iklan

Selasa, 16 Januari 2024

Backpacker ke Pinang #4

 

Hari ke-empat yang juga adalah hari terakhir di Penang. Karena siangnya kami harus ke Singapura dan balik ke Indonesia lagi. Kenapa harus lewat singapura lagi, ya... karena tiket murahnya emang mewajibkan untuk transit singapura lagi. Untung aja Singapura tuh ga pake cap passport lagi. Kalau ga, astaga..cepat full passportku karena selalu kebagian tiket transit berpuluh-puluh jam di Singapura.

Balik ke topic..

Seperti udah di spill di cerita sebelumnya. Hari ini kami berencana dan harus kejadian ke Bee Hwa Cafe dan nyobain makanannya, udah 2 kali percobaan nih sejak nyampe Penang, masak yang ketiga kali bakalan gagal juga sih.

 Jadi, kami dengan sengaja nge-skip sarapan di hostel dan segera memesan taksi ke Bee Hwa Café. Sempat ketemu ibu yang punya hostel sih, ditanyain, dan kami bilang kalau mau ke Bee Hwa Café. Untung kami memilih naik taksi, karena sepanjang perjalanan hujan lagi, dan kali ini aku ga bawa payung. Alamat bakalan basah sih ini. Tapi semoga hujannya ga gitu lama.

Begitu nyampe tempatnya, kami langsung masuk. Ga ada semenit sejak kami duduk, kami langsung disamperin yang jaga, disebutin apa aja yang mereka punya, dan kami langsung memesan. Semua terjadi kurang dari 5 menit. Yang kami tahu hanyalah kami memesan nasi goreng, kwetiaw dan 2 gelas the tarik. Harganya kami tak tahu, jangankan harga.. acara ngelihat-lihat menupun tidak terjadi.

Diseberang meja kami ku lihat rombongan polisi sedang makan. Belakangan aku baru tahu kalau ternyata Bee Hwa Café ini hadap-hadapan persis dengan kantor polisi Penang. Pantesan aja banyak polisi makan disini.

Tak lama berselang, makanan kami sampai. Jujur, porsinya jelas bukan aku banget meskipun aku lagi senang-senangnya makan, apalagi aku yang lagi males makan ini, jelas itu porsi yang sangat besar. Harga perporsinya 11RM udah termasuk teh tarik ya. Setelah menerima struk-nya, aku baru tahu kalau kami disajikan porsi besarnya. Ada porsi normalnya. kan bisa lebih murah ya kalau disajikan di porsi normal.



Rasanya enak. Dan ini halal ya. Karena yang masak adalah orang islam. Café ini ga buka sampe malam. Karena emang café buat sarapan aja, jadi ga nyampe malam.

Oh, sedikit saran dari aku... kalau kalian ke Bee Hwa Café. Coba minta menu-nya dulu. Biar sekalian bisa lihat-lihat apa yang mau dipesan dulu. Dan dating siangan aja. Biar sekalian makan siang.

Perut udah kenyang. Saatnya nyari oleh-oleh. Tidak ada daftar jalan-jalan hari ini karena sudah kami lakukan selama 2 hari berturut-turut, yang bikin kakiku nyut-nyutan.

Disekitaran Café itu ada pasar. Masih agak gerimis, tapi kami memutuskan untuk jalan aja. Toh deket banget ini. Jadi masuklah kami ke pasar itu, aku ga gitu tahu namanya sih, tapi letaknya dekat dengan Bee Hwa Cafe. Meski makin ke dalam pasar, yang dijual hanyalah ikan. Tapi bagian depannya bisa banget buat beli cokelat, kopi, bahkan kaos buat oleh-oleh. Harganya juga pasti lebih murah daripada di tempat wisata. Cokelatnya Cuma 1RM. Auto beli banyak aku.

Disini aku cuma beli kaos buat 2 keponakanku, dan cokelat kecil-kecil. Karena sisa oleh-oleh yang lain akan kami lengkapi di Armenian Street. Pesan taksi lagi dengan tujuan Armenian Street. Jadilah kami, sekali lagi mengelilingi Armenian street. Tapi kali ini dengan tujuan berbeda, bukan untuk nyari mural. Tapi keluar masuk took, bandingin harga.

Sejam sebelum check out, kami sudah kembali ke hostel. Beres-beres dan segera memesan taksi menuju bandara.

Aku sempat beli sandwich si mesin buat menu makan siang. Malamnya bisa beli di Changi, karena kami rencananya mau ngemper di bandara aja.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar