iklan

Sabtu, 15 Oktober 2022

Backpacker ke Pekanbaru #3

 


Hari ke-3 di Pekanbaru.

Pada dasarnya kami berdua benar-benar sudah tidak tahu apa yang harus kami lakukan hari itu, padahal kami baru akan meninggalkan kota itu sore hari. Setelah goler-goler ga jelas di kamar hotel. Kami memutuskan untuk kuliner saja.

Sarapan. Biasanya kami sarapan gratis di hotel. Tapi hari ini dengan tujuan untuk kulineran, jadi kami mulai dari sarapan. Miso Pak Lek. Inget ga kalau kami pernah dikasih tahu supir grab waktu mau makan di Sate Cun, kalau tempat ini antri-nya banget. dia udah mulai antri dari jam 7, dan baru kebagian jam 9. Itupun  sebelum jam 11 sudah habis.

Berangkat dari saran itu. Pagi-pagi banget abis subuh, kami dah jalan. Iya, pake si helm full face itu. Jalanan dekat penginapan rada rame, karena CFD. Sepanjang jalan nih aku udah berkali-kali bilang ke Gita, ini kalau sampe nyampe sana tutup. Bener-bener deh, kita tuh ga beruntung di Pekanbaru. Kopi kim teng tutup.

Dan benar saja, hari minggu Miso Pak Lek tutup. Dahlah. Bener-bener sial kali. Karena udah jalan akhirnya kami memutuskan untuk sarapan Ketupat Gulai Paku “Onen” yang sebenarnya jaraknya bisa kami tempuh jalan kaki dari hotel. Tiap kali main kami selalu lewat sini.

Tempatnya rame, tapi tidak mengantri. Banyak yang melayani. Menu paling juara ya si Ketupat gulai Paku ini. Tapi jujur, untukku yang jarang sarapan ini, sarapan dengan menu Ketupat Gulai itu sungguh too much. Tapi tenang kok, Ketupat Gulai Paku Onen ini ga Cuma buka pagi hari, bisa jadi menu makan siang, cemilan sore, malam juga bisa.



Abis dari situ, kami langsung balik hotel. Gita sempat memesan oleh-oleh lagi lewat ojek online. Kami baru turun untuk balikin motor dan makan siang.

Kami memilih makan siang di dekat hotel. Bakso Malang. Haha. Kami butuh yang segar-segar, dan kami berdua malas jalan kaki. Panas banget. Mana aku pake vest pula. Lengkaplah sudah kegerahan itu.

Abis makan. Packing lagi, dan langsung ke Bandara. Kami menunggu lumayan lama sebelum check in, gegara khawatir sama si Kopi kawa daun itu, tapi Alhamdulillah aman. Ga diperiksa sama sekali. Ah iya lupa, ongkos taksi online dari Hotel ke Bandara Rp 28.000,-.




Kami nyampe Jakarta udah malam. Langsung pake kereta bandara menuju Stasiun Sudirman. Melewati anak-anak Citayam Fashion Week yang lagi nongkrong, dan pake grab menuju hotel pesanan kami. Hotel Millenium.

Secara ajaib, ini adalah hotel termewah yang ku bayar dengan harga murah. Cuma Rp 276.765 (Dua ratus tujuh puluh enam ribu tujuh ratus enam puluh lima rupiah).

Waktu check in, aku ditawarin untuk jadi member. Aku iyain aja. Meski aku ga tahu, kapan lagi aku bisa nginep hotel bagus begini pake uangku sendiri. Ditawarin juga untuk sarapan dengan bayar Rp 100.000,-/orang. Dia ga tahu, ini harga hotelnya aja nunggu promo dulu. Kalau ga, ya mana aku mau bayar mahal-mahal Cuma untuk tidur aja.

Aku sempat lihat layanan laundry-nya juga karena pengen nyuci kemeja-ku, dan harganya membuatku terkejut. Rp 37.500./potong. Allahuakbar. Jiwa backpackerku langsung meronta.

Urusan check in beres, kami langsung naik ke lantai 12. Ah ini ada cerita tentang hotel-hotel kami selama backpackeran ini, tapi nanti aja. Kalau cerita backpackerannya dah beres.

Karena udah terlalu capek, kami pesen makan lewat gofood, menunya Ayam cabe hijau seharga Rp 22.000,-/porsi, yang sambelnya mantap bangettt. Mana kami sama-sama udah ga punya air mineral pula. Adanya air gratisan yang ada di kamar

. Sambil nunggu, aku tiduran sambil membelakangi Gita. Tiba-tiba Gita nanya “Kak Fitri nangis?” astaga...aku udah mencoba menahan sakit punggung, ditanyain gitu. Katanya dia denger suara orang nangis. Alhasil pas makanan kami datang, Gita minta ditemenin turun. Karena emang selantai itu tuh sepi banget.

Tapi secara keseluruan, aku suka bangettttt hotel itu. Setelah drama-drama tidak beruntungnya kami hari ini, ternyata kami dapat hotel yang bagussss.

Pemandangan dari kamar

terlihat nyaman kan


 

2 komentar: