iklan

Sabtu, 19 November 2022

AlaFit: Drama Bandara

 


Akhirnya tiba juga di cerita terakhir tentang backpackeranku tahun ini. Yap... seperti yang sudah kamu baca, kota terakhirku adalah Makassar. Dan aku sudah menghabiskan waktu sehari di kota itu. Sebenarnya yah, cerita penutupan ini tidak harus ada. Tapi karena aku mengalami kejadian lagi, jadi harus kumasukkan ke dalam blogku.

Jam 7 aku di jemput bapak in drive yang jemput aku di bandara kemarin (iya.. yang sempat dipalak itu), aku janjian biar ga perlu nyari lagi. Diperjalan aman-aman aja. Sampai tiba di bandarapun aman-aman aja.

Yang jadi permasalahan di perjalanan kali ini, bukan aku pindah pesawat. Tidak. Masalah kali ini datang karena sertifikat vaksinku yang sejak awal ku khawatirkan, tapi ternyata aman-aman di bandara Sam Ratulangi, Soetta 2 kali, dan di bandara Sultan Syarif Kasim, eh di penerbangan ini malah jadi masalah.

Aku tidak bawa barang kan, jadi sebenarnya bisa langsung cetak tiket mandiri. Masalahnya di bandara Sultan Hassanudin itu ada petugasnya, dan hal pertama yang dia tanyakan adalah sertifikat vaksin di peduli lindungi. Mampus. Sertifikatku kan baru ada 2, aku tunjukinlah si kertas vaksin ke-3. Tapi sepertinya emang regulasi Sultan Hassanudin itu ketat sekali, aku langsung diarahkan ke petugas kesehatan bandara. Tidak di oper kesana kemari kayak kemarin.

Langsung aku menuju ke tempat kesehatan bandara yang tidak begitu jauh dari counter check in mandiri. Tidak ada antrian. Jadi aku langsung duduk. Diperiksa kartu vaksinku, dan ditanyain kalau aku punya tidak kontak puskesmas tempat aku suntik vaksin. Ya mana ku tahu. Astaga... kenal petugasnya saja tidak, kenapa aku harus menyimpan nomer puskesmanya.

Beberapa menit kemudian sebelum mereka mengeluarkan surat kalau bener aku udah vaksin ke-3. Aku diminta untuk langsung lapor ke puskesmas begitu nyampe, biar dataku bisa langsung di input. Tapi percayalah, sampai aku upload tulisan ini, dataku belum juga di input.

Aku sudah ke puskesmasnya sebenarnya, nunggu sejam untuk menginput dataku, tapi waktu itu petugasnya cuma nerima kartuku, kemudian pergi buat vaksin. Dan waktu aku minta ke petugas yang lain kartuku, katanya aku disuruh balik besok aja, karena kartunya tidak ada. Lah.. luar biasa.

Aku pergi dong (dengan kesal tentunya), di tengah jalan aku disusulin di balikin kartu vaksinku oleh pasien yang kebetulan nunggu juga bareng aku. Nah, sampai sekarang aku masih ngumpulin mood dulu untuk ngurusin itu vaksin ke-3 ku. Sepertinya nunggu aku jadwal backpacker dulu.

Oh iya lanjut soal si cerita di bandara...

Udah nih, surat keterangan sudah dikeluarkan, bisa langsung cetak tiket manual di bantu petugasnya. Dan tumben lagi, aku dapat kursi sebelah kanan dekat kaca. Biasanya selalu sebelah kiri.

Baliklah aku ke kota-ku. Nyari duit lagi biar bisa backpackeran lagi. Nulis untuk update blog ini lagi.

Sampai jumpa di cerita backpacker kota ke-26 tahun depan. Iya...tahun ini belum selesai, tapi aku sudah ada rencana backpacker tahun depan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar