bisa-bisanya 3 tahun kemudian Belanda masih nyerang? Ga cukup 3,5 abad ngejajah Indonesia apa. Hmm...dari pertanyaan itu, aku nyari info lagi dong pasti, aku dapat kesimpulan kala itu Belanda tuh sampai tahun itu ga mengakui kedaulatan Indonesia, perlu diplomasi dan tekanan Internasional dulu di Konferensi Meja Bundar (KMB) di akhir 1949, sampai Belanda mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia, lebih tepatnya di 27 Desember 1949.

Nah, satu pertanyaaku lagi, sebelum lanjut ceritanya. Yogyakarta tuh pernah jadi Ibukota Republik ya? Duh...selama pelajaran sejarah aku kemana sih, kok soal ini ga ada sama sekali yang nyantol di ingetanku.

Lanjuttt... 27 Desember 1949 udah ada kesepakatan kalau Belanda harus menyerahkan wilayah Indonesia meliputi bekas wilayah Hindia Belanda, termasuk Papua. Eh, Belanda-nya ngeyel, baru diserahkan setahun kemudian si Papua-nya. Karena Papua kaya hasil alam kali ya.

Usut punya usut, Belanda tuh sebenarnya masih pengen banget berkuasa lagi, sampai-sampai ngedeketin orang-orang asli Papua. Pertahanan Papua diperkuat sama Belanda. Sampai ada kejadian ada kapal induk Belanda, Karel Doorman tanggal 4 April 1960 dikirimkan ke Irian Barat dengan alasan kalau bakalan bikin “Pameran Bendera” (Vlagvertoon) tapi malah banyak banget kapal perangnya.

Soekarno yang pada masa itu udah jadi presiden RI, tentu aja ga tinggal diam. Dibikinlah pasukan yang dikasih nama Korps Tentara-1 (Korra-1) buat melawan usaha Belanda menguasai Papua nih.

Nah, selain itu Soekarno juga mengumpulkan rakyat Indonesia di depan Tugu Yogyakarta. Tujuannya? Ya buat membakar semangat warga biar Papua ga jatuh ke tangan Belanda dengan gampangnya. Tanggal 19 Desember sendiri adalah usulan dari Mohamad Yamin di sidang Depertan yang berlangsung pada tanggal 11 Desember 1961. 19 Desember sendiri sama dengan tanggal ketika Belanda menyerang Yogyakarta di tahun 1948. 13 tahun kemudian. Susah ya, ku pikir pas 17 agustus 1945 udah beres semua ini masalah jajah menjajah Indonesia.

Nah, di depan lautan manusia di Tugu Yogyakarta, Presiden Soekarno memulai pidato-nya. Isi penting dari pidato trikora itu adalah “Gagalkan Negara Boneka Papua, Kibarkan bendera merah putih di Papua dan Bersiap untuk mobilisasi umum”

Kalau secara lengkap isi pidato-nya adalah “Batalkan ‘negara papua’itu! Kibarkan bendera Sang Merah Putih di Irian Barat! Gagalkan! Kibarkan bendera kita! Siap sedialah, akan datang mobilisasi umum! Mobilisasi umum bagi yang mengenai seluruh rakyat Indonesia untuk membebaskan Irian Barat sama sekali daripada cengkraman imperialis Belanda

Orang Indonesia mengingat tiga pokok utama pidato tersebut sebagai Tri Komando Rakyat.

Nah, kira-kira kayak gitu asal muasal nama trikora itu. Bangunan Momunem Trikora sendiri ternyata ga Cuma ada di Bitung, tapi ada di 3 tempat. Pertama di Bitung, kedua di Salakan, Sulawesi Tengah dan sudah pasti di Papua, Monumen Trikora Morotai. 3 bangunan monument trikora ini sendiri tidak memiliki 1 konsep yang sama, bentuk monumennya berbeda satu dengan yang lain.

Monumen Trikora Salakan


Monumen trikora Morotai


Nah, kira-kira segitu hasil penelusuranku. Semoga nanti kalau ada rezekinya, aku bisa datang ke 2 monumen trikora yang lainnya, dan bisa nulis sejarah versi aku gini lagi.

Udah ngebahas sejarahnya, sekarang bangunan Monumen Trikora Bitung itu sendiri.. Sudah aku jelaskan di tulisanku sebelumnya, bahwa di Monumen ini ada icon besar dan langsung menyita perhatian yaitu patung binatang Tarsius. Juga ada bangkai pesawat yang bisa jadi latar belakang foto, juga ada tugu tinggi dengan dinding relief yang menceritakan sejarah singkatnya. 

Kalau kau cuma sekedar ingin foto, tempat ini bagus banget. tapi kalau kau juga ingin tahu sejarah, maka tempat ini adalah tempat yang cocok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar