iklan

Kamis, 08 September 2022

Backpacker ke Sumbar #3

 


Seperti yang sudah di bahas di part 2 sebelumnya, kalau hari ini kami (Aku dan Gita) akan pindah dari Padang ke Bukittinggi. Setelah sarapan di hotel, packing, siap-siap, kami langsung check out jam 9 lewat dan menuju SkyZ hostel lagi, mau balikin motor, sekalian kami memang minta dijemput disitu. Ya tidak mungkin di Hotel dong. Bolak balik jadinya.

Sekitar pukul 10.00 WIB, kami di jemput oleh mobil travelnya, ke perwakilan buat bayar-bayaran. Per-orangnya Rp 50.000,-. Aku tidak begitu tahu tariff resmi-nya. Menurut taksi online yang kami tumpangi dari Stasiun Padang ke SkyZ Hostel, tarifnya tuh Rp 30.000,-. Tapi gak apa-apalah. Ketahuan di bahasa kan kalau kami berdua bukan warga lokal, jadi kemungkinan dimintai harga sedikit lebih tinggi itu ada.

Travelnya tuh mobil pribadi. Aku dan Gita dapat kursi di tengah, bareng satu ibu-ibu yang dengan senang hati bangunin kami berdua yang tidur pas lewat Lembah Anai. Juga ngasih tahu ada Istana Pagaruyung, yang setelah kami cari fotonya di internet, bagus banget. Juga adalah orang yang sadar kalau hotel kami hampir kelewatan pas udah nyampe bukittinggi. Hotel yang sudah kami booking itu Grand Gallery Bukittinggi, dikira sopir-nya Hotel Merci. Ibu-nya baik banget sumpah.

Padang Bukittinggi sendiri hanya ditempuh selama 2 jam. Tapi nanjak terus. Tapi jangan khawatir, pemandangan sepanjang jalannya bagus. Kami pake Erte Travel. Nomornya 081371705888. Bisa kamu hubungi kalau pas punya rencana yang sama seperti kami.

Seperti biasa, waktu check in masih lama. Jadi kami hanya menitip barang dan memilih jalan kaki menuju tempat makan nasi kapau yang sempat kami lewati sebelum sampai hotel. Ada 2 tempat makan nasi kapau di dekat Hotel kami, tapi ada satu yang jauh lebih rame dari yang satunya. Sebagai pendatang, jelas kami akan memilih untuk makan di yang rame dong. Namanya Nasi Kapau Linda.



Ada banyak menu-nya dan ruame poll... sampe sulit untuk dapat tempat duduk. Aku memilih rendang ayam. Tapi kali ini tidak nambah. Sebagai anak introvert, disuruh makan di tempat rame yang udah ada yang ngantri buat tempat duduk itu jelas tidak nyaman. Aku dan Gita dengan cepat menyelesaikan makan kami, dan melanjutkan jalan kaki ke Monumen Bung Hatta.

Sedikit cerita, kenapa kami tidak langsung menyewa motor saja. Karena kami tidak dapat sama sekali seperti di Padang kemarin. Kami sempat minta nomer dari hotel, tapi nomornya tidak aktif. Juga karena di maps tuh jarak tempat yang akan kami datangi itu dekat-dekat, bisa untuk kami jalan kaki.



Jadilah abis dari Monumen Bung Hatta, kami berdua jalan kaki menuju Rumah Kelahiran Bung Hatta. Semisal kamu juga punya rencana yang sama persis kayak aku, atau pengen ngikutin caraku, dari monument itu, ada bunderan kan, ambil jalan yang bawah. Aku dan Gita lumayan buang waktu berapa menit gegara sama-sama ga bisa baca maps. Masalah klasik wanita. Meski pada akhirnya kami menemukan jalan yang benar.

Jalan menuju Rumah Kelahiran Bung Hatta ini melewati pasar ya. Jangan lupa bawa minum, karena ternyata lumayan juga jaraknya.

Masuk Rumah Kelahiran Bung Hatta yang pada akhirnya dialih fungsikan sebagai museum ini cukup menarik. Suasana tenangnya itu membuat betah berlama-lama disana. Apalagi ada banyak sendal bakiak yang disediakan kalau kamu hendak menuju dapur dan kamar mandi-nya. Masuk museum-nya wajib lepas sepatu soalnya.





Abis dari situ. Aku dan Gita (atau lebih tepatnya aku sih yang ngotot) naik taksi Online mau menuju Rumah Adat Baanjuang. Waktu Sopir taksinya bilang Oh di Kebun Binatang. Gita makin tidak semangat. Kayaknya dia kecapean karena ku ajakin jalan dari Monumen ke Museum, yang jaraknya lumayan di tengah terik udara Bukittinggi.

Tiket masuk kebun binatangnya Rp 25.000,-/ orangnya. Tapi tenang, kami tidak salah alamat. Benar Rumah Adat Baanjuang ada disini, Juga Jembatan Limpapeh dan Fort De Kock, ada di satu tempat yang sama.





Beres ke tiga tempat ini. Kami melipir sebentar, nyari Laundry di Internet. Ketemu yang mau jemput di Hotel. Bapaknya ngasih kami 20 menit untuk nyampe di Hotel. Dan tahu tidak, kami masih dengan ngeyelnya jalan. Dan Taraaaaaaaa... kami kesasar. Bapak Laundry-nya udah nunggu lama, dan pulang. Udah kesasar, masih juga ga ketemu tempatnya. Haha.

Saking udah putus asa-nya, akhirnya kami pesan taksi online lagi. Harusnya dari awal.

Balik ke hotel, sudah bisa check in. Sekalian kami nanyain nomer sewa motornya kok bisa ga aktif. Selidik punya selidik, hp bapaknya tuh lowbat. Untung bisa dihubungi pihak hotel ke nomer yang satunya. Akhirnya kami dapat sewa motor seharga Rp 80.000,-. Padahal rata-rata sewa motor di Bukittinggi tuh Rp 100.000,- ditambah charger Rp 25.000,- karena antar jemput ke hotel. Hadeh, yang Rp 80.000,- itu udah sama antar jemputnya.

Motor sudah aman, kami baru keluar malam untuk nyari makan malam dan nganterin laundry yang tadi sore ditinggal bapaknya. Sekilo-nya Rp 15.000,- besok pagi jam 8 akan diantarkan ke Hotel.

Oh iya, sore-nya kami nongkrong di Cafe di atas hotel kami. Kayaknya lumayan nge-hitz. Karena banyak banget anak muda-nya. Kami disitu Cuma karena pengen sunsetan aja.




Tujuan kami makan malam sudah sangat jelas Ayam Pop pas di pintu keluar Kebun Binatang yang tadi siang kami datangi. Serius, ayam Pop-nya juaraaaaaaaaaaaaa. Enak banget Tuhan. Aku harus memasukkan Ayam Pop ke dalam menu favoritku. Asli, enak banget.



Perut kenyang, waktunya nyantai. Karena kami memang tidak punya tujuan selain nyari makan. Besok baru mau ke Istara Pagaruyung-nya. Karena tidak tahu mau ngapain, maka kami ke Jam Gadang. Ruame polllll. Dan lagi-lagi si jiwa introvert di diriku ini jelas tidak akan PD untuk foto disitu disaat banyak orang. Juga karena hujan mulai turun, kami langsung pulang ke Hotel. Jam Gadangnya bisa besok pagi. Toh jarak hotel kami dan jam gadang bisa dengan jalan kaki. Tenang, kami tidak akan kesasar. Kan kami sudah tahu arahnya kemana.



 

 

 

2 komentar:

  1. Wah hotelnya sama, tp dl blm ada cafe di rooftop nya. Bukittinggi asyik, objeknya deket + cukup banyak, bisa jalan kaki aja kemana"

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayaknya hotel ini lumayan paling terkenal deh, mungkin karena jaraknya sama tempat wisata dekat semua ya

      Hapus