Hari
ke-empat yang juga adalah hari terakhir di Penang. Karena siangnya kami harus
ke Singapura dan balik ke Indonesia lagi. Kenapa harus lewat singapura lagi, ya...
karena tiket murahnya emang mewajibkan untuk transit singapura lagi. Untung aja
Singapura tuh ga pake cap passport lagi. Kalau ga, astaga..cepat full
passportku karena selalu kebagian tiket transit berpuluh-puluh jam di
Singapura.
Balik
ke topic..
Seperti
udah di spill di cerita sebelumnya. Hari ini kami berencana dan harus kejadian
ke Bee Hwa Cafe dan nyobain makanannya, udah 2 kali percobaan nih sejak nyampe
Penang, masak yang ketiga kali bakalan gagal juga sih.
Jadi, kami dengan sengaja nge-skip sarapan di
hostel dan segera memesan taksi ke Bee Hwa Café. Sempat ketemu ibu yang punya
hostel sih, ditanyain, dan kami bilang kalau mau ke Bee Hwa Café. Untung kami
memilih naik taksi, karena sepanjang perjalanan hujan lagi, dan kali ini aku ga
bawa payung. Alamat bakalan basah sih ini. Tapi semoga hujannya ga gitu lama.
Begitu
nyampe tempatnya, kami langsung masuk. Ga ada semenit sejak kami duduk, kami
langsung disamperin yang jaga, disebutin apa aja yang mereka punya, dan kami
langsung memesan. Semua terjadi kurang dari 5 menit. Yang kami tahu hanyalah
kami memesan nasi goreng, kwetiaw dan 2 gelas the tarik. Harganya kami tak
tahu, jangankan harga.. acara ngelihat-lihat menupun tidak terjadi.
Diseberang
meja kami ku lihat rombongan polisi sedang makan. Belakangan aku baru tahu
kalau ternyata Bee Hwa Café ini hadap-hadapan persis dengan kantor polisi
Penang. Pantesan aja banyak polisi makan disini.
Tak
lama berselang, makanan kami sampai. Jujur, porsinya jelas bukan aku banget
meskipun aku lagi senang-senangnya makan, apalagi aku yang lagi males makan
ini, jelas itu porsi yang sangat besar. Harga perporsinya 11RM udah termasuk teh tarik ya. Setelah
menerima struk-nya, aku baru tahu kalau kami disajikan porsi besarnya. Ada
porsi normalnya. kan bisa lebih murah ya kalau disajikan di porsi normal.
Rasanya
enak. Dan ini halal ya. Karena yang masak adalah orang islam. Café ini ga buka
sampe malam. Karena emang café buat sarapan aja, jadi ga nyampe malam.
Oh,
sedikit saran dari aku... kalau kalian ke Bee Hwa Café. Coba minta menu-nya
dulu. Biar sekalian bisa lihat-lihat apa yang mau dipesan dulu. Dan dating
siangan aja. Biar sekalian makan siang.
Perut
udah kenyang. Saatnya nyari oleh-oleh. Tidak ada daftar jalan-jalan hari ini
karena sudah kami lakukan selama 2 hari berturut-turut, yang bikin kakiku
nyut-nyutan.
Disekitaran
Café itu ada pasar. Masih agak gerimis, tapi kami memutuskan untuk jalan aja.
Toh deket banget ini. Jadi masuklah kami ke pasar itu, aku ga gitu tahu namanya
sih, tapi letaknya dekat dengan Bee Hwa Cafe. Meski makin ke dalam pasar, yang
dijual hanyalah ikan. Tapi bagian depannya bisa banget buat beli cokelat, kopi,
bahkan kaos buat oleh-oleh. Harganya juga pasti lebih murah daripada di tempat wisata.
Cokelatnya Cuma 1RM. Auto beli banyak aku.
Disini
aku cuma beli kaos buat 2 keponakanku, dan cokelat kecil-kecil. Karena sisa
oleh-oleh yang lain akan kami lengkapi di Armenian Street. Pesan taksi lagi dengan
tujuan Armenian Street. Jadilah kami, sekali lagi mengelilingi Armenian street.
Tapi kali ini dengan tujuan berbeda, bukan untuk nyari mural. Tapi keluar masuk
took, bandingin harga.
Sejam
sebelum check out, kami sudah kembali ke hostel. Beres-beres dan segera memesan
taksi menuju bandara.
Aku
sempat beli sandwich si mesin buat menu makan siang. Malamnya bisa beli di
Changi, karena kami rencananya mau ngemper di bandara aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar