Akhirnya...
Setelah backpackeran tipis-tipis dan hampir setahun sejak backpacker ke
Kalsel, aku akhirnya backpacker jauh lagi.
Kalau kamu ngikutin cerita backpackeranku, pasti tahu kalau sebenarnya
tahun kemarin itu harusnya aku bukan ke Banjarmasin, tapi ke Kupang. Tapi
karena satu dan lain hal, akhirnya batal. Nah... tahun kemarin itu ke Kupang,
aku harusnya sama Gita (temen kuliahku di Jogja, yang juga sering muncul di
cerita backpackeranku, karena dia muncul di cerita backpacker ke Aceh dan
Sabang, juga ketika aku keliling Jawa dan kami ketemu di Jogja dan di Jakarta),
tapi karena batal jadilah kami harus re-schedule, dan dipilihlah tahun ini ke
Padang.
Kalau juga kamu masih ingat, partner backpackeranku selain Gita, ada
juga Tri. Nah, berhubung dia udah ga lagi di Jakarta, dan udah balik ke
Pekanbaru, jadi kami merencanakan untuk ngajakin dia ketemu di Padang. Kan udah
satu pulau, Sumatera gitu. Sejak awal Tri udah bilang kalau jarak
Padang-Pekanbaru tuh 8 jam. Tapi menurutku dan Gita, itu bisa diatasi. Aku yang
emang udah biasa naik bus Gorontalo-Manado, juga kalau backpackeran, jelas itu
bukan masalah. Gita begitu juga. Macet dari Jakarta ke Jogja bisa butuh waktu
jauh lebih lama. Aman berarti.
Tiket udah jauh jauh kami beli, karena emang rencana ini udah ada sejak
2021. Aku lupa tepatnya kapan kami beli tiket, kalau ga salah di bulan Maret
atau April. Waktu itu ketemu tiket lumayan murah, seharga Rp 605.591,- Super
Air Jet. Ya sekalian nyobain pesawatnya, Ya kan. Ini tiket dari Jakarta ke
Padang ya. Ga semua penerbangan, harganya Cuma segitu.
Karena diputuskan waktu backpackeran kami baru bulan Agustus, jadi sisa
tiket dan booking hotel, bisa dicicil satu-satu sebelum keberangkatan. Akupun
udah beli tiket menuju Jakarta. Aku dapat di harga Rp 1.419.644,- transit
Surabaya, dengan Lion Air. Aku ngambil yang siang, sengaja. Karena baru
keesokan harinya kami ke Padang-nya. Aku dan Gita akan ketemu di Hotel, biar
bareng ke Bandara-nya.
Mulai-lah berburu hotel-nya. Karena kami akan pindah-pindah, jadi
hotelnya yang kami booking harus ada di Jakarta, Padang, dan Bukittinggi. Di
Pekanbaru tidak ada, karena kami akan nginep di tempatnya Tri. Di Jakarta aku
dapat Ibis Budget seharga Rp 303.875,-/malam. Waktu itu juga lagi ada apa gitu
di Traveloka, jadi ada banyak diskonan. Jadi kami dapat Amaris di Padang
seharga Rp 360.338/ malam. Dan Bukittinggi seharga Rp 840.745,- untuk dua
malam. Ini Grand Galery ya nama hotelnya. Bahkan saking semangatnya booking
hotel, kami malah udah booking hotel balik dari pekanbaru ke Jakarta. Hotel
Millenium Sirih Jakarta seharga Rp 276.765,-/ malam.
Udah nih beres urusan tiket dan hotel-hotel. Satu yang tidak kami
perhitungkan, Tiket pulang. Dari Pekanbaru ke Jakarta. Tiba-tiba harga tiket
melambung tinggi. Tinggi sekali. Harga tiket dari Pekanbaru ke Jakarta harus
kami bayar seharga Rp 948.600. Jangan kau tanyakan harga tiket pulangku. Aku
sampe memutuskan mampir Makassar dulu, karena ogah rugi bayar tiket-nya mahal
banget. 2x lipatnya tiket pergi.
Pengen ku batalin, tapi ya sudahlah.. show must go on.
Tibalah hari keberangkatan. Aku dianter adikku. Dari rumah udah di
wanti-wanti bapak untuk langsung ke bandara, biar ga ketinggalan pesawat. Tapi
dasar kami berdua ngeyel, masih aja ngurusin yang lain sebelum ke bandara.
Jadwal penerbanganku jam 11.55, kami baru nyampe bandara 11.30.
Begitu dia parkir, lari-larianlah aku masuk. Di depan diminta tunjukkin
sertifikat vaksin, dan Allahuakbar, sertifikat vaksin ke-3 ku ga muncul. Mati
aku. Untung aja aku bawa bukti vaksin-ku lengkap, dan bisa diterima. Langsung
lari lagi ke counter check in, yang ternyata udah tutup. Untung aja aku udah
check in duluan, jadi tinggal cetak aja. Adikku di luar dah was-was, tadi aku
sempat ngecek harga tiket takut aku ga bisa ngejar pesawatnya. Harga-nya 3juta
lebih. Matiiii aku. Tapi Alhamdulillah-nya aman, masih bisa aku naik pesawat.
Yang jadi masalah berikutnya adalah.. apa kabar aku di Soetta besok. Apa
mereka bakalan percaya dengan kertas-kertas bukti vaksinku. Sertifikat satu dan
dua-ku ada. Emang ada, kan ku pake waktu ke Banjarmasin kemarin. Nah,
booster-nya nih yang ga muncul. Ya masa aku harus PCR sih.
Jadilah aku begitu turun pesawat di terminal 2. Langsung pindah ke
Terminal 1. Karena Super Air jet keberangkatan dan kedatangan di terminal 1.
Nanya petugasnya dan katanya boleh, ditunjukin aja buktinya itu karena emang
peduli lindungi kadang error.
Setelah memastikan itu, aku kemudian naik Grab ke Ibis. Lumayan banget
harga-nya. Delapan puluh ribu-an. Padahal jaraknya tuh dekeeetttt bangettt.
Tapi ya sudahlah. Aku males nyari transport yang lain. Juga itu tarif bandara
ya. Semisal kamu dari Ibis budget ke Bandara, tarifnya muraaahhh banget. ga
nyampe setengahnya itu.
Sampai di Ibis, aku sempat nanya layanan Shuttle bus ke bandara ke
resepsionisnya, dan ada. Berarti aku dan Gita tinggal naik itu aja ke
bandara-nya besok.
Jadwal shuttle bus ibis |
Gita agak sedikit telat pulang kantornya. Jadi agak telat juga datang
nyusulin aku. Tapi gak apa-apa, toh akhirnya kami jadi ngobrol panjang dulu
sampe lupa kalau kami punya penerbangan pagi besok harinya. Juga emang aku
tidak niat untuk explore Jakarta hari itu, aku Cuma butuh menyimpan tenaga untuk
backpacker ke Padang besok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar